Bagaimana emosi mempengaruhi tubuh?
Respons fisiologis digerakkan oleh saraf otonom dan sistem limbik. Ketika kita merasakan takut atau cemas, sistem limbik akan aktif dan digerakkan. Dari emosi takut akan menghasilkan reaksi perilaku bersiap-siap dan melawan. Tubuh akan otomatis melawan jika merasakan hal yang mengancam. Reaksi melawan ini merupakan mekanisme fisiologis yang dimonitori lobus frontalis yang diteruskan ke hipotalamus (Huffman dkk, 1991).Â
Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar adrenal agar melepaskan epinefrin dalam darah. Epinefrin menyebabkan detak jantung lebih cepat, napas pendek, dan glukosa meningkat. Hal tersebut akan menyebabkan rasa ingin berlari jika takut. Tidak heran jika seseorang sedang takut, mereka dapat berlari lebih kencang jika dibandingkan dalam kondisi normal.
B. Konsep tingkah laku
Pengertian tingkah laku
Tingkah laku sebagaimana dijelaskan oleh B.F Skinner merupakan respons individu dari suatu stimulus dari luar. Skinner menjuluki teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respons) dimulai dengan adanya stimulus atau rangsangan terhadap organisme, lalu diikuti dengan respon dari organisme tersebut (Notoatmodjo, 2003).Â
Bentuk tingkah laku
Sebagaimana yang dijabarkan Robert Y. Kwick (1972), tingkah laku dapat diamati dan dipelajari. Namun, tingkah laku tidak hanya terbatas pada apa yang dapat diamati atau terlihat. Â Tingkah laku dibedakan menjadi dua bentuk, yakni tingkah laku motorik dan kognitif. Tingkah laku motorik yaitu semua yang dilakukan individu dalam bentuk gerakan/tindakan yang dapat dilihat secara fisik. Tingkah laku motorik digolongkan menjadi dua, yaitu disadari dan yang tak disadari.Â