Walter Cannon dan Philip Bard yang mengemukakan teori ini menjelaskan bahwa emosi dan perubahan tubuh terjadi bersamaan, bukan satu per satu. Neurosains mendukung teori ini dengan mengatakan bahwa ketika fenomena rangsangan terdeteksi, informasi diteruskan ke otak bagian amygdala dan korteks pada saat bersamaan.Â
Mekanisme otak dalam memproses emosi
Dalam mengkoordinasi tingkah laku emosi (senang, sedih, marah, takut), sistem limbik memegang peran penting, dengan amigdala menjadi pusatnya. Sistem limbik ini lah yang mengatur emosi, memori, dan tingkah laku individu. Letak sistem limbik ada di bagian lobus temporal. Sistem limbik memiliki struktur dan fungsinya masing-masing, yaitu :
-
Hipotalamus
Mengontrol reaksi emosional, mengendalikan kadar gula dan garam, hormon, dan tekanan darah.
Amigdala
Amigdala berperan dalam memproses emosi (ketakutan, agresi, marah, kecemasan, kesenangan, motivasi), nafsu makan, dan naluri seksual. Impuls elektrik pada amigdala mendorong tingkah laku agresif. Sementara jika amigdala dihilangkan, akan menimbulkan perilaku tenang. Apabila terjadi kerusakan akan mengakibatkan tidak dapat mengenali emosi.
Hippokampus
Memiliki peran dalam memori jangka panjang dan aktivitas belajar.
Korteks
Berfungsi mengendalikan emosi, ekspresi, suasana hati, dan motivasi. Korteks limbik terdiri dari 2 bagian, yaitu Gyrus cingulate yang berfungsi memproses emosi yang disadari dan Cingulate parahippocampal yang berfungsi sebagai penghubung dari sistem limbik.Â