Mohon tunggu...
Ama Kewaman
Ama Kewaman Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Lepas

Lahir di Lembata, NTT, pulau terpencil bagai kepingan surga di bumi pada awal oktober 1994. Sekarang mengembara dalam jejak-jeak rantau.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gaun Pengantin

23 Juni 2021   23:57 Diperbarui: 24 Juni 2021   00:45 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sent: 04-Juli-2018 20: 31: 05

Ok, abng.

Sender: Beloed Sister 08082018xxxx

Sent: 04-Juli-2018 20: 31: 27

Cinta telah berkelana begitu jauh dari desa kelahiran, mengarungi samudra nan luas untuk menjumpai kami di kota harapan, kota kami mengejar cita-cita yang dipesan oleh orang tua kami. Aku mencatat dalam sejarah hidupku sebagai kota kesalahan, sedangkan kakak perempuanku yang kedua menamainya sebagai kota perjuangan. Iya, mungkin lebih tepatnya begitu, tapi aku hanya menduga-duga.

Lalu aku mulai bertaya-tanya dalam diam dan sendiriku, tentang apa yang mampir di pelipis mataku dalam rupa rindu dan derai air mata, perihal kepergian kakaku yang pertama bersama dengan lelaki pilihannya. Biarkan air mata dan pelukan mesraku akan mengabarkan berita rinduku yang berat untuk melepaskannya pergi atas kebersamaan yang telah kami jalani seama lebih kurang seperempat abad yang lalu.

Aku tahu, rindu kami padanya telah menjerat kakinya untuk berat melangkah, dan ia sendiri telah mempersiapkan semuaya. Beberapa hari yang lalu, aku mendapat kabar, bahwa ia hanya menunggu aku dan kakak perempuanku yang kedua di kota ini untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut hari bahagianya dan menyaksikan prosesi pernikahan dengan lelaki pilihannya. 

Bukan berarti ia tak mau membayar mahal pada orang yang telah berpenalaman dalam hal tata rias da segala macamnya, tetapi ia hanya mengharapkan pada hari-hari akhir perpisahan kami, ia hanya ingin merasakan segala sesuatu tentang persiapan pernikahannya hanya dikerjakan oleh kami, sebab tangan lembut kami yang dibalut rindu akan dikenangnya bila rindu ini terlepas dari keluarga.

"Untuk tata rias dan busana segala macamnya itu, kaka hanya tunggu kakak perempuanmu yang kedua dari situ." Kata ibu menirukan ucapannya. Ibu melanjutkan, "dan kue pengantin di noe one pesan hama ama. Noke ala mari moke doi ki be tula." Kata ibu yang terdengar dari dalam ponsel.

Untuk menebus rindu pada kakak perempuan kami yang pertama, aku dan kakak perempuanku yang kedua telah menumpukan rindu yang berlapis-lapis dalam helai-helai benang yang merampungkan gaun pengantin, sehinga bila rindu ini terlepas, ia akan tetap membekas. Saat musim datang membawa hujan dengan kuyup rindu, gaun pengantin yang berbalut rindu akan menyejukan tubuhnya dengan kehangatan untuk berselimut karena kami  takan membiarkan dirimu dirayu dingin di kamarmu yang lain.

Kepadamu, kakak perempuan yang telah kujadikan sajak perkasa, telah kusemai rindu yang akan menjagamu disepanjang jalan kenangan kita. Hari ini, aku telah siap dengan perisai rindu untuk menyaksikan engkau mengenakan gaun pengantin, gaun bersulam rindu yang paling mujarab. Sebagai bait doa yang selalu kupanjat pada Tuhan, 'biarlah kasih-Mu engkau sucikan dalam ikatan perkawinan kakaku, agar rakhmat dan kasih yang berlimpah memberkahi perjalanan hidup yang telah mereka bangun atas nama-Mu yang suci.'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun