Mohon tunggu...
Alya Putri N
Alya Putri N Mohon Tunggu... Arsitek - Pelajar

Hobi menggambar tapi suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hanya Menjadi Kenangan

7 Februari 2021   12:34 Diperbarui: 7 Februari 2021   13:12 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Saya tidak akan melaporkan kamu Rizky. Sebenarnya saya cukup terkejut mendengar hal ini. Tapi ya seperti yang sudah diketahui. Akan sangat tidak adil untuk pegawai yang lain jika kamu masih bekerja disini setelah apa yang telah menimpa kamu hari ini. Kamu saya pecat. Semoga kamu bisa mendapatkan pekerjaan ditempat lain" ujar Pak Ferdy.

Lututnya seakan-akan lemas tak berdaya. Tubuhnya berasa seperti ditusuk oleh puluhan pisau. Sungguh menyakitkan. Ia tidak tahu harus berkata apa lagi.

"Baik Pak, terimakasih selama ini saya bisa bekerja di sini" Jawab Rizky kemudian pergi dengan kepala yang di penuhi pikiran keluarganya.

Rizky merasa terpukul sekali. Ia kebingungan gimana nanti untuk memberi tahu keluarganya. Ia juga bingung kenapa barang itu bisa ada didalam tas miliknya. Padahal seingatnya ia tidak pernah berniat sekalipun untuk mengambil barang apapun tanpa izin dari Pabrik itu.

Ia diberhentikan oleh Pabrik tanpa adanya pesangon bahkan dia tetap diharuskan membayar semua utang pinjamannya kepada Pabrik.

Masalah handphone saja sampai saat ini masih belum bisa diwujudkan. Padahal setelah melunasi utangnya kepada pabrik, Rizky berencana akan mengumpulkan uang untuk membelikan Adiknya handphone.

Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Itu mungkin ungkapan yang cocok untuk Rizky. Adiknya meminta dibelikan handphone, Bapaknya jatuh dari kamar mandi sehingga harus dirawat dan membuat utangnya bertambah karena untuk membayar biaya rumah sakit Bapaknya selama dirawat dan di berhentikan bekerja tanpa diberi pesangon.

Saat ini yang menjadi tujuannya adalah pacarnya, Sindi. Ia akan memberi tahu Sindi jika ia sudah diberhentikan dari tempat ia bekerja. Rizky juga bingung siapa lagi yang akan mendengarkan segala keluh kesahnya selain Sindi. Karena jika kepada orang tuanya itu hanya akan menambah beban pikiran.

"Sin, aku telah diberhentikan dari pabrik" keluh Rizky kepada Sindi.

"Kok bisa? Memangnya kamu melakukan apa sampai bisa diberhentikan seperti itu?" tanya Sindi penasaran.

Rizky mulai menceritakan semuanya kepada Sindi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun