Mohon tunggu...
Alya Putri N
Alya Putri N Mohon Tunggu... Arsitek - Pelajar

Hobi menggambar tapi suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hanya Menjadi Kenangan

7 Februari 2021   12:34 Diperbarui: 7 Februari 2021   13:12 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Tidak apa Bu. Kalau untuk hujan-hujanan seperti ini tubuh Rizky masih tetap kuat. Angin tidak bisa menembus tubuh Iki"

"Kamu ini ya. Yasudah sana cepat mandi. Ganti bajunya supaya tidak masuk angin."

"Siap Bu!" Jawab Rizky sambil menyomot satu singkong rebus kemudian segera pergi untuk mandi dan berganti pakaian.

Diumurnya yang baru menginjak enam belas  tahun dia harus merelakan masa-masanya untuk bersekolah dan bermain dengan teman sebayanya. Kekurangan biaya yang membuat  nya mau tidak mau untuk berhenti sekolah. Orang tuanya sudah tidak bisa bekerja seperti biasanya. Mungkin karena sudah termakan usia, tenaganya tidak sekuat dulu.

Jangankan untuk membayar uang sekolah setiap bulannya. Untuk makan saja terkadang ia harus meminta makan ke salah satu rumah kakaknya yang sudah menikah. Rasa tidak enak dan canggung pasti ada. Apalagi jika hubungan dengan pasangan dari kakaknya itu tidak terlalu akrab. Namun, dari pada harus menahan lapar dan pada akhirnya malah membuatnya sakit maag kemudian berobat dan itu harus mengeluarkan uang. Sayang uangnya, menurutnya uangnya lebih baik dipakai untuk membeli beras beserta lauk pauknya.

Saat itu belum ada bantuan untuk anak sekolah yang kurang mampu. Tidak seperti sekarang, sudah ada bantuan biaya untuk sekolah tapi malah disalahgunakan. Tidak semuanya tentunya, hanya orang-orang yang kurang bersyukur dan bertanggung jawab atas apa yang telah didapatkan.

Terkadang rasa bersalah selalu muncul dipikirannya. Dulu ia termasuk anak yang nakal, sering bolos sekolah bahkan nilai ulangan tidak pernah ada yang diatas KKM. Herannya dia selalu naik kelas. Karena nilai yang kurang menyebabkan dia tidak diterima di SMP Negeri di daerahnya.

Setelah lulus SMP dia tidak melanjutkan ke jenjang yang berikutnya. Ia memutuskan untuk ikut bekerja bersama tetangganya yang memang pada saat itu menawarkan pekerjaan kepada dirinya. Hanya menjadi seorang buruh. Yang gajinya tidak terlalu besar namun cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pekerjaannya memang melelahkan. Namun, itu tidak menjadi masalah bagi Rizky. Yang penting ia bisa membantu kebutuhan ekonomi keluarganya, meringankan beban orang tua dan yang paling penting supaya Adiknya bisa tetap sekolah. Ia tidak mau adiknya harus putus sekolah seperti dirinya yang karena kekurangan biaya. Adiknya harus tetap sekolah karena sekolah itu penting juga agar adiknya bisa mendapatkan pekerjaan yang tidak terlalu menguras tenaga, tempatnya nyaman dan juga gajinya besar.

Ketika sedang berbaring diatas tempat tidurnya untuk beristirahat. Tiba-tiba pintu kamarnya yang tidak terkunci dibuka oleh seseorang dari luar. Dan ternyata adalah Adik perempuannya, Dita.

Lantas Rizky pun bangun dan menatap sang Adik kesayangannya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun