Analisis Unsur-unsur Ekstrinsik Puisi
Latar Belakang Penulis
Latar belakang penulis adalah informasi tentang kehidupan dan karya penulis yang dapat mempengaruhi makna dan tujuan puisi. Latar belakang penulis puisi Bunga dan Tembok adalah sebagai berikut:
- Wiji Thukul adalah seorang penyair dan aktivis yang lahir pada tahun 1963 di Solo, Jawa Tengah. Ia mulai menulis puisi sejak usia muda dan tergabung dalam kelompok sastra Bengkel Teater yang dipimpin oleh Rendra. Ia juga aktif dalam berbagai gerakan sosial dan politik, seperti Serikat Buruh, Serikat Petani, Serikat Tani Nasional, dan Partai Rakyat Demokratik. Ia dikenal karena karya-karyanya yang mengkritik rezim Orde Baru dan menyuarakan aspirasi rakyat. Ia juga dikenal karena gaya bahasanya yang sederhana, lugas, dan tegas, tetapi juga memiliki makna yang dalam dan kuat.
- Pada tahun 1998, saat terjadi krisis ekonomi dan politik yang mengguncang Indonesia, Wiji Thukul menghilang secara misterius dan tidak pernah ditemukan hingga kini. Ada banyak spekulasi tentang nasibnya, seperti dibunuh, ditangkap, melarikan diri, atau bersembunyi. Beberapa karya-karyanya yang belum diterbitkan ditemukan oleh keluarganya dan kemudian diterbitkan dengan judul Nyanyian Akar Rumput pada tahun 1999. Puisi Bunga dan Tembok termasuk dalam kumpulan puisi tersebut.
Konteks Sejarah
Konteks sejarah adalah informasi tentang keadaan sosial, budaya, dan politik yang terjadi pada saat puisi ditulis atau diterbitkan, yang dapat mempengaruhi makna dan tujuan puisi. Konteks sejarah puisi Bunga dan Tembok adalah sebagai berikut:
- Puisi Bunga dan Tembok ditulis pada masa Orde Baru, yaitu periode pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Soeharto dari tahun 1966 hingga 1998. Masa ini ditandai oleh pembangunan dan modernisasi yang pesat, tetapi juga oleh ketidakadilan, korupsi, dan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas. Banyak rakyat yang menderita akibat kemiskinan, pengangguran, inflasi, dan krisis ekonomi. Banyak pula yang menjadi korban kekerasan, penangkapan, pembunuhan, dan penghilangan paksa oleh aparat negara. Banyak pula yang menjadi saksi bisu atau pemberontak sunyi terhadap keadaan tersebut.
- Pada tahun 1998, terjadi gerakan reformasi yang menuntut pengunduran diri Soeharto dan perubahan sistem politik yang demokratis. Gerakan ini dipicu oleh krisis ekonomi dan politik yang semakin parah, serta oleh aksi protes dan demonstrasi yang dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat, seperti mahasiswa, buruh, petani, dan aktivis. Gerakan ini juga didukung oleh berbagai media massa, organisasi masyarakat sipil, tokoh agama, dan tokoh militer. Akhirnya, pada tanggal 21 Mei 1998, Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden dan digantikan oleh B.J. Habibie. Masa ini disebut sebagai masa reformasi, yaitu periode transisi menuju demokrasi yang lebih baik.
Pandangan Pembaca