Ari memandangi senyum di bibir Melani. "Sama-sama. Kita cari ayahmu sampai dapat."
Mereka berdua terus berjalan di atas trotoar hingga menyebrangi sebuah zebra cross di ujung jalan. Tanpa sadar, tubuh keduanya mulai berdekatan satu sama lain. Ari tak sadar jika seluruh cerita yang dikisahkan Melani benar-benar menarik perhatiannya.
---
Di hadapan Ari dan Melani telah duduk seorang bapak-bapak tua berusia hampir 60 tahunan yang Ari yakini sebagai ketua RT tempat rumah Melani yang lama. Terlihat wajah lelaki tua tersebut nampak keriput. Rambutnya sudah banyak beruban. Tatapan matanya sayu.
"Saya tidak mengenal yang namanya siapa tadi?"
"Tan Soe Ping." jawab Melani.
"Namanya seperti jajanan pasar.. Saya tak ingat nama seperti itu." kata lelaki tua itu sambil memasang ekspresi berusaha mengingat sesuatu.
Ari dan Melani saling lirik. Melani pun merogoh tas merahnya. Dari dalam tas tersebut, Melani mengeluarkan lima lembar uang seratus ribuan. Ia meletakkan uang itu di atas meja.
Melihat uang tersebut, kedua mata sang bapak langsung terbuka lebar. Ia langsung menyambar uang yang ada di atas meja. Wajahnya langsung berubah seketika.
"Sepertinya saya ingat sesuatu."
Ari dan Melani saling lirik kembali.