Mohon tunggu...
Alviyatun
Alviyatun Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik) di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Blog : https://alviyatunyudi.blogspot.com/ Pesan : Proses belajar berjalan sepanjang hayat, proses sabar dan ikhlas menerima dan menjalani segala ketentuan Allah dengan ikkhtiyar yang optimal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Prahara Secangkir Teh Hijau

30 September 2020   22:12 Diperbarui: 30 September 2020   22:20 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasti menemani suaminya minum teh. Teh hijau yang dibuat Rasti memang enak dan mantap. Teh hijau itu dibeli dari kebun teh langsung di Karang Anyar. 

Beberapa waktu yang lalu Roni dan Rasti bepergian ke Karang Anyar untuk melihat langsung kebun teh dan pabrik pembuatan teh. Segelas teh hangat buatan Rasti mampu menyegarkan kembali pikiran Roni yang sepulang dari kantor tadi nampak kalut. Kini Roni bisa tersenyum kembali.

"Terimakasih tehnya,sayang. Badan dan pikiranku telah segar kembali,"kata Roni yang membuat hati Rasti senang.
"Ah,mas Roni. Sama-sama deh, alhamdulillah kalau mas sudah baikkan kembali. Sekarang mas istirahat dulu ya, Rasti mau masak untuk makan malam kita,"pinta Rasti.

Saat Rasti hendak melangkah ke dapur,tiba-tiba tangan Roni menarik lembut tangan Rasti. Rasti kaget dan memandang mas Roni dengan senyum termanisnya.

"Sayang...kamu tahu nggak apa yang aku pikirkan saat ini?"tanya Roni.
'Apa ya...eeem...???"Rasti mencoba mencari jawab. Tapi Roni dengan cepat mengucapkan,"Aku cinta kamu,sampai kapanpun..."

Rasti pun malu dan memerah pipinya. Hatinya membuncah penuh kebahagiaan dalam peluk sayang suaminya. Seakan tak ingin dilepas sang isteri dari pelukannya.

Roni dan Rasti. Mereka menikah lima tahun yang lalu,tapi sampai saat ini belum dikaruniai momongan. Sebenarnya mereka sudah sangat ingin menimang buah hati mereka. Berbagai upaya telah mereka jalani demi menjemput rizki Allah ini. 

Tapi ternyata Allah belum memberikan apa yang mereka ingini. Terkadang ada rasa sepi, kerinduan yang sangat akan hadirnya si buah hati penerus generasi dari pernikahan mereka. Bahkan di saat sendiri, tak jarang Rasti menangis tanpa pernah Roni tahu.

Rasti mencoba menghilangkan rasa sepi itu dengan mengikuti berbagai kegiatan seperti kursus memasak berbagai masakan daerah dan juga berbagai masakan cake. Di hari tertentu dia mengikuti kuliah ibu profesional secara rutin. 

Kuliah ibu profesional ini diikuti oleh para wanita yang ingin menjadi ibu yang profesional baik dalam mendidik anak,mengembangkan diri,membina rumah tangga dengan baik dan profesional. Dengan berbagai kegiatan tersebut kini Rasti tidak merasa sepi lagi. Roni pun mendukung dan memberi suport kepada Rasti.  

Hingga suatu hari Rasti mengungkapkan keinginan untuk membuka usaha catering di rumahnya. Dia mencari waktu luang saat Roni berada di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun