Sebagai prajurit tentu harus sedia dan siap diterjunkan ke medan laga bagaimanapun walaupun  tidak sesuai hati nurani kami, mengawal unjuk rasa, bertugas sebagai pasukan perdamaian, atau mengawal pejabat pemerintah atau bakal calon pemimin adalah hal biasa buat kami, siap apapun yang terjadi kemudian di depan mata kami.
Semua harus dikorbankan untuk menegakkan merah  putih dan NKRi harga mati, harus dan masuk dalam sanubari ke tulang-tulang rusuk kami. Sebenarnya aku sebagai prajurit yang bertugas dalam teknologi informasi dan propaganda untuk menshare keberhasilan semua pasukan sudah sesuai hati nuraniku namun ini kenyataan yang tidak bisa aku pungkiri tahun ini kita akan berhadapan lagi dengan saudara-saudara kita yang berbeda dan ingin merdeka dari  ibu pertiwi itulah yang entah mengapa hati nuraniku tidak enak tidak untuk menjalankan tugas ini namun karena ini adalah tugas negara semua aku tepis demi tegaknya merah putih di bumi papua barat sampai kapanpun. Ini sangat membuat aku masygul karena medan laga  itu  tepat di ujung timur dari nusantara ini yang sungguh membuatku semakin yakin inilah ujian terberat jiwa ragaku  saat ini.
"Semua gangguan keamanan akan kita libas dengan pendekatan  kemanusiaan dan  hak asasi kemanusiaan itu harus ditaati semua prajurit apapun pangkatnya!" seru sang komandan lagi
"Papua barat ini adalah NKRI dan NKRI adalah harga mati, ingat itu semuanya, siapkan jiwa ragamu, untuk menumpas pemberontak yang inginkan lepasnya Papua barat ini dari pangkuan ibu pertiwi!"
"Siap!" jawab kami serentak
" siap atau tidak siap kita harus tetap tegakkan merah putih di tanah papua ini!'
"Siapa komandan, darah  jiwa dan ragaku untuk keutuhan NKRI!" kami berteriak untuk gelorakan semangat kami di dada kami.Â
Semua harus dijalankan dengan ikhlas ketika KKB dengan OPM nya menghancurkan fasilitas umum, membakar sekolahan, puskesmas dan pasar serta membunuh orang-orang yang tidak mendukung kegiatan mereka itulah fakta yang mengerikan yang aku temu di pergolakan untuk "kemerdekaan" semu yang di sponsori oleh neo kolonialisme baru yang berupaya mencabik-cabik bumi pertiwi ini.
Penyanderaan sebagai upaya barter uang senjata dan amunisi mereka jalankan untuk menghidupkan semua gerakan  bersenjata mereka inilah yang membuat kami harus bangkit demi kemanusiaan dan sungguh menyakitkan kami ketika beberapa anggota prajurit gabungan TNI dan Polri gugur dalam upaya pembebasan beberapa sandera bukan sebuah rahasia umum lagi.
Penyerbuan ke markas OPM/KKB malam itu sudah berhasil menewaskan beberapa anggota OPM/KKB dan berhasil membebaskan beberapa sandera yang sudah hampir tiga bulan mereka sandera di prajurit kami ada beberapa yang terluka kena peluru dan juga panah nyasar, Â beberapa sedikit parah karena tertembak kaki dan bagian tubuh yang lainnya
**