Tetap Kritis Dalam Damai
Cerpen: Alot Andreas
Hari itu udara memang terasa panas memanggang. Meski senja sudah semakin dekat, kegerahan belum juga mau pergi. Matahari juga nampak tak mau segera menyelinap di balik gunung. Sinar sorenya masih cukup menyengat. Suasana kampung usai pemilihan umum pilpres dan legislatif hari itu belum juga berkurang keramaiannya. Orang masih lalu-lalang. Juga kendaraan. Kumpulan orang-orang yang sedang berbincang --bincang masih nampak di mana-mana.
 Kebetulan jarak antara tiap TPS tidak seberapa jauh sehingga suara petugas KPPS yang sedang mengumumkan sah tidaknya coblosan terdengar bersahut-sahutan. Sambil menyaksikan proses penghitungan di sebuah TPS, nampak warga duduk berkelompok. Tiga sampai lima atau enam orang tiap kelompok. Sudah bisa ditebak isi pembicaraan mereka. Beberapa kelompok nampak berbicara dengan volume sedang-sedang saja. Hanya satu kelompok yang terdiri dari beberapa pemuda yang berbicara dengan suara nyaring diselingi gelak tawa. Kebetulan agak jauh dari TPS. Tapi kadang terasa mengganggu juga.
Nampak Ken, tukang ojek yang memang berperangai riang dan suka menguraikan pembicaraannya secara panjang lebar sedang beraksi. Ia sudah berkali-kali dibatasi oleh teman-temannya untuk bicara soal dukungan dan pilihan politik. Tapi tetap saja ia memaksakan diri untuk bicara. Ommy yang lebih akrab dengannya berusaha membujuknya dan ia akhirnya dengan sukarela patuh juga.
Penghitungan hasil perolehan suara untuk pilpres dan DPR serta DPD telah berakhir agak lama. Sekarang sedang dihitung perolehan suara untuk DPRD tingkat dua atau kabupaten. Setelah barusan selesai penghitungan untuk DPRD tingkat satu. Tiba-tiba suasana menjadi sedikit ramai oleh kehadiran Tapian dan Mar, rekan Ommy dan Ken. Keduanya baru saja berkeliling mencari tahu perolehan suara caleg jagoan mereka. Tentu juga mencaritahu hasil suara perolehan untuk pilpres.
"Paslon nomor 2 unggul di 3 TPS sekaligus. Persis berurutan. TPS 1, TPS 2, dan TPS 3. Sementara di TPS 4 smpai 7 diungguli oleh paslon nomor 1 dan 3. Keduanya berbagi, dua-dua. Itupun secara berurutan juga", urai Tapian begitu menghampiri tempat duduk Ken dan Ommy.
 "TPS 4 dan 5 dimenangkan oleh paslon 1 dan sisanya dimenangkan paslon nomor 3," sambung Mar.
Ommy dan Ken awalnya hanya manggut-manggut. Tapi sesaat kemudian keempatnya seperti dikomando, serentak beranjak meninggalkan TPS 4 tempat mereka mencoblos barusan.
Keempatnya memang mendukung paslon capres dan cawapres yang berbeda; juga caleg yang berbeda. Sejak lama mereka sudah saling tahu kartu masing-masing. Hanya Tapian saja yang masih abu-abu. Tak terus terang menyatakan mendukung yang mana.
Tak terasa mereka sudah tiba di kafe om Bonny. Memang mereka sengaja meninggalkan kendaraan roda dua mereka di sekitar TPS tadi. Jarak tempuh hanya hampir seratusan meter dari tempat mereka berbincang tadi.