Mohon tunggu...
Agus Sujarwo
Agus Sujarwo Mohon Tunggu... Guru - Founder Imani Foundation

Founder Imani Foundation

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Merangkai Harapan dari Samanea "The Little Shenzhen" Hill

20 Juni 2024   23:57 Diperbarui: 22 Juni 2024   21:04 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pupr.bogorkab.go.id

Sebagai smart city, Shenzhen juga dilengkapi dengan sarana transportasi massal modern untuk melayani mobilitas warga maupun pendatang serta mobilitas barang yang ramah lingkungan. Masyarakat di Shenzhen dapat mengakses kereta api cepat, moda raya terpadu (MRT) dan lintas raya terpadu (LRT) dengan mudah dan dengan harga yang terjangkau. Kota ini memiliki lajur pedestrian selebar tiga meter, ya sangat lapang, yang ditujukan bahkan tidak saja untuk pejalan kaki, tetapi juga pesepeda motor listrik, dan penyandang tunanetra yang ditandai dengan ubin taktil kuning bertekstur di bagian tengah. Malah, bagi para pesepeda motor listrik ini disediakan jembatan penyeberangan untuk berpindah dari satu ruas ke ruas jalan lainnya yang dipisahkan oleh jalan raya. Shenzhen membangun satu lajur pedestrian untuk tiga pengguna; ini berarti tentang efisiensi. Dan dengan karakter sepeda motor listrik yang minim bising dan polusi, ini juga berarti tentang kenyamanan.

Di Shenzhen, kita juga dapat menemukan pusat perbelanjaan yang bersanding dengan pasar tradisional; ini berarti tentang keseimbangan. Bahkan untuk menjangkau antarkeduanya cukup hanya dengan berjalan kaki. Shenzhen ibarat menyiapkan lingkungan siap bangun (lisiba) yang dapat mengakomodasi potensi lokal melalui pasar tradisional sekaligus di saat yang sama juga mengakomodasi potensi global melalui pusat perbelanjaan. Dua potensi yang saling melengkapi sehingga menjadikan pertumbuhan ekonomi Shenzhen melaju pesat.

Kembali ke persoalan inti infrastruktur transportasi yang menjadi titik sentral tulisan ini, rencana peralihan jalur untuk truk tambang dari jalan utama Parungpanjang ke lajur tol khusus tambang oleh pemerintah daerah yang didukung oleh pemerintah pusat layak untuk diapresiasi. Ini adalah langkah awal yang positif. Dengan peralihan lajur, itu berarti adanya pengurangan volume beban muatan sehingga dapat meminimalkan terjadinya kerusakan-kerusakan jalan. Dengan pengalihan jalur, maka secara kasatmata, intensitas kendaraan yang melintasi jalan raya juga berkurang sehingga dapat meminimalkan tidak saja kemacetan, tetapi juga kebisingan. Kontur permukaan jalan yang rata ditambah intensitas lalu lalang kendaraan yang sedang akan berimbas pada sisi efisiensi tidak saja sumber daya manusia tetapi juga sumber daya alamnya.

Meskipun begitu, langkah awal ini bukanlah langkah akhir. Belajar dari Shenzhen, penataan infrastruktur transportasi seyogianya tidak diposisikan sebatas persoalan teknikal, katakanlah pengecoran jalan ataupun penambalan aspal jalan, tetapi diposisikan secara komprehensif terkait lanskap kecamatan atau kota secara keseluruhan. Dalam hal ini perlu pendekatan terintegrasi yang menekankan bahwa infrastruktur transportasi pada akhirnya juga bersinggungan dengan sisi lainnya; lingkungan, ekonomi, budaya, sosial, hukum, etika, pun juga teknologi.

Katakanlah dari sisi etika. Dalam konteks ibukota misalnya, seberapa banyak ruas jalan-jalan utama di ibukota yang terbilang permukaannya rata dan juga lebar? Cukup banyak. Namun di sisi lain, seberapa banyak para pengguna jalan raya yang tidak taat etika dengan leluasa melawan arah, menyerobot antrean, mengganti lajur,  memanfaatkan strobo, alih-alih memalsukan plat nomor kendaraan agar terhindar dari sanksi tilang? Tidak tanggung-tanggung malah, banyak dari para pengguna jalan yang niretika ini mengemudikan kendaraan yang dari sisi harga terbilang mahal atau sangat mahal dan juga dari sisi status sosial terbilang berkelimpahan dan terpandang. Ini baru dari sisi etika.

Maka, bicara jalan raya Parungpanjang lebih dari sekadar hal teknis; mengganti, memperbaiki, menambal, memperlebar, mengecor atau hal teknis lainnya melainkan hal komprehensif tentang bagaimana lanskap calon kota mandiri ini kelak akan diwujudkan. Seperti ungkap Senior Research Engineer Huawei Technologies Chen Bin, "Kuncinya adalah berbagi sumber daya data lintas departemen, industri, dan domain dan mengintegrasikannya untuk meningkatkan produktivitas, nilai produksi, dan efisiensi pengelolaan tata kota yang lebih besar."

 

Samanea "The Little Shenzhen" Hill 

 

Tepat 2 Juni 2024 itu untuk yang pertama kalinya saya singgah di Samanea Hill, salah satu permukiman di antara banyak permukiman yang berjejer di sepanjang ruas jalan raya Parungpanjang. Dan meski saya harus "berdansa" di dalam kendaraan dengan membelokkan kemudi ke kanan dan ke kiri demi menghindari lubang jalanan agar sampai ke permukiman ini, suasana emosi saya menjadi tercerahkan begitu saya membelokkan arah kendaraan ke arah kanan menuju gerbang utama (main gate) Samanea Hill. Bentangan gerbangnya yang kekar seakan mengobati rasa penat akibat perjalanan yang panjang. Ditambah ruas jalan menuju gerbang cluster (inner gate) yang lebar seakan menghilangkan rasa sesak akibat perjalanan yang bergelombang.

Dan menilik dari nama permukiman yang disematkan, Samanea, yang merupakan nama depan Latin yang berarti trembesi, menyiratkan bahwa permukiman ini sangat mempertimbangkan sisi ekologis. Di sisi kanan dan kiri sejak gerbang utama menuju gerbang cluster yang berjarak kurang lebih 200 meter tertanam trembesi-trembesi yang masih dalam masa tumbuh. Seperti kita tahu, trembesi merupakan pohon yang berdaya serap CO2 yang maksimal. Pun di sebelah sisi kiri gerbang utama terdapat sebuah situ atau semacam danau yang kemudian dimanfaatkan atau dikelola oleh pengembang permukiman menjadi ruang terbuka hijau. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun