Mohon tunggu...
Agus Sujarwo
Agus Sujarwo Mohon Tunggu... Guru - Founder Imani Foundation

Founder Imani Foundation

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Merangkai Harapan dari Samanea "The Little Shenzhen" Hill

20 Juni 2024   23:57 Diperbarui: 22 Juni 2024   21:04 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pupr.bogorkab.go.id

  

"Not only should we push up the economy. We should also create a good social order and a good social mood. Time is money but efficiency is life."

 Deng Xiaoping,  Pemimpin Tertinggi Revolusi Republik Rakyat Tiongkok

 

Parungpanjang Grand Boulevard 

  

Maka, berbekal dua kekuatan (1) sisi historis sebagai kampung cikal bakal Kota Bogor dan (2) status geografis sebagai serambi Buitenzorg, Parungpanjang menjadi salah satu zona yang sepatutnya menjadi salah satu titik perhatian, khususnya bagi warga Kecamatan Parungpanjang dan terlebih oleh Pemerintah Kabupaten Bogor yang menjadi induk semangnya. Adalah sebuah kekeliruan fatal jika kemudian tanggung jawab status Bogor sebagai kota tanpa kecemasan hanya dibebankan kepada Pemerintah Kabupaten Bogor atau sebaliknya justru dikembalikan kepada para warga yang pernah, sedang, atau akan tinggal di Kecamatan Parungpanjang.

2 Juni 2024, sudah nyaris setengah abad saya menikmati hidup, untuk pertama kalinya saya menjejakkan kaki untuk mengenal wilayah seluas 7.118,06 hektare ini. Memulai perjalanan dari kawasan ICE Business Park BSD, Tangerang Selatan, saya menelusuri jalan di sepanjang BSD Grand Boulevard yang lengang nan lapang. Ruas jalan kemudian mulai menyempit begitu saya berbelok kiri mengarah ke Jalan Raya Pagedangan. Dan mulai terlihat beberapa titik kerusakan setelah beberapa ratus meter melewati Jalan Raya Parungpanjang, terlebih selepas Stasiun Parungpanjang menuju arah Kota Bogor.

Selepas stasiun ini, cukup sering ditemui kontur jalan yang tidak rata, dan banyak yang berlubang. Tidak mengherankan jika kemudian sering dijumpai kendaraan khususnya roda empat yang melintas seolah melawan arah untuk sesaat untuk menghindari permukaan jalan yang rusak sebelum kemudian kembali ke lajur awal. Meskipun begitu, masih ada yang perlu untuk disyukuri karena setidaknya saat itu saya melintas pada masa liburan sekolah, saat siang hari, dengan cuaca cukup cerah tanpa awan alih-alih hujan yang mengguyur deras, pun juga tak harus berjumpa dengan kemacetan yang mengular. O ya ditambah dengan bumper mobil yang cukup tinggi dari permukaan tanah.

Alhasil, dalam kondisi "normal" seperti yang saat itu saya alami, saya pun menghabiskan waktu sekitar 30 menit untuk menempuh perjalanan sejauh 6,4 kilometer terhitung titik awal di sisi barat Stasiun Parungpanjang dan titik akhir di kompleks perumahan tempat saya tinggal di bilangan Samanea Hill, Bogor Barat. Ini  nyaris menyamai waktu tempuh yang saya gunakan dari Mall Bintaro Jaya Exchange, Tangerang Selatan ke Terminal Baranangsiang, Bogor.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun