Mohon tunggu...
Aldy M. Aripin
Aldy M. Aripin Mohon Tunggu... Administrasi - Pengembara

Suami dari seorang istri, ayah dari dua orang anak dan eyang dari tiga orang putu. Blog Pribadi : www.personfield.web.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[Mudasiana] Do Your Best

29 Oktober 2015   20:41 Diperbarui: 1 November 2015   22:28 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Yang muda, yang berprestasi, manfaatkan masa muda sebaiknya | http://lombokpostfm.net"][/caption]Terlahir dari kelurga prasejahtera bukanlah musibah, karena banyak anak muda yang stress, tidak terima dan menyalahkan Tuhan karena terlahir dari orang tua miskin.  Idealnya, kondisi ini bisa dijadikan tantangan bagi diri sendiri untuk kemajuan dan keberhasilan sendiri pula.

Ayah saya, hanya buruh negara dengan golongan dua, ibu lahir dari keluarga penderes karet, peladang dan pendulang emas. Apakah saya menyesali keadàan ini? Ya, saya pernah menyesali diri mengapa harus terlahir dari keluarga miskin.

Ketika memasuki SMP, disinilah saya pernah merasa menjadi manusia pecundang, saya menyesali diri mengapa harus miskin, disaat teman-teman sibuk mematut diri dengan seragam baru, berjumlah lebih dari satu stel, saya harus puas dengan seragam putih biru dan pramuka masing-masing satu stel.

Beruntung saya punya orang tua yang mengerti anaknya, ibu tahu kalau saya tidak puas dengan hanya masing-masing satu seragam, sehingga kemudian beliau berjanji akan membelikan masing-masing satu stel lagi, padahal akhirnya saya tahu itu hanya janji yang tak mungkin ibu penuhi karena masih ada dua adik perempuan juga butuh seragam untuk sekolah.

 

Kerja Pertama Kali

Kerja pertama kali dan mendapat upah adalah bekerja ikut bibi menderes karet dan mendulang emas, ini dilakukan pada saat liburan sekolah.  Sistim pengupahan dihitung perhari, tidak kerja jangan harap dapat upah.  Ini saya lakukan saat kelas V SD, liburan  kenaikan ke kelas VI, libur selama 30 hari hanya menghasilkan Rp.2.000,00, seribu lima ratus rupiah upah menderes karet dan lima ratus rupiah upah mengangkut tanah yang mengandung emas untuk didulang.

Bertahun-tahun kemudian baru saya tahu, bahwasanya gaji saya berkerja dengan bibi itu luar biasa mahal, karena menghabiskan 50 persen pendapatannya. Pembayaran upah yang dimaksudkan hanya sebagai bentuk pembelajaran bahwa uang tidak datang dengan sendirinya, diperlukan perjuangan dan ketekunan dalam bekerja.

 

Diberhentikan dari Pekerjaan.

Setelah memasuki SMP, pada hari minggu ada kewajiban untuk mencari kayu bakar untuk keperluan ibu memasak, selain mencari kayu bakar juga mengisi drum air setiap siang.

Pada musim libur sekolah, saya selalu ketempat kakek dan nenek, karena disana selalu ada lowongan kerja untuk anak seusia saya.  Pernah sekali waktu, saya ikut menjadi kuli cangkul, kakek  melarang, tapi karena tergoda gaji yang besar saya nekat, lagi pula postur saya bongsor, tapi akhirnya saya harus mengakui larangan kakek benar, pada hari ke empat belas, saya diberhentikan, dan malunya masih terasa sampai sekarang, karena cara memberhentikannya sangat kasar, saya dikatai tidak becus, merugikan, dan besoknya disarankan pakai rok.

Kata-kata pemilik usaha itu terus terngiang-ngiang dan membuat mental saya down, tiga hari saya tidak menampakkan diri setelah diberhentikan.

 

Gagal Masuk Sekolah Tehnik Menengah (STM)

Sejak kecil saya menyukai desain, khususnya desain bangunan, bahkan ketika tamat SD saya sudah meminta agar sekolahkan di Sekolah Tehnik Pertukangan (ST) yang ada di Desa Sungai Putih, Kelansam, tapi lagi-lagi karena alasan di asrama dan usia masih terlalu muda saya tidak diijinkan sekolah disana.  Harapan saya membuncah ketika tamat SMP, berharap bisa melanjutkan ke STM (Sekolah Tehnik Menengah) yang ada di Pontianak, karena di Pontianak ada paman dan salah satu putranya sekolah di STM, tapi lagi-lagi karena alasan anak-anak STM suka berantem dan saya, menurut orang tua tergolong anak yang nakal (padahal menurut saya sendiri, saya orang cukup kalem dan alasan sesungguhnya adalah lagi-lagi biaya).

Tidak berhasil masuk STM, pilihan akhirnya saya jatuhkan ke Sekolam Menengah Ekonomi Menengah Atas (SMEA) dengan harapan setelah tamat bisa langsung mencari kerja.

 

Gagal Kuliah

Keterbatasan ekonomi orang tua, memaksa saya menekan kuat kuat keinginan untuk bisa kuliah.  Saya sadar, pendapatan orang tua tidak akan mencukupi untuk membiayai saya kuliah (mereka menginginkan saya kuliah), agar tidak mengecewakan orang tua, saya ikut UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan alhamdullilah saya dinyatakan tidak lulus, padahal dua teman yang mencontoh jawaban saya seratus persen sama justru lulus.

Padahal, setelah lulus SMEA, saya mengalihkan keinginan untuk menjadi guru, tapi pendaftaran di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Untan (FKIP), tidak berhasil saya gapai, walaupun lulus pada pilihan kedua Program Diploma II PMP, saya memutuskan untuk tidak mengambil peluang tersebut.

Akhirnya saya mendaftar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (dulunya Akademi Akuntansi Pontianak), walau dinyatakan lulus, saya harus gigit jari, biaya yang dibutuhkan sangat tidak mungkin bisa saya penuhi, akhirnya saya putuskan untuk meninggalkan lagi peluang kedua tersebut.

 

TERJUN KEDUNIA KERJA YANG SEBENARNYA

Kegagalan demi kegagaln tersebut akhirnya memaksa saya banting setir, yaitu segera mencari pekerjaan tetap, dengan harapan bisa menabung untuk kuliah dan meringankan beban orang tua atau setidaknya untuk makan saya tidak lagi bergantung pada orang tua.

Dengan bantuan koneksi  paman dikalangan pengusaha kayu, akhirnya saya diterima disebuah perusahaan kayu swasta nasional, yang pada saat itu berada di urutan terbesar kelima di Indonesia.  Saya tidak lagi memikirkan dimana saya ditempatkan sebagai pekerja bahkan saya tidak perduli inilah pertama kali saya merantau dan hidup sendiri ditanah rantau.

Saya sangat sadar, dengan modal pendidikan setara SLTA, dari bidang ekonomi, bukanlah pekerjaan yang tepat buat saya, karena diposisi yang saya tempati seharusnya lulusan dari SKMA (Sekolah Kehutanan Menengah Atas). 

Dengan diterimanya saya bekerja diperusahaan besar seperti ini, saya harus siap bersaing dan memberikan yang terbaik yang saya punya agar  pekerjaan saya dihargai dan tidak malu-maluin sebagai lulusan Sekolah Menengah Ekonomi Atas.  Saya bertekad, kejadian saya sebagai buruh cangkul jangan sampai terulang kembali.

 

MEMPERKAYA KHAZANAH PENGETAHUAN TANPA DI MINTA.

Belajar Komputasi Dasar.

Saat bekerja, saya buta computer, bahkan sekedar mematikan dan menyalakan komputerpun saya tidak mengerti.  Tidak ada seorangpun yang mau mengajari apalagi dimalam hari.  Akhirnya saya memberanikan diri, menghadap pimpinan untuk ijin belajar computer secara otodidak dan kebetulan beliau orangnya selalu open mind, ijin itu saya dapatkan dan sejak saat itu saya benar-benar belajar secara otodidak, mulai jam 19:30 malam dan tidak jarang berakhir setelah ayam berkokok.

Belajar Bahasa Program

Dan saat ini, sedikit banyak saya bisa menguasai system operasi windows (bahkan sampai pada trouble shooter), menguasai cukup baik aplikasi Microsoft Office termasuk Microsoft Visio Technical, mengusai beberapa bahasa program dos seperti Foxfro, Clipper 5.1 dan sedikit mengerti Visual Basic, PHP, My SQL, HTML5 dan CSS 3.

Belajar CAD Komputer.

Ini sebetulnya lebih kepada menyalurkan hobbi lama, yaitu desain bangunan.  Akhirnya saya memutuskan untuk belajar AutoCAD dan saya beruntung, pada pada saat itu ada teman lulusan tehnik sipil dengan senang hati mengajarkan AutoCAD tanpa kenal waktu.  Dan ketika sang teman mengundurkan diri dari pekerjaan, secara otomatis semua desain tempat tinggal dilokasi kerja menjadi tanggung jawab saya.

Walaupun kadang saya harus bekerja sampai jam 02:00 WIB, tapi saya tidak pernah merasa jenuh karena desain bagi saya sudah semacam passion dan dari sini saya banyak mendapatkan order dari teman-teman untuk mendesain tempat tinggal mereka, dari yang hanya dibayar dengan dua slop rokok sampai bisa membeli motor secara tunai.

Belajar System Jaringan dan Hardware Komputer

System jaringan sebenarnya saya lakukan karena keterpaksaan, bermula dari berhentingnya seorang rekan kerja yang selama ini dipercaya sebagai admin jaringan maintenance system server dan aplikasi  penunjang.  Awalnya sempat kelimpungan, karena yang bersangkutan berhenti tanpa mempersiapkan kader.  Bermodalkan kepercayaan dari pimpinan dan sedikit nekat, permasalahan dapat diatasi dengan baik.  Apakah pendapatan saya bertambah? TIDAK.  Saya kecewa? Tidak juga, karena saya melakukannya dengan senang hati.

Belajar hardware computerpun bermula dari banyaknya unit computer yang rusak sementara untuk membetulkannya harus dikirim ke Pontianak, saya kemudian mengambil inisiatif ijin kepada pimpinan untuk membetulkan (tepatnya mengganti) hardware computer yang rusak.  Lagi-lagi pimpinan mengijinkan dan saat ini semuanya berjalan cukup baik.

 

KERJA RANGKAP MASALAH DOBLE

Banyaknya jenis pekerjaan yang harus ditangani tidak membuat saya terlalu kelimpungan, karena staf-staf saya orang-orang yang kreatif dan saya selalu mengajarkan untuk berani mengambil keputusan (setelah sekian tahun berkerja, saya dipercaya mengepalai sebuah divisi).  Walaupun demikian bukan berarti tidak pernah ada masalah, bahkan saya pernah menerima tuduhan melakukan sabotase.

Tuduhan itu karena ada seseorang (teman akrab saya sendiri) berhasil mengambil hati pimpinan dan celakanya, semua yang sebut/dikatakan oleh sang teman selalu dianggap benar oleh pimpinan.

Cerita berawal ketika saya mengubah antivirus perusahaan dengan Norton Antivirus Coorporate Edition (NACE), dengan antivirus terintegrasi ini, saya tidak perlu repot mendatangi dari satu desktop ke desktop lain. Dengan Antivirus ini saya cukup mengintal satu server dan computer lain sebagai klien.  Apesnya, sebelum konfigurasi selesai, siangnya saya jatuh sakit karena sudah dua hari dua malam tidak tidur dan dengan sendirinya computer klien tidak ada antivirus dan inilah yang kemudian disampaikan kepada pimpinan, kebetulan sang teman fanatic dengan antivirus tertentu dan mengganggap Norton Antivirus Corporate Edition yang saya gunakan tidak baik.  Akibatnya, selama hampir tiga bulan saya selalu dicurigai.

Setiap ada kesalahan data, semua mata menuju kesaya sebagai sasaran tembak karena saya lah dianggap biang itu semua.  Tapi saya kukuh, saya buktikan bahwa investasi perusahaan untuk membeli NACE bukanlah buang uang percuma.  Perlahan namun pasti, kepercayaan itu kembali kesaya, sampai saat ini.

Tuduhan kedua paling menyakitkan yang pernah saya terima ketika dinilai bahkan terang-terangan di tuduh dan diumumkan bahwa saya mahluk/karyawan yang tidak loyal.  Padahal saya sudah mengabdi selama 20 (dua puluh) tahun, hanya karena saya tidak setuju dengan sebuah keputusan yang saya anggap blunder dan mengancam pimpinan, anehnya pimpinanlah yang menyatakan saya tidak loyal.  Tapi waktu kemudian membuktikan bahwa bahasa kasar saya ketika ada masalah, lebih berharga dari puja-puji dan sok menasehati tetapi sebetulnya tersimpan jebakan tersembunyi.

SIMPULAN

Diusia berapapun jika kita sudah sering menghadapi masalah, maka secara otomatis kita akan terlatih mengatasi masalah.  Masa muda adalah masa yang paling tepat untuk melatih diri, artinya jika kegagalan terjadi masih banyak waktu untuk menganalisa masalah dan waktu untuk memperbaikinya.

Pengalaman masa muda diatas telah menempa diri saya untuk selalu mencoba memberikan yang terbaik yang bisa saya lakukan ditempat saya bekerja. (Maklum masbro, sampai saat ini saya masih setia menjadi orang suruhan).  Jangan gampang menyerah, padahal jika dilihat dari latar belakang pendidikan saya, sepertinya sangat mustahil menagemen mempercayakan saya sebagai administrator jaringan, desainer seluruh bangunan yang hendak dibangun dan mengepalai sebuah divisi.  Selain latar pendidikan saya bukan lulusan perguruan tinggi dengan spesialisasi komputer atau tehnik sipil, bukan pula lulusan dari sekolah kehutanan.  Saya hanya lulusan SMEA yang tak henti dan terus menerus belajar.

Saya sadar, perjalanan tersebut tidak tidak mudah, dan mungkin tidak semua mau menjalaninya terutama mereka yang punya basis pendidikan strata 1.  Tapi percayalah, yang anda lakukan dimasa muda merupakan investasi yang tidak ternilai pada saatnya. Walaupun kadang pengalaman yang dilalui pada masa muda kelihatan konyol dan tak berarti banyak.

 

Notes : Tulisan ini mungkin terlambat, terapi karena sudah terlajur ditulis dan sedikit permasalahan teknis, saya publish saja, dengan beberapa kali editing yang juga terlambat.

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Mudasiana dan kunjungi akun FB Mudasiana 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun