Mohon tunggu...
AlKafi Mumtazah Nadhiroh
AlKafi Mumtazah Nadhiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - SAYA SEORANG MAHASISWA

SAYA MAHASISWA SEMESTER SATU

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kesehatan Mental Mempengaruhi Kesehatan Fisik

4 Januari 2024   23:40 Diperbarui: 5 Januari 2024   11:04 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Alkafi Mumtazah Nadhiroh

kesehatan mental yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik. Walaupun kelihatannya pikiran hanya ada dalam benak saja, nyatanya pikiran yang mengganggu bisa memengaruhi Kesehatan pada fisik kita. Badan kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan:"mental health is defined as a state of well-being in which every indiviDual realizes his or her own potential, can cope with the normal stresses of life, can work productively and fruitfully, and is able to make a contribution to her or hiscommunity" (Kesehatan mental didefinisikan sebagai keadaansejahtera di mana setiap individu menyadari potensi dirinya sendiri, (sehingga) dapat mengatasi tekanan yang normal dalam kehidupan, dapat bekerja secara produktif dan baik, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya). 

Dikutip oleh Notosudirjo dan latipun (2005) mengemukakan bahwasanya orang yang sehat mentalnya adalah orang yang terus tumbuh berkembang dan matang dalam hidupnya, menerima tanggung jawab, menemukan penyesuaian dalam berpartisipaasi dalam memelihara aturan social dan tindakan-tindakan dalam budayanya.

Sementara menurut Musthafa Fahmi (1977),kesehatan mental mempunyai pengertian dan batasan yang banyak. Jika kesehatan mental terganggu, pikiran, suasana hati, dan perilaku akan terpengaruh sehingga kondisi fisik dan kualitas hidupmu akan menurun., Untuk mengetahui lebih jauh mengenai kesehatan mental, mari simak artikel berikut. Kesehatan mental akan berdampak pada kesehatan fisik dan kehidupan sosial. 

Kesehatan mental akan berdampak pada kesehatan fisik dan kehidupan sosial. Seperti kata pepatah "di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat", seseorang yang sehat mental terbukti berisiko lebih rendah terkena penyakit kronis, seperti antara lain stroke, diabetes tipe 2, penyakit lambung dan penyakit jantung. Menurut Al-Ghazali, kesehatan mental dicirian sebagai kekokohan aqidah,terbebasnya dari penyakit hati, berkembangnya akhlak yang mulia, terbinanya adab yang baik dalam hubungan sosial, dan tercapainya kebahagiaan di dunia dan akhirat

Lalu, bagaimana kesehatan mental mampu memengaruhi kesehatan fisik setiap individu? Mari kita bahas satu persatu mengenai penyakit fisik yang berasal dari Kesehatan mental.

  • Emosi negatif seperti kemarahan ternyata juga bisa memicu serangan jantung dan masalah Kesehatan fisik lainnya. Melansir dari Mental Health Foundation, orang dengan tingkat kesusahan tertinggi punya peluang 32 persen meninggal karena kanker. Sedangkan seseorang yang mengalami depresi, diketahui mengalami peningkatan risiko penyakit jantung koroner.
  • Kecemasan ketakutan yang tidak terarah dan tidak tau arah oleh sesuatu relasi atau objective yang didapat oleh pengalaman atau regalisasi rangsangan yang terjadi akibat frustasi atau kekecewaan,kecemasan merupakan contoh dari terjadinya kesalahan saraf dan mental maka Kesehatan fisiknya terganggu biasanya dia akan mengalami jantung berdebar tidak karuan dan nyeri pada dada beresiko tinggi terkena penyakit tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
  • Stres adalah salah satu contoh yang paling umum. Menurut American Psychological Association (APA), seseorang yang mengalami stres seringkali mengalami sakit perut. Lalu, bagaimana jadinya kalau seseorang mengalami stres kronis? Stres kronis yang tidak kunjung diobati mampu melemahkan tubuh dari waktu ke waktu.seperti ada salah satu kasus Stress yang dialami Pasien mudah terombang-ambing ketika menghadapi masalah,Contohnya merawat orangtua sakit, kemudian kematian pasangan hidup, kematian saudara dekat responden, adanya penurunan kesehatan yang dialami anggota keluarga sering mengalami kesulitan tidur dan sering mengalami sakit misalnya sakit kepala dan punggung. Depresi yang diamalami pasien tergolong berat dikarenakan bahwa pasien mengalami berbagai masalah diantaranya sering mengalami putus asa, menyalahkan diri sendiri dan merasa mengecewakan orang lain, merenungkan tentang perbuatan dosa dimasa lalu, mengeluh sulit tiap tidur malam, mengalami agitasi (gelisah), mudah tegang dan khawatir, nyeri kepala, dan mual. Maka dari itu stress dan depresi dapat meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner maka dari itu salah satu terjadinya penyakit jantung coroner disebabkan multifaktoral atau berbagai macam faktor antara lain stress, depresi, maupun aktifitas fisik yang kurang. Aktifitas fisik yang kurang atau bahkan tidak sama sekali dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Gaya hidup sedentary adalah gaya hidup dimana aktifitas fisik sangat minimal atau kurang, sedangkan beban kerja mental maksimal atau berat. Saran yang dapat diberikan kepada Dinas terkait adalah memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner yang dilakukan secara terus-menerus guna menurunkan kejadian penyakit jantung koroner yang merupakan salah satu penyakit yang memiliki risiko kematian tinggi.
  • Sedangkan seseorang yang mengidap skizofrenia sering dikaitkan dengan risiko kematian akibat penyakit jantung dan risiko kematian akibat penyakit pernapasan sebanyak tiga kali lipat. Mengapa ini bisa terjadi? Ternyata, orang dengan kondisi kesehatan mental cenderung tidak menerima perawatan kesehatan fisik yang berhak mereka terima. Mereka juga cenderung tidak ditawari bantuan untuk berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol dan mengubah pola makan menjadi lebih sehat .

Menurut meta analisis Universitas Harvard pada tahun 2012, orang yang punya optimisme memiliki jantung yang lebih sehat dan bahkan dapat menurunkan laju perkembangan penyakit. Faktor-faktor lain, seperti kepuasan hidup dan kebahagiaan, dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular terlepas dari faktor-faktor seperti usia seseorang, status sosial ekonomi, status merokok, atau berat bada.wanita lebih berisiko tinggi dalam depresi dan kecemasan sedangkan laki laki hanya berisiko mengidap ketergantungan zat dan antisosial.

Kesehatan mental tidak ada dengan sendirinya,tetapi kita harus menjaga Kesehatan mental kita tersebut agar supaya tidak adanya penyakit pada tubuh kita, sebagai keadaan organisme yang memungkinkan kinerja penuh semua fungsinya atau sebagai keadaan keseimbangan dalam diri seseorang dan antaran lingkungan fisik serta social seseorang. Menurut Maslow (1968 dalam Bhugra, Till, & Sartorius, 2013) manakah dari tiga definisi yang digunakan tergantung pada tingkat pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar, termasuk kebutuhan akan makanan, tempat tinggal, kelangsungan hidup, perlindungan, masyarakat, dukungan sosial, dan bebas dari rasa sakit, bahaya lingkungan, stress yang tidak perlu dan dari setiap bagian eksploitasi. Kesehatan mental seorang individu dapat dipahami sebagai kondisi yang menyiratkan bahwa individu memiliki kemampuan untuk membentuk dan memelihara hubungan kasih sayang dengan orang lain, untuk tampil dalam peran sosial sesuai dengan budaya mereka dan untuk mengelola perubahan, mengenali, mengakui, dan mengkomunikasikan tindakan positif dan pikiran serta untuk mengelola emosi seperti kesedihan.

 Kesehatan mental memberikan perasaan berharga pada diri seseorang , kontrol, dan pemahaman fungsi internal dan eksternal. Dengan demikian Kesehatan mental dapat menjadi acuan individu dalam tiga aspek yaitu, aspek biologis, sosial, dan psikologis. Gaya Hidup untuk Kesehatan Mental dan Fisik Lebih Sehat gaya hidup ternyata menjadi faktor utama yang memengaruhi kesehatan mental dan fisik seseorang.

Alasan Utama Gen Z Rentan Kena Masalah Mental Menurut Studi ialah Depresi merupakan salah satu jenis penyakit mental yang lebih rentan dialami oleh Gen Z atau Generasi Z. Menurut sebuah studi yang dilakukan University College London, tingkat depresi di kalangan Gen Z dua pertiga lebih tinggi dibandingkan generasi Milenial. 

Karena Faktanya, menurut penelitian Pew Research Center, sekitar 70 persen remaja dari semua ras, jenis kelamin, dan tingkat pendapatan rumah tangga menderita kecemasan atau depresi. Wanita Gen Z dua kali  lebih mungkin memiliki kesehatan mental yang buruk  dibandingkan pria, menurut Survei Global Gen Z tahun 2022 dari McKinsey Institute for Health Research. Di sebagian besar negara, kesehatan mental Gen Z memburuk tanpa alasan yang jelas.

Institut Penelitian Kesehatan McKinsey menyimpulkan bahwa ada beberapa faktor spesifik usia yang dapat memengaruhi kesehatan mental Gen Z. Seperti tahap perkembangan, tingkat akses terhadap pelayanan kesehatan, lingkungan keluarga dan masyarakat, serta media sosial.

 Lebih dari sepertiga responden Gen Z mengaku menggunakan media sosial lebih dari dua jam per hari, menurut survei terhadap lebih dari 42.000 responden di 26 negara. Mereka mengakui media sosial memang berdampak pada kesehatan mental. Media Sosial Berkontribusi pada Kesehatan Mental Gen Z  Menurut laporan penelitian yang sama, Gen Z yang menggunakan media sosial lebih dari dua jam sehari  cenderung memiliki  kesehatan mental yang buruk. Dibandingkan generasi lainnya, Gen Z merupakan generasi yang paling banyak merasakan dampak negatif dari media sosial. Laporan Gen Z Global 2022 dari McKinsey Institute for Health Research, yang dikutip pada hari Senin, menemukan bahwa "Responden di negara-negara berpenghasilan tinggi lebih cenderung percaya bahwa media sosial memiliki dampak negatif dibandingkan responden di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. hidup mereka.

 Sebagian besar perempuan Gen Z merasa media sosial memberikan dampak negatif pada mereka berupa rasa takut ketinggalan atau ketinggalan tren baru/FOMO (32 persen), kekhawatiran terhadap citra tubuh (32 persen), dan rasa percaya diri bahwa hal itu mempunyai pengaruh (13 persen). Responden Gen Z di Eropa dan Oseania adalah negara yang  melaporkan dampak negatif  media sosial paling banyak (32%). Sementara itu, responden dari Asia melaporkan angka yang lebih rendah (19%). 

Sementara itu, penelitian lain di kalangan anak muda menunjukkan bahwa seringnya menggunakan media sosial  berkaitan erat dengan rendahnya tingkat kebahagiaan. Namun penelitian lain menemukan bahwa media sosial mempunyai dampak yang lebih besar dibandingkan waktu yang dihabiskan terhadap kesehatan mental. beberapa anggota Gen Z mengalamin tantangan yang mempengaruhi mental mereka yang dapat mempengaruhi atau menimbulkan penyakit pada fisik kita perlu mendapatkan dukukang dari orang lain contohnya seperti orang tua, teman, atau seseorang propesional Kesehatan mental untuk membantu penanganan tersebut. 

Penyebab dari tingginya kasus bunuh diri di kalangan remaja, yaitu masalah kesehatan mental. Pada survei yang sama, terdapat  satu dari 20 remaja atau 5,5 persen remaja usia 10-17 tahun didiagnosis memiliki masalah kesehatan mental, atau disebut orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).  Sementara, sekitar sepertiga atau 34,9 persen memiliki setidaknya memiliki satu  masalah kesehatan mental atau tergolong orang dengan masalah kejiwaan (ODMK). Hasil survei yang dilakukan dengan melibatkan 202 remaja usia 12-20 tahun mengungkapkan, efikasi diri atau kepercayaan terhadap kemampuan diri, penerimaan lingkungan sosial dan depresi menjadi prediktor (variabel memengaruhi) munculnya ide bunuh diri dikalangan remaja berkontribusi sebesar 52 persen.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh ketidakmampuan menyesuaikan diri sehingga menyebabkan mental dapat terganggu yaitu diperlukannya sikap-sikap penting yang dimiliki oleh setiap individu dalam menentukan kesehatan mental.

Sikap-sikap tersebut antara lain;

1) sikap memahami dan menerima keterbatasan diri sendiri dan keterbatasan orang lain.

2) sikap menghargai diri sendiri.

3) sikap memahami dorongan untuk aktualisasi diri.

4) sikap memahami kenyataan bahwa semua tingkah laku ada penyebabnya.

Dari sikap tersebut dapat di pahami pentingnya upaya seseorang dalam menjaga kesehatan mentalnya agar terhindar dari gangguan. Selain itu, terdapat hal yang tak kalah penting untuk menjaga kesehatan mental yaitu dengan cara meningkatkan religiusitas dan juga kebermaknaan hidup. Hal ini dapat direalisasikan dengan cara mengikuti beberapa kegiatan keagamaan sesuai kepercayaan masing-masing ataupun kegiatan bermanfaat lain agar mendapatkan hidup, sehingga kesehatan mental pun dapat terwujud.

 Berikut gaya hidup yang mampu meningkatkan kesehatan mental dan fisik seseorang:

1. Olahraga

Sudah bukan rahasia lagi kalau aktivitas fisik dalam bentuk apapun adalah cara yang paling tepat untuk menjaga kesehatan fisik serta meningkatkan kesejahteraan mental. Penelitian menunjukkan bahwa melakukan olahraga memengaruhi pelepasan dan penyerapan bahan kimia yang disebut endorfin di otak.

2. Pola Makan

Nutrisi yang baik termasuk faktor yang mampu mempengaruhi perasaan seseorang. Pola makan yang sehat dan seimbang mencakup protein dalam jumlah yang sehat, lemak esensial, karbohidrat kompleks, vitamin, mineral, dan air. Setiap makanan yang kamu konsumsi dapat memengaruhi perkembangan, pengelolaan, dan pencegahan berbagai kondisi kesehatan mental, termasuk depresi dan Alzheimer.

3. Merokok

Merokok berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik. Banyak orang dengan masalah kesehatan mental percaya bahwa merokok dapat meredakan gejalanya, tetapi efek ini hanya bersifat jangka pendek. Nikotin dalam rokok mengganggu bahan kimia di otak. Dopamin adalah bahan kimia yang memengaruhi perasaan positif dan faktanya bahan kimia ini jumlahnya lebih rendah pada orang yang mengalami depresi.

Nikotin memang mampu meningkatkan kadar dopamin sementara, tetapi bahan ini juga mematikan mekanisme alami otak untuk membuat zat kimia tersebut. Dalam jangka panjang, ini bisa membuat seseorang merasa seolah-olah membutuhkan lebih banyak nikotin untuk mengulangi sensasi positif ini.

Pencegahan penyakit mental adalah topik yang sangat penting bagi diri kita. Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk mencegah penyakit mental, seperti:

 1. Jaga Kesehatan Fisik: Olahraga teratur, makan makanan sehat, cukup tidur, dan menghindari alkohol, kafein, dan nikotin dapat membantu menjaga kesehatan mental.

2. Jaga Kesehatan Emosional: Belajarlah untuk mengenali dan mengungkapkan perasaan . Jangan menahan emosi dan mencoba untuk menghadapi stres dengan cara yang sehat.

3. Hubungan Sosial: Mempertahankan hubungan yang kuat dengan keluarga dan teman-teman dapat memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan.

4. Pendidikan: Mengetahui lebih banyak tentang penyakit mental dapat membantu Amengenali tanda-tanda awal dan mencari bantuan secepat mungkin.

5. Bantuan Profesional: Jika merasa stres atau cemas, bicaralah dengan seorang profesional kesehatan mental. Mereka dapat memberikan saran dan bantuan.

 Ingatlah bahwa mencegah penyakit mental bukan hanya tentang menghindari masalah, tetapi juga tentang menjaga kesehatan mental dan emosional.

6. Melakukan aktivitas fisik dan tetap aktif secara fisik.

7. Membantu orang lain dengan tulus.

8 .Membiasakan berpikir positif.

9. Memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah.

10.Mencari bantuan profesional jika memang kamu memerlukannya.

11.Menjaga hubungan baik dengan orang lain.

12.Memastikan tubuh mendapatkan cukup waktu istirahat.

Penyebab terjadinya Kesehatan mental Ada beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab seseorang mengalami gangguan kesehatan jiwa, antara lain: 

Kesehatan mental dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan mental:

1. Faktor Genetik: Beberapa kondisi kesehatan mental dapat diturunkan dari orang tua ke anak. Jika ada anggota keluarga yang memiliki kondisi kesehatan mental, risiko seseorang untuk mengalami kondisi yang sama bisa meningkat.

2. Lingkungan Hidup: Lingkungan tempat seseorang tinggal dan bekerja juga dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka. Lingkungan yang penuh tekanan atau stres dapat memicu kondisi kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.

3. Pengalaman Hidup: Pengalaman traumatis seperti kekerasan, pelecehan, atau kehilangan orang yang dicintai dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang.

4. Kesehatan Fisik: Kondisi kesehatan fisik juga dapat mempengaruhi kesehatan mental. Misalnya, orang yang menderita penyakit kronis sering mengalami stres, kecemasan, dan depresi.

5. Gaya Hidup: Pola makan, olahraga, tidur, dan konsumsi alkohol atau obat-obatan juga dapat mempengaruhi kesehatan mental.       

Ada beberapa cara penanganan gangguan kesehatan mental yang bisa menjadi pilihan sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pengidap, yaitu: 

1. Psikoterapi Pengobatan yang pertama adalah psikoterapi.

 Ini adalah terapi yang menggunakan media yang aman untuk mengekspresikan emosi dan memberikan nasihat yang tepat. Dalam situasi ini, psikiater membantu orang tersebut mengendalikan emosinya. Psikoterapi saat ini merupakan metode paling efektif untuk mengobati penyakit mental, selain pengobatan.  Misalnya terapi perilaku kognitif, terapi pemaparan, terapi perilaku dialektis, dan lain-lain.

 2. Pengobatan Pemberian obat untuk mengatasi penyakit  jiwa biasanya ditujukan untuk mengubah ikatan kimia di otak. Obat-obatan ini termasuk inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI), inhibitor reuptake serotonin norepinefrin (SNRI), dan antidepresan trisiklik. Untuk mencapai hasil pengobatan yang lebih efektif, dokter biasanya menggabungkan obat resep dengan psikoterapi.

 3. Perawatan Intensif Rumah Sakit Dokter dan ahli psikiatri menyarankan rawat inap ketika gejala masalah kesehatan mental perlu diawasi secara ketat. Selain itu, perawatan intensif juga mungkin diperlukan jika orang yang bersangkutan mengalami situasi darurat, misalnya percobaan bunuh diri.

 4. Kelompok Pendukung Kelompok pendukung biasanya memiliki anggota yang menderita penyakit  mental serupa atau yang lebih mampu mengelola emosinya. Saat melakukan sesi kelompok, orang-orang berkumpul untuk berbagi pengalaman dan saling membimbing  menuju pemulihan yang lebih baik, lebih cepat, dan optimal.

 5. Stimulasi Otak Rekomendasi pengobatan penyakit jiwa lainnya termasuk stimulasi  otak. Sederhananya, pengobatan ini terdiri dari terapi  elektrokonvulsif, stimulasi magnetik transkranial, pengobatan eksperimental yang disebut stimulasi otak dalam, dan stimulasi saraf vagus.

6.Rehabilitasi Perawatan atau rehabilitasi penyalahgunaan narkoba pada dasarnya ditujukan untuk membantu orang-orang yang mengalami gangguan jiwa akibat kecanduan akibat penyalahgunaan narkoba Untuk mengetahui lebih lanjut prosesnya, lihat artikel  Proses dan Tahapan Rehabilitasi  Pecandu Narkoba.

 7. Perawatan Diri Selain pengobatan medis dengan bantuan psikolog atau psikiater, penderita jaga dapat melakukan pengobatan mandiri untuk mengatasi gangguan jiwa. Contohnya termasuk perubahan gaya hidup dan pola makan yang sehat, serta kemampuan untuk mengatasi stres dengan lebih baik. Selain itu, perawatan diri, bila dipadukan dengan perawatan medis, dapat membantu mempercepat proses pemulihan, memantau status kesehatan, dan mengidentifikasi pemicu  gangguan jiwa.

Kesehatan mental juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

Perempuan berisiko tinggi mengalami depresi dan kecemasan, sedangkan laki-laki berisiko tinggi mengalami penyalahgunaan zat dan perilaku antisosial. Seorang wanita setelah melahirkan. 3 Jenis Depresi Pascapersalinan untuk mengetahui gangguan jiwa apa saja  yang sering terjadi. Gejala gangguan  jiwa bisa berbeda-beda tergantung jenisnya. Namun, gejala paling umum dari kondisi ini yang mungkin Anda kenali adalah:

Berteriak atau berkelahi dengan keluarga dan teman. Delusi, paranoia atau halusinasi.  Kehilangan konsentrasi. Perasaan takut, cemas atau  bersalah yang selalu menghantui Anda. Ketidakmampuan untuk mengatasi stres atau masalah sehari-hari. Kemarahan yang berlebihan dan kecenderungan melakukan kekerasan. Pengalaman dan kenangan buruk yang tidak bisa dilupakan. Anda berpikir untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain. Penarikan diri dari orang lain dan aktivitas sehari-hari.  

Mendengar suara-suara atau mempercayai sesuatu yang tidak benar.  Mengalami rasa sakit yang tidak dapat dijelaskan.  Menunjukkan perubahan suasana hati yang tiba-tiba yang menyebabkan masalah dalam hubungan. Bingung, pelupa, marah, sakit hati, cemas, mudah tersinggung, cemas dan sangat pemalu. Perasaan sedih, tidak berarti, tidak berdaya, putus asa atau putus asa. Merokok, minum alkohol lebih banyak dari biasanya atau bahkan menggunakan narkoba.  

Perubahan drastis pada kebiasaan makan, seperti makan terlalu banyak atau terlalu sedikit.  Perubahan hasrat seksual. Anda merasa sangat lelah, kurang energi, atau sulit tidur.  Tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti mengasuh anak atau bersekolah atau bekerja. Ketidakmampuan untuk memahami situasi dan orang. Diagnosis gangguan jiwa

Seorang psikolog atau psikiater memulai diagnosis gangguan kesehatan mental melalui wawancara medis dan psikiatris. Awalnya, dokter menanyakan gejala  dan penyakit yang diderita pasien di keluarganya. Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit lain. Bila perlu, dokter akan meminta pasien menjalani pemeriksaan tambahan, seperti tes fungsi tiroid, tes alkohol dan obat-obatan, serta CT scan untuk mengetahui kemungkinan kelainan pada otak. Jika sementara ini Anda tidak menemukan kemungkinan penyakit lain, dokter akan meresepkan obat dan pengobatan yang sesuai.

Kesehatan mental juga bisa terkena pada anak anak maka dari itu kita juga harus menjaga Kesehatan mental pada anak anak seperti :

1. Membuat anak-anak Merasa Aman

Mendukung kesehatan mental anak secara umum berarti membantu memastikan Si Kecil memiliki rasa aman, membantu anak membangun hubungan yang baik dengan orang lain, dan mendukung tumbuh kembangnya di rumah maupun di sekolah. Cara menjaga kesehatan mental anak ini bisa dicapai diantaranya dengan memastikan anak tinggal di lingkungan yang aman, dimana ia merasa diperhatikan, disayang, dihargai, dipercaya. Selain itu anak juga memiliki hubungan baik serta saling percaya dengan keluarga, teman, dan orang-orang di sekitarnya.

2. Menghindari anak-anak dari Kejadian Traumatis

Kebanyakan anak usia dini memang tumbuh dengan kesehatan mental yang baik. Biasanya gangguan kesehatan mental bisa terjadi apabila ada kejadian traumatis yang memicu anak-anak yang memang dalam kondisi rentan mengalami gangguan kesehatan mental. Perubahan besar dapat menjadi salah satu pemicunya. Misalnya pindah rumah atau punya adik, dimana anak harus beradaptasi dengan lingkungan atau situasi baru.

3. Ajarkan Anak Mengelola dan Ekspresikan Emosi

Jika anak memiliki kondisi mental yang baik, ia akan dapat merasa senang dan memiliki pandangan positif terhadap dirinya, dapat belajar dengan baik, dapat memecahkan masalah dan bangkit dari situasi yang sulit, mengelola dan mengekspresikan emosi dengan cara yang positif, memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-temannya.

4. Ajak Anak Bermain

Bermain juga penting untuk mendukung kesehatan mental anak usia dini, lho. Saat bermain anak akan belajar mengembangkan kemampuan sosial emosionalnya, yang tentunya bagian penting dari kesehatan mental anak. Misalnya belajar memecahkan masalah, belajar menahan diri, belajar berinteraksi dengan anak lain, dan mengembangkan kreativitasnya. Bermain juga merupakan aktivitas menyenangkan yang dapat membuat anak merasa happy.

5. Kenali Gangguan Kesehatan Fisik dan Mental Anak

Perasaan negatif pada anak-anak biasanya akan segera berlalu. Tetapi apabila berkepanjangan, maka Moms perlu membantu anak mengatasinya. Mengenali tanda-tanda anak mungkin mengalami gangguan kesehatan mental dapat membantu Moms segera melakukan bimbingan kepada anak dengan tepat. Sama seperti gangguan pada kesehatan fisik anak, untuk menjaga kesehatan mental anak, Moms perlu berdiskusi dengan ahlinya untuk mendapat solusi yang tepat. Beberapa tanda-tanda yang dapat Moms perhatikan adalah jika anak terlihat sedih dan mudah marah yang berlebihan secara terus menerus, merasa sangat cemas, ketakutan atau mimpi buruk, mau sendiri terus menerus, tidak bisa berkonsentrasi, mengalami perubahan drastis dalam pola makan atau pola tidurnya, dan lain sebagainya.

Meskipun ada hubungan yang kuat antara kesehatan mental dan kesehatan fisik,  sedikit yang diketahui tentang hubungan antara kesehatan mental dan kesehatan fisik. Kami mengeksplorasi dampak langsung dan tidak langsung dari kesehatan mental sebelumnya terhadap kesehatan fisik saat ini, dan pengaruh kesehatan fisik sebelumnya terhadap kesehatan mental saat ini, melalui pilihan gaya hidup dan modal sosial dalam kerangka mediasi. Kami menganalisis dampaknya terhadap kesehatan. Meskipun ada hubungan yang kuat antara kesehatan mental dan kesehatan fisik,  sedikit yang diketahui tentang hubungan antara kesehatan mental dan kesehatan fisik. Kami mengeksplorasi dampak langsung dan tidak langsung dari kesehatan mental sebelumnya terhadap kesehatan fisik saat ini, dan pengaruh kesehatan fisik sebelumnya terhadap kesehatan mental saat ini, melalui pilihan gaya hidup dan modal sosial dalam kerangka mediasi.

 Kami menganalisis dampaknya terhadap kesehatan. Dampak tidak langsung mencakup 10% pengaruh kesehatan mental sebelumnya terhadap kesehatan fisik dan 8% pengaruh kesehatan fisik sebelumnya terhadap kesehatan mental.

 Aktivitas fisik memberikan kontribusi paling besar terhadap efek tidak langsung.

 Dampak tidak langsung  lebih besar terhadap kesehatan mental (9,9%) pada laki-laki dan terhadap kesehatan mental (13,6%) dan kesehatan fisik (12,6%) pada kelompok usia lebih tua.

 Kebijakan kesehatan yang bertujuan untuk mentransformasikan kesehatan fisik dan mental harus mempertimbangkan interaksi. Kesehatan jiwa atau mental  menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa berarti seseorang  menyadari kemampuannya, mengatasi tekanan,  bekerja secara produktif, mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat, dan mampu memberikan kontribusi. Artinya kesehatan mental mempengaruhi kondisi fisik seseorang dan berdampak buruk pada produktivitas. Kesehatan mental sangat penting untuk menunjang produktivitas dan kualitas kesehatan fisik. Gangguan mental atau psikologis bisa terjadi pada siapa saja. 

Berdasarkan data Riskesdas (Survei Kesehatan Dasar) tahun 2018, prevalensi gangguan emosi dan mental  yang ditandai dengan gejala depresi dan kecemasan pada penduduk usia 15 tahun ke atas adalah sekitar 6,1% dari jumlah penduduk Indonesia atau  11 juta jiwa. sesuai dengan Angka depresi pada remaja (15-24 tahun) adalah 6,2%. Depresi berat dapat menimbulkan kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri (self-harm) bahkan bunuh diri. Hingga 80-90% kasus bunuh diri disebabkan oleh depresi dan kecemasan. Hingga 10.000 kasus bunuh diri dapat terjadi di Indonesia, yang setara dengan  satu  kasus bunuh diri setiap jamnya. Menurut pakar bunuh diri, 4,2% pelajar Indonesia pernah mempertimbangkan untuk bunuh diri.  6,9% siswa memiliki niat bunuh diri, dan 3% lainnya pernah mencoba bunuh diri. Depresi pada remaja dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab, antara lain tekanan akademis, perundungan, faktor keluarga, dan masalah keuangan.

Depresi terjadi dengan salah satu cirinya adalah  stres dan kecemasan  yang berkepanjangan, sehingga menyebabkan berkurangnya aktivitas dan penurunan kualitas fisik. Depresi dapat dicegah dengan mengelola stres. Setiap orang menghadapi stres secara berbeda. Untuk mengurangi beban stres, sebagian orang mengatasi stres dengan melakukan aktivitas yang mereka sukai, seperti hobi, hiburan, mendekatkan diri dalam konteks agama-spiritual, atau bercerita kepada orang lain. . Terlepas dari stigma sosial yang ada, membuka diri  terhadap orang lain dan berani berobat adalah salah satu langkah yang tepat untuk dilakukan. Di era digital saat ini, banyak sekali platform yang menawarkan layanan konsultasi online gratis atau gratis. Selain itu, beberapa puskesmas menawarkan layanan konseling psikologis secara gratis atau dengan harga terjangkau.

Namun pemahaman mengenai kesehatan mental di Indonesia cenderung rendah. Hal ini dibuktikan dengan tingkat penahanan terhadap penderita gangguan jiwa yang ditahan seumur hidup sebesar 14%  dan 31,5% selama tiga bulan terakhir. Selain itu, 91% penduduk Indonesia yang mengalami gangguan jiwa tidak mendapat pengobatan yang tepat, dan hanya 9%  yang mendapat pengobatan. Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini dapat menunjukkan kurangnya fasilitas kesehatan mental dan pemahaman tentang kesehatan mental. Masyarakat cenderung memberikan stigma negatif terhadap penderita gangguan jiwa dan psikis. Yaitu dengan mempermalukan mereka dan menganggap mereka memalukan dan gila. Selain itu, masyarakat juga belum memahami tanda-tanda gangguan jiwa seperti depresi yang  merupakan gangguan jiwa paling umum. Artinya, orang-orang dengan masalah kesehatan mental seringkali sulit bersuara mengenai pengobatan yang mereka alami dan malah merasa tertekan oleh stigma sosial. masyarakat menjadi lebih terbuka. Kesehatan mental generasi muda harus diperhatikan secara serius sebagai bagian dari perkembangan fisik dan psikologisnya.

 Gangguan jiwa pada remaja menimbulkan berbagai permasalahan bagi pembentukan sumber daya manusia (SDM)  masa depan."Generasi muda merupakan kelompok yang berpotensi menjadi generasi penerus kekuatan di negeri ini. Namun, gangguan jiwa dapat membahayakan keberhasilan tersebut," kata Wakil Presiden MPR RI Lestari Murdijat, Selasa (3/10). pernyataan tertulia,Berdasarkan data survei rumah tangga  nasional yang mengukur prevalensi gangguan jiwa pada remaja yang dilakukan oleh Survei Kesehatan Jiwa Remaja Nasional Indonesia (I-NAMHS) pada tahun 2022, satu dari tiga remaja (34,9%) atau  15,5 juta remaja Indonesia menderita gangguan jiwa.masalah kesehatan. Selanjutnya, 1 dari 20 remaja (5,5%), atau setara dengan 2,45 juta remaja Indonesia, pernah mengalami gangguan kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir. Penelitian ini menemukan bahwa banyak remaja di Indonesia yang saat ini bergelut dengan permasalahan psikologis pada masa remajanya, seperti perundungan, isu gender, HIV/AIDS, narkoba, buruknya komunikasi antara orang tua dan anak, serta pola pengasuhan yang salah. bahwa dia menderita berbagai masalah terkait.

membangun sistem membangun keluarga yang benar-benar rukun dan sejahtera merupakan tujuan bersama para pemangku kepentingan di  pusat dan daerah untuk melahirkan talenta bangsa yang tangguh.Pendidikan yang baik melalui penanaman nilai moral dan saling menghargai orang lain harus menjadi salah satu aspek penting dalam lingkungan keluarga, Sementara itu,  yang juga anggota Komite menegaskan, anggota Majelis Tinggi Partai Nasdemo mendorong seluruh parpol untuk bersama-sama menjawab  tantangan tersebut dengan berbagai langkah  nyata. Jika gangguan kesehatan mental yang mendasari remaja saat ini tidak ditangani dengan baik, maka akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Ada banyak jenis penyakit mental, masing-masing dengan karakteristik dan pengobatan yang berbeda.

 Beberapa  hanya memerlukan terapi bicara, sementara yang lain memerlukan pengobatan rutin atau pengobatan jangka panjang. Penyebab setiap jenis gangguan jiwa berbeda-beda dan berasal dari trauma masa lalu dan faktor genetik. Untuk mengenalnya lebih jauh, si

1. Gangguan Kecemasan Keluhan pertama  adalah rasa cemas berlebihan, pasien merasa cemas dan khawatir  terus-menerus. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, terutama  wanita yang berusia di atas  30 tahun

 2. Gangguan Suasana Hati Jenis gangguan jiwa berikut ini berkaitan dengan suasana hati. Dalam beberapa kasus, pasien mungkin mengalami kebahagiaan atau kesedihan yang berlebihan melebihi batas normal. Faktanya, banyak orang yang sering mengalami perubahan suasana hati iniNamun, jika dibiarkan, hal ini  dapat sangat mengganggu aktivitas Anda atau menyebabkan cedera pada diri sendiri atau orang lain.

3.  Skizofrenia Keluhan ini sering dikaitkan dengan obsesi, terutama pada masyarakat Jawa. Pada dasarnya skizofrenia  merupakan penyakit yang menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi, kesulitan berpikir, dan  delusi. Penyakit ini seringkali membuat penderitanya sulit membedakan antara kenyataan dan mimpi.

4. Gangguan Psikotik Pada dasarnya kasus ini tidak jauh berbeda dengan skizofrenia, hanya saja pada skizofrenia  gangguan tersebut membuat penderitanya sulit membedakan  kenyataan dan halusinasi. Kondisi ini terjadi karena zat kimia di otak terganggu akibat kelelahan fisik dan kondisi mental yang buruk.

5. Pengendalian Impuls Gangguan jiwa jenis ini dapat diartikan  kesulitan menghentikan seseorang  untuk terus menerus bertindak agresif. Orang yang terkena gangguan ini sulit mengendalikan diri dan membahayakan diri sendiri serta orang lain.

6. Gangguan Makan Gangguan makan adalah gangguan makan dimana pasien makan terus menerus tanpa henti atau tidak makan sama sekali, terjadi ketika kehilangan kendali atas kuantitasnya. Dalam kasus ini, bulimia nervosa dapat berkembang, di mana orang yang terkena berulang kali memuntahkan makanan, sehingga tubuh tidak punya waktu untuk menyerap nutrisi.

7. obissive Compulsive Disorder (OCD) Gangguan jiwa jenis ini memaksa pasien untuk melakukan aktivitas yang berulang-ulang. Jika tidak, orang tersebut akan sangat cemas. Gangguan ini bisa terjadi pada siapa saja, baik orang dewasa, remaja, maupun anak-anak.

8. Gangguan Kepribadian Gangguan kepribadian menyebabkan penderitanya mempunyai pola pikir dan perilaku  tidak normal yang sulit  diubah. Orang yang terkena gangguan ini seringkali kesulitan beradaptasi dengan lingkungan sosial karena kesulitan memahami situasi dan lain-lain.

9. Sindrom Tourette Gangguan jiwa jenis ini menyebabkan penderitanya mengalami tics, atau gerakan berulang-ulang yang berada di luar kendali atau ucapan orang yang bersangkutan. Kondisi ini dapat terjadi pada anak-anak berusia antara 2 dan 15 tahun dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.

10.  Gangguan Psikosomatis Penyakit jiwa jenis ini menyebabkan gangguan  fisik akibat cara berpikir orang tersebut, Gejala gangguan ini diawali dengan perasaan cemas, gelisah, stres, bahkan depresi. Tidak hanya orang dewasa saja, anak-anak juga bisa menderita kelainan ini. Masalah fisik yang diakibatkan oleh gangguan jiwa ini antara lain kelelahan, nyeri  otot, sesak napas, dan telapak tangan berkeringat. Meskipun gejalanya sangat ringan, Anda mungkin menjadi terlalu khawatir.

11.  Kepalsuan Gangguan jiwa jenis ini, disebut juga  gangguan kepalsuan, adalah penyakit jiwa serius yang pasiennya bertindak seolah-olah sedang menderita penyakit fisik atau mental. Penderita gangguan tipu daya sengaja memalsukan berbagai gejala penyakitnya untuk mendapatkan perhatian. Penderita kelainan ini tidak segan-segan melukai dirinya sendiri

12. Pada gangguan jiwa disosiatif jenis, terjadi hilangnya kesinambungan antara pikiran, tindakan, ingatan, dan identitas. Gangguan ini sering dialami oleh orang-orang yang pernah mengalami trauma mendalam sebagai bentuk pertahanan diri terhadap trauma tersebut.

13.  Stres Pasca Trauma (PTSD) Gangguan jiwa ini disebabkan oleh peristiwa traumatik dimana penderita menjadi histeris ketika mengalami peristiwa yang sama atau hampir serupa. Gangguan ini dapat berdampak signifikan pada kehidupan sehari-hari pasien dan menyebabkan tekanan psikologis.

14.  Depresi Gangguan jiwa ini menyebabkan penderitanya merasa cemas, gelisah,  putus asa, dan tidak berharga. Kondisi ini sering dikaitkan dengan bunuh diri, karena menimbulkan rasa putus asa yang terus-menerus sehingga membuat hidup terasa tidak ada gunanya.mak berbagai jenis gangguan yang sering terjadi sebagai berikut.

 15. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, impulsif, dan hiperaktif, sehingga seringkali mengganggu aktivitas dan kinerja pasien. Gangguan Attention-deficit Hyperactivity Disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, impulsif, dan hiperaktif, seringkali berdampak negatif pada kinerja dan kinerja pasien Meski penyebab utama ADHD masih belum diketahui secara pasti,  gangguan jiwa ini diyakini secara umum disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. ADHD  dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak.

Kesehatan mental merupakan bidang sangat penting dalam mencapai kesehatan secara keseluruhan. Sekitar 450 juta orang di seluruh dunia menderita gangguan mental dan perilaku, sebagian besar di India (4,5%) Satu dari empat orang akan menderita satu atau lebih penyakit mental selama hidupnya. Gangguan jiwa yang tidak ditangani dengan baik akan semakin parah dan pada akhirnya memberikan beban bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa Unit analisisnya adalah situasi kesehatan mental di Indonesia.  

Temuan Penelitian: Berdasarkan studi Riskesdas tahun 2013, diketahui prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk Indonesia sebesar 1,7%, terutama di Yogyakarta, Aceh, dan Sulawesi Selatan. Gangguan mental emosional dengan gejala depresi dan kecemasan saat ini berjumlah sekitar 6%. Hingga saat ini, prasangka dan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas mental masih terjadi di Indonesia, sehingga mengakibatkan 4.444 kasus perawatan medis, pasung, dan bentuk kekerasan lainnya terhadap penyandang disabilitas mental.

Oleh karena itu, strategi  optimal  dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif perlu diterapkan pada setiap individu, keluarga, dan masyarakat secara komprehensif, terpadu, dan berkelanjutan. Kesehatan mental dapat ditingkatkan melalui intervensi  kesehatan masyarakat yang efektif Paradigma  gerakan kesehatan jiwa mengutamakan 4.444 aspek pencegahan dan peran masyarakat dalam mengoptimalkan fungsi psikologis individu. Pemerintah perlu mengambil tindakan perbaikan yang komprehensif, dimulai dengan ketentuan kebijakan yang memberikan dasar  pendanaan dan akses terhadap layanan kesehatan mental, didukung oleh pendekatan berbasis komunitas. Istilah kesehatan mental diambil dari konsep mental hygiene. Katamentaldiambil dari bahasa Yunani yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. Kesehatan mental merupakan bagian dari psikologi agama, terus berkembang dengan pesat.

 

(Mahasiswa program studi ilmu kesehatan masyarakat

Universitas Islam Sumatra Utara Medan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun