Sangat kebetulan sekali, ada seseorang yang tidak dikenal dengan ikhlas menawarkan air putih pada Rahmat. Aku sangat berterima kasih sekali padanya.
Saat pandanganku beralih dari Rahmat, wanita berjilbab tersebut telah menghilang dari hadapanku dan tanpa sepengetahuanku. Cepat sekali ia menghilang, padahal aku ingin mengucapkan terima kasih padanya sebagai balas budi.
Datang tiba-tiba, pulangpun tiba-tiba. Aku berharap pada Tuhan agar membalas amal perbuatannya, amin.
Setelah meminum air pemberian wanita berjilbab itu, kondisi Rahmat agak membaik. Perlahan aku mengendongnya kembali, dan beranjak untuk menuju rumah.
***
Setiba di rumah, aku membaringkan Rahmat pada ranjang. Ia tertidur sangat pulas sekali. Wajah putih berhitung mancung itu terlihat lemas tak berdaya. Berbeda sekali dengan semangat ia saat bermain bola.
Dengan seadanya aku memeriksa kondisi Rahmat lebih lanjut, dari pergelangan tangan, leher, dada, nafas, dan suhu tubuhnya.
Ternyata ia demam, suhu tubuh terlalu tinggi. Mungkin ia sangat kelelahan akhir-akhir ini, atau mungkin ia mempunyai beban berat pada pikirannya.
Aku mengambil sebuah baskom yang kuberi air dingin. Penanganan sementara yang tepat untuk orang yang mengidap demam, pertama kali adalah dengan mengompres air dingin pada dahi atau leher.
Lap tangan yang telah dibasahi oleh air dingin kutempelkan perlahan pada dahinya yang matanya masih terpejam rapat.
Sembari menunggunya bangun, aku membuat obat sederhana dari bahan alami yang akan kupakai untuk pengobatan tradisional penderita demam pada kanak-kanak. Sebuah jeruk nipis yang diperas untuk diambil airnya, lalu bawang merah diparut dengan parut yang dilapisi daun. Perasan jeruk nipis parutan bawang merah ditambah garam itu aku campurkan dengan minyak. Selesai. Setelah kubuat ramuan sederhana, aku kompreskan perlahan pada ubun-ubun Rahmat.