Aku tersenyum pada Rahmat.
"Memang benar, tapi sebagai manusia kita harus berusaha sebisa mungkin untuk mencarikan jalan yang terbaik. Untuk hasil kita serahkan pada yang Maha Kuasa." Balasku.
Tak lama kemudian, akhirnya sampai juga di depan rumah. Aku langsung duduk di bangku yang berada di teras sedangkan Rahmat rebahan. Ratih pamit pulang dan mengucapkan terima kasih padaku karena telah menolongnya. Aku hanya membalas dengan senyum ramah padanya. Dan ia pun pulang menuju rumahnya.
"Kak Arkan suka sama Mbak Ratih ya?" ledek Rahmat tiba-tiba sembari tertawa.
"Hus, dasar anak kecil. Kakak hukum ya." Candaku.
Bocah ini, masih kecil tapi mengerti masalah suka-sukaan. Aku tertawa pelan melihat perilaku Rahmat, sedangkan Rahmat tertawa keras melihat sikapku.
Dasar bocah.
Aku tersenyum geli.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H