"Sabar ya, Met." Ucapku menenangkannya.
Ratih tersenyum walau raut wajahnya terlihat sedih, ia berusaha untuk menutupi kesedihannya.
"Sekarang Mamet ingin punya buku apa lagi?" tanyaku.
"Terserah Kak Arkan, nanti uang Kak Arkan malah habis." Polos Rahmat dan mulai mengurangi rasa sedihnya.
"Ya sudah, Kakak belikan buku tentang olahraga, ya? Mamet suka sepak bola, kan?"
"Iya Kak, Mamet suka sama sepak bola. Mamet juga sebenarnya pingin punya buku pelajaran yang dipelajari di SD" Ucap Rahmat bersemangat.
"Nah gitu, cowok gak boleh bersedih terus. Harus semangat. Ok, bocah?" sahutku sembari mengepalkan tangan.
"Ok, Kak Arkan." Balasnya dan tertawa.
Ratih melihat kami dengan tersenyum.
***
Â