Jurusan-jurusan yang masuk dalam kategori ini, misalnya kedokteran, hukum, notaris, psikologi, keperawatan, dan sebagainya. Ini pun masih bisa ada spesifikasinya lagi, misalnya hukum pidana, hukum perdata, psikologi klinis, psikologi sosial, dan sebagainya.
Sebagai contoh, kalau mahasiswa masuk jurusan/fakultas kedokteran (termasuk juga kedokteran gigi atau kedokteran hewan), profesi yang sesuai nantinya ya jadi dokter (umum, gigi, hewan). Jika kemudian ia malah jadi bankir, itu jelas salah jurusan. Niat ke utara, malah ke selatan, dan gak ada nyambung-nyambungnya.
Seorang kawan saya, lulusan kedokteran, sudah mengantongi izin praktik dokter, tapi sampai sekarang tak pernah bener-bener menjadi dokter.Â
Ia malah bekerja di LSM internasional yang mengurusi penanganan penyakit lepra. Apakah dia salah profesi? Ya, bisa dikatakan tidak seratus persen salah profesi.
Jika dokter yang mengerjakan profesi lain dengan risiko hanya disebut "salah profesi", sebaliknya, kalau ada lulusan jurusan lain yang jadi dokter, pastilah ia akan dianggap sebagai "dokter gadungan" yang berpotensi berhadapan dengan hukum.
Jika masuk ke jurusan seperti ini, saingan untuk mendapatkan profesi itu ya hanya datang dari lulusan-lulusan dengan jurusan yang sama.
2. Keahlian Spesifik, Profesi Terbuka
Ada juga jurusan-jurusan yang mengarahkan mahasiswanya untuk menguasai bidang keahlian yang spesifik, tetapi profesinya terbuka. Misalnya Teknik Elektro. Mana sebetulnya profesi yang pas? Apa jadi pegawai PLN bagian sambungan?Â
Mungkin. Tapi bisa juga ragam profesi lainnya. Selama masih ada kaitannya dengan elektronik, tak bisa dikatakan salah profesi. Misalnya saja buka bengkel reparasi TV, kerja di pabrik bagian teknis elektroniknya, dan sebagainya. Begitu pun dengan jurusan lain seperti Teknik Mesin, Teknik Industri, Arsitektur, dan lain sebagainya.
Untuk jurusan seperti ini, sebuah profesi, bisa saja diperebutkan oleh lulusan-lulusan dari jurusan lain. Hanya saja, lulusan dari jurusan ini pasti akan jauh lebih memiliki peluang yang tinggi.
3. Keahlian Terbuka, Profesi Terbuka
Banyak program studi yang masuk dalam kriteria seperti ini. Meski kurikulumnya mengajarkan keahlian tertentu, tapi keahlian itu juga bisa dikuasai oleh orang-orang dari jurusan yang lain. Misalnya saja jurusan Ilmu Komunikasi.Â
Banyak prodi komunikasi yang mengarahkan kemampuan mahasiswanya pada bidang public speaking, jurnalistik, broadcasting, advertising, dan sebagainya.