Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (85) Buron

20 Februari 2021   21:27 Diperbarui: 21 Februari 2021   21:12 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

Soso harus mengakui bahwa apa yang diomongkan Pangeran Ilia itu benar. Pengalamannya yang panjang, termasuk dekat-dekat kekuasaan di St. Petersburg sana, menunjukkan kelasnya.  

Tak salah kalau Walikota Poti, Niko Nikoladze, menyebut Pangeran Ilia sebagai gurunya atau Piverli Dasi, kelompok pertama, atau generasi pertama, sementara Tuan Nikoladze dan kawan-kawan menyebut dirinya sebagai Meore Dasi, kelompok kedua atau generasi kedua. Generasi yang sudah diakui oleh Pangeran Ilia sendiri.

Sementara si Nunu dan Silva, meski mengaku sebagai Mesame Dasi, alias kelompok ketiga, generasi ketiga, sama sekali tak pernah berguru pada generasi sebelumnya. Hanya nyatut-nyatut nama, keren-kerenan saja mungkin.

Soso sebetulnya beruntung bisa berguru pada dua generasi awal itu lewat sosok Pangeran Ilia dan Tuan Nikoladze. 

Tapi ia sendiri, meski tak secara resmi bergabung dengan Mesame Dasi, ya bisa dikatakan termasuk kelompok mereka. Benar kata Pangeran Ilia dan Tuan Nikoladze, sembrono dalam bertindak. Entah karena jiwa mudanya, atau karena tak mau belajar, maunya cepat mendapatkan hasil.

 "Harus saya akui Tuan, kita luput soal itu...." kata Soso akhirnya.

Pangeran Ilia tersenyum, "Tak apa. Namanya juga belajar. Tapi hati-hati, jangan sampai kalian malah merugikan nasib orang-orang lain, terutama buruh itu. Niatnya membantu, tapi malah menjerumuskan mereka, membuat mereka tambah susah!"

"Lalu bagaimana dengan saya?" tanya Soso.

"Sembunyi aja sana, tapi jangan ke Gori, ke tempat lain!" jawab Pangeran Ilia, enteng.

"Apa itu baik, Tuan?"

"Mereka itu hanya panas-panas tahi ayam. Seminggu-dua minggu ini masih diurusi. Nanti mereka capek dan bosan sendiri ya dilupakan!" jawab Pangeran Ilia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun