"Siapa? Anak-anak pabrik semuanya sudah pada bebas..."
"Kalau itu, aku sudah tahu, makanya aku ke sini..." kata Soso. "Aku mencari kawan-kawanku yang ikut demo. Apa kau lihat ada buruh yang demo terus ditahan di sana?"
Vati diam sejenak, lalu menggelengkan kepalanya. "Aku dengar soal demo itu. Bapakku kan juga ikut, tapi tak ada yang ditahan di sana kok..." katanya. "Tapi memang, sebelumnya ada beberapa orang yang dibawa masuk, kelihatannya sih ada yang luka!"
Soso melongo, "Banyak?"
"Beberapa orang!" jawab si Vati.
"Ada yang orangnya tinggi kurus dan bercambang hitam, masih muda?"
Vati diam lagi, "Kayaknya sih ada, dia luka di kepalanya. Pake cokha abu-abu!"
Mungkin itu si Lado, tapi Soso masih belum yakin seratus persen, karena ciri-cirinya masih terlalu umum. "Terus, kemana dia?"
Vati menggeleng. "Aku tak tahu. Orang-orang yang dibawa masuk itu ada beberapa yang luka dan yang tidak. Yang luka terus entah dibawa kemana, sementara yang nggak luka ditanyai polisi. Tapi aku tak lihat, soalnya kan di ruang depan. Aku hanya tahu mereka sekilas waktu dibawa masuk, setelah itu yang nggak tahu lagi!"
"Tapi tak ada yang ditahan di sana?"
Vati menggeleng lagi.