Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (85) Buron

20 Februari 2021   21:27 Diperbarui: 21 Februari 2021   21:12 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

"Apa kira-kira sekolah saya masih aman?" tanya Soso lagi.

"Makanya, pergi saja jauh-jauh dulu. Nanti juga mereka lupa. Tapi ya hati-hati saja, jangan bikin masalah lagi. Kalau sekarang sih polisi itu juga masih malas berurusan dengan Gereja, kecuali kalau kau sudah kebangetan, sudah mengganggu kepentingan Tsar, ya bisa saja kau juga dijemput dari sekolahmu!"

Soso diam, berpikir. Mau kemana ia bersembunyi? Gori sudah dilarang oleh Pangeran Ilia. Rustavi malas, urusannya sama si Said atau malah Tatiana. Batumi hanya membuatnya mengingat luka hatinya soal Natasha.

"Pergilah ke Poti!" kata Pangeran Ilia, seolah ia tahu Soso sedang berpikir mau kemana. "Antarkan suratku untuk Tuan Nikoladze. Selanjutnya kau ikuti apa kata dia!"

Soso melongo, ke Poti untuk bertemu dengan Niko Nikoladze? Jelas mau lah dia!

*****

BERSAMBUNG: (86) Renungan dalam Kereta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun