Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (85) Buron

20 Februari 2021   21:27 Diperbarui: 21 Februari 2021   21:12 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

Tapi ia tak punya pilihan lain.

Soso pun berangkat untuk menemuinya.

*****

"Ini yang aku sayangkan dari anak-anak muda seperti kalian!" kata Pangeran Ilia setelah Soso menceritakan semuanya, tanpa ada yang ditutup-tutupi, termasuk soal tulisan yang dibuatnya. "Aku tak meragukan semangat dan tujuan kalian. Tapi cara kalian itu yang merugikan kalian sendiri!"

Soso diam saja.

"Ada lingkaran-lingkaran, hubungan-hubungan yang tidak atau belum kalian fahami di Tiflis ini, atau mungkin Georgia secara umum. Polisi, pengusaha, orang-orang suruhan, macem-macem lah. Kelompok Armenia, kelompok Georgia, kelompok Rusia. Bandit kelas teri, pemain kelas kakap, pemodal yang nggak mau repot. Macem-macem lah!" kata Pangeran Ilia lagi.

"Itu baru lingkaran kecilnya saja, belum sampai pada lingkaran yang lebih besar, kelompok-kelompok yang memanfaatkan posisinya, mencari posisi, entah yang bener-bener mewakili kepentingan kekaisaran, yang mencari celah diantaranya, atau yang bener-bener untuk tujuan pribadi. Sulit dibedakan. Tiflis jauh dari St Petersburg. Pengawasan kurang, kesempatan terbuka lebar!"

"Kau lihat di kantor polisi. Adakah polisi kelas atas, orang-orang Rusia yang turun menangani kasus-kasus kecil? Tak ada! Mereka hanya mau mengurusi kasus besar. Kalau kasusnya berkaitan dengan Tsar, mereka pasti turun, imbalannya jelas, promosi. Tapi kalau kasus lokal, tak penting, bikin susah, mereka biarkan polisi kroco itu yang mengurusinya!"

"Jangan berpikir bahwa demo buruh kemarin itu penting bagi polisi!" kata Pangeran Ilia lagi. Tak ada kaitannya dengan Tsar, ya sudah, itu hanya mainan saja. Mereka juga memeras pengusaha tanggung. Berani bayar, apa kepentinganmu, ya sudah!"

Pangeran Ilia menyulut tembakau di cangklongnya, lalu mengisap dan menyembulkan asapnya, kok kayaknya enak banget, Soso jadi kepengen, cuma nggak enak saja kalau minta, hehe...

"Kalau kalian mau bergerak, jangan cuma menyentil orang Rusia tak penting yang ada di sini. Nggak bakalan mempan, cuma dapet repotnya aja kayak gini. Kalau mau, senggollah sedikit yang ada kaitannya dengan kepentingan kaisar. Itu baru bisa bergema. Tapi risikonya juga lebih tinggi, bukan lagi polisi yang turun, mungkin tentara, atau Cossack!" lanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun