Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Stalin: (75) Penyelidikan Kasus Sepatu

10 Februari 2021   21:54 Diperbarui: 11 Februari 2021   21:15 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

"Sergei Kustov!"

Soso mendelik, "Serius? Kenapa kau bilang begitu?"

"Ada seorang anak yang pernah mendengarnya berbincang dengan salah satu pekerja asal Armenia. Mereka bicara soal harga sepatu di Sharur[1] katanya harga sepatu di sana tinggi...." 

"Apa salahnya mereka ngomongin harga sepatu di sana?" tanya Soso.

"Pabrik kan nggak pernah ngomongin harga. Di situ cuma membuat. Biar namanya manajer, Sergei Kustov juga nggak ngurusin penjualan. Apalagi yang hilang itu sepatu boots buat tentara. Semua produknya kan pesanan kekaisaran, bukan untuk dijual umum!" jawab si Petros.

"Jadi kau pikir, Kustov mencuri sepatu itu untuk dijual ke sana?"

Petros mengangguk. "Semua orang di pabrik juga tahu kalau dia sedang ada masalah. Dia punya banyak utang karena judi!"

Soso mengangguk-angguk. "Masuk akal juga. Kalau bener dia punya banyak utang, mungkin saja dia mencuri sepatu-sepatu yang dibuat di pabrik yang dia awasi lalu dijual ke sana!"

"Aku cuma bingung kenapa polisi tidak mencurigainya, dan malah menuduh anak-anak itu!" kata si Petros.

Soso menyeringai, "Kau kayak nggak tau aja polisi Gori. Apalagi kalau yang dihadapinya adalah orang Rusia, pasti nggak mau ribet. Ada kambing hitam lebih bagus lagi.."

"Makanya aku nggak mau ngomong sama siapa-siapa, cuma di antara anak-anak aja. Ngomong pada orang tua juga percuma..." kata si Petros.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun