"Petros..." Soso memanggilnya.
Anak itu melirik dan menghentikan langkahnya, "Kamu..." katanya. Ia mengenali Soso.
"Kau mau kemana?" tanya Soso.
"Pulang, kan bubaran kerja..." jawabnya.
Soso berjalan mendekatinya. "Bagaimana kabar teman-temanmu yang dituduh mencuri itu?"
"Masih ditahan di kantor polisi..."
"Mereka bener-bener mencuri?"
Petros menggeleng. "Aku tidak yakin. Mereka, termasuk aku juga, memang bandel, kadang-kadang bikin masalah. Tapi tak ada seorang pun yang kurasa punya bakat mencuri. Apalagi sebanyak itu..." jawabnya.
"Kita cukup kompak, kalau mau bandel saja pasti diomongin satu sama lain. Direncanakan dulu sebelumnya. Nah, yang ini aku tak pernah mendengar mereka membicarakan apapun yang ada kaitannya dengan pencurian. Siang hari, pas istirahat, cuma pada mau ke Bazaar Armenia, liat cewek-cewek itu. Aku tak ikut juga bukan karena nggak diajak, tapi karena aku sakit perut, nggak enak kalau jalan-jalan perutku mules-mules..." lanjutnya.
"Kamu pernah bekerja di situ?" tanya si Petros kemudian.
Soso mengangguk, "Dulu aku berteman dengan si Vati, Vateli, Ogur dan lain-lain..." jawabnya.