"Saya ikut Pak..." kata Soso, "Ayo Petros!"
Pak Samvel meminta rombongan yang lain kembali ke pabrik, sementara ia bersama Soso dan si Petros menyewa kereta kuda dan langsung menuju kawasan Golovsky, yang selalu ramai di malam minggu seperti itu.
Tapi setelah berkeliling di sana, termasuk mencari ke tempat biasanya mereka nongkrong seperti yang ditunjukkan si Patros, anak-anak itu tak ketemu juga.
"Ya sudah, sekalian saja kita ke Narikala..." kata Pak Samvel, "Nanti kalau masih belum ketemu juga ya sudah, kita pulang saja dulu..."
Berangkatlah mereka ke Benteng Narikala, tempat yang mengingatkan Soso pada kencannya dengan Natasha dulu. Tapi anak-anak itu juga tak ditemukan. Mereka menyerah, Pak Samvel memutuskan untuk kembali ke pabrik.
Sampai tengah malam, tak juga ada kabar soal anak-anak itu, termasuk dari polisi yang mencarinya. Soso sudah sangat ngantuk, dan akhirnya terpaksa pamitan pulang.
*****
Keesokan harinya, saat sarapan bersama Pak Sese, Mak Imel, dan bapaknya, Soso mendengar kabar soal anak-anak itu, dari Pak Sese tentunya, yang semalam pulang larut.
"Anak-anak itu katanya memang terlibat. Menurut saksi yang diperiksa polisi, mereka terlihat mengangkuti peti-peti itu ke dalam beberapa kereta. Malem-malem, sebelum kita pada berkumpul itu..." kata Pak Sese.
"Siapa saksinya Pak De?" tanya Soso.
Pak Sese menggeleng.