"Aku ikut..." kata Pak Samvel.
Jadilah Soso berangkat ke rumah Pak Gulbenkian bersama beberapa orang yang punya anak hilang, termasuk Pak Samvel sendiri.
*****
Anak itu, Petros Gulbenkian, masih mengenali Soso, meski ia terpaksa dibangunkan oleh bapaknya. "Biasanya nongkrong di dekat Benteng Narikala, kalau enggak..." anak belasan tahun itu tampak ragu.
"Kalau enggak apa?" tanya Pak Samvel.
"Mmm... nongkrong di Bazaar Armenia, Pak, yang banyak cewek-ceweknya itu..." kata si Petros dengan ragu-ragu.
"Di rumah-rumah bordil itu?" suara Pak Samvel langsung naik.
"I-iya Pak, tapi nggak pada ngapa-ngapain kok, cuma pada ngeliatin cewek-ceweknya aja..." Â jawab si Petros sambil melirik pada bapaknya yang melotot.
"Ayo kita cari ke sana! Urusan mereka lagi ngapain itu urusan belakangan, yang penting urusan sama si Kustov dan polisi itu harus selesai..." kata Pak Samvel. "Kau ikut Petros!"
Rombongan itu kemudian bergerak lagi ke utara, kali ini ke Bazaar Armenia dulu yang paling dekat, soalnya kalau ke Benteng Narikala lumayan jauh kalau harus jalan kaki.
Entah Kenapa Soso terus mengikutinya. Entah karena solidaritas pada teman-temannya, meski sudah lama mereka tak bertemu, atau karena ia memang lagi kurang kerjaan. Atau mungkin karena melibatkan orang Rusia bernama Sergei Kustov yang menyebalkan itu, sehingga ia harus ikut 'membalas dendam' walau tentu saja 'dendam' itu tak kan terbayarkan meski kemudian teman-temannya ditemukan dan tak terbukti mencuri.