Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (69) Anak-anak Hilang

4 Februari 2021   21:21 Diperbarui: 5 Februari 2021   23:32 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku ikut..." kata Pak Samvel.

Jadilah Soso berangkat ke rumah Pak Gulbenkian bersama beberapa orang yang punya anak hilang, termasuk Pak Samvel sendiri.

*****

Anak itu, Petros Gulbenkian, masih mengenali Soso, meski ia terpaksa dibangunkan oleh bapaknya. "Biasanya nongkrong di dekat Benteng Narikala, kalau enggak..." anak belasan tahun itu tampak ragu.

"Kalau enggak apa?" tanya Pak Samvel.

"Mmm... nongkrong di Bazaar Armenia, Pak, yang banyak cewek-ceweknya itu..." kata si Petros dengan ragu-ragu.

"Di rumah-rumah bordil itu?" suara Pak Samvel langsung naik.

"I-iya Pak, tapi nggak pada ngapa-ngapain kok, cuma pada ngeliatin cewek-ceweknya aja..."  jawab si Petros sambil melirik pada bapaknya yang melotot.

"Ayo kita cari ke sana! Urusan mereka lagi ngapain itu urusan belakangan, yang penting urusan sama si Kustov dan polisi itu harus selesai..." kata Pak Samvel. "Kau ikut Petros!"

Rombongan itu kemudian bergerak lagi ke utara, kali ini ke Bazaar Armenia dulu yang paling dekat, soalnya kalau ke Benteng Narikala lumayan jauh kalau harus jalan kaki.

Entah Kenapa Soso terus mengikutinya. Entah karena solidaritas pada teman-temannya, meski sudah lama mereka tak bertemu, atau karena ia memang lagi kurang kerjaan. Atau mungkin karena melibatkan orang Rusia bernama Sergei Kustov yang menyebalkan itu, sehingga ia harus ikut 'membalas dendam' walau tentu saja 'dendam' itu tak kan terbayarkan meski kemudian teman-temannya ditemukan dan tak terbukti mencuri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun