Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (69) Anak-anak Hilang

4 Februari 2021   21:21 Diperbarui: 5 Februari 2021   23:32 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Halah, saya kan cuma ngompor-ngomporin aja Pak De..." kata Soso.

"Iya, tapi kalau nggak dikomporin kamu dulu, mungkin sampai sekarang masih pada blok-blokan. Sekarang mah lumayan, kalau ada orang Armenia ada masalah, yang Georgia ikut bantuin, dan sebaliknya. Apalagi sekarang, anak-anak yang hilang itu kan dari keduanya. Wong anak-anaknya juga pada akur kok, main bareng, masak orangtuanya pada diem-dieman..." kata Pak Sese lagi.

"Anak-anak itu suka pada main bareng sekarang?" tanya Soso lagi.

Pak Sese mengangguk. "Kalau malam minggu begini, sejak sore sudah pada ngumpul, terus pada ngelayap, kadang baru pada pulang besoknya..."

"Lah, jangan-jangan sekarang juga anak-anak itu pada ngelayap, bukannya menghilang habis nyolong sepatu!" kata Soso.

"Makanya, kok bisa-bisanya dituduh nyolong. Kalaupun nyolong, paling mereka juga pada balik ke rumahnya juga kan, mau pada kemana lagi?"

Soso menjawil tangan Pak Samvel.

"Biasanya anak-anak itu pada kemana kalau main Pak?" tanya Soso.

"Aku nggak pernah tanya, So..." jawabnya. "Memang kubiarkan saja, mau pulang malem mau pulang besoknya nggak masalah, kalau anakku yang penting hari Minggu sudah di rumah, pergi ke Gereja, istirahat, besoknya kerja lagi. Itu aja..."

"Jangan-jangan mereka lagi pada main, bukannya ngilang gara-gara nyolong sepatu!" kata Soso.

"Nah itu, dari tadi aku sudah ngomong sama polisi-polisi itu. Tapi nggak ada yang dengerin. Si Kustov itu tetap saja menyangka anak-anak itu menghilang karena nyolong..." kata Pak Samvel lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun