Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (38) Anak Tiri dari Bapak Kandung?

3 Januari 2021   07:35 Diperbarui: 4 Januari 2021   10:34 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
WPAP by Alip Yog Kunandar

*****

Seperti kebiasaan di Gori, dan mungkin Georgia pada umumnya. Pernikahan dilangsungkan setelah matahari tenggelam. Rombongan pria-pria berpakaian cockha[2] hitam mengantarkan Jacob Egnatashvili, sang pengantin pria yang berpakaian sama tapi dengan bahan yang lebih baik, menunjukkan kekayaannya. 

Karangan bunga melingkar di lehernya. Ia tampak gagah meski usianya tak lagi muda. Rombongan itu kemudian menjemput Ekateria Geladze, Keke, alias Mak Keke, emaknya Soso yang sudah didandani layaknya perawan belasan tahun dengan gaun sutra panjang, rambut disanggul dengan hiasan bunga-bunga.

Rombongan itu kemudian mengantarkan calon pengantin ke gereja Gori yang juga sudah dihias meriah, bunga-bunga, pita, dan lainnya. Rombongan pengantin pria masuk terlebih dahulu untuk menghadap Pastor Kasradze yang akan menjadi penghulunya. 

Setelah itu, pengantin wanita diantar masuk dan dibawa ke depan. Para pengantar dan tamu memisahkan diri, laki-laki ke sebelah kiri dan wanita di sebelah kanan. Ruangan terang dengan lilin-lilin yang menyala.

Soso yang juga mengenakan cockha hitam yang sudah disediakan Mak Keke tak menyimak saat ibunya mengikat sumpah sehidup-semati dengan Pak Koba. 

Mata dan pikirannya kosong. Ia tak bisa menjelaskan perasaannya sendiri. Mungkin bahagia karena ibunya nanti tak lagi sendiri. Ia dipersunting seorang pria kaya yang akan membuat hidupnya lebih baik. 

Mungkin juga lega, karena di saat yang besamaan, ia terlepas dari beban yang selama ini membayanginya; ia tak harus menikahi Bonia. Anak itu tak jadi istrinya, tapi jadi adik tirinya. Si Yuri tak jadi kakak iparnya, tapi jadi kakak tirinya.

Saat pengucapan sumpah sudah selesai dan dilanjutkan dengan kebaktian dengan nyanyian-nyanyian berbahasa Georgia, sepasang pengantin dibawa ke luar. 

Di luar gereja, mereka disambut dengan musik pesta. Tentu saja yang paling menonjol adalah suara zurna[3], yang melantunkan melodi-melodi yang akrab di telinga. Orang-orang menari, termasuk si pengantin baru.

Soso bertemu dengan Yuri di luar. "Selamat datang di keluarga Egnatashvili!" katanya sambil tersenyum lalu memeluknya. Soso hanya nyengir. "Cari pasangan untuk berdansa, siapa tahu itu jadi jodohmu nanti!" kata Yuri lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun