Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (29) May Day, Aku Cemburu!

25 Desember 2020   05:14 Diperbarui: 26 Desember 2020   06:56 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Natasha tersenyum, "Kalau orang cerdas mah gampang memang, apalagi kalau membaca bukunya serius, di taman, di perpustakaan, di kamarnya, dan mungkin sampai saat naik kereta pun masih membacanya..."

Ah, sialan, dia nyindir lagi. Soso inget, waktu pusing di atas kereta itu dia mau mencoba mengalihkannya untuk membaca buku, ya buku itu, Kapital yang justru malah nggak disentuhnya sama sekali pas sampai di Gori.

"So, kamu masih mau di sini? Aku mau balik nih..." tanya si Seva. Ah lagi-lagi anak itu tanpa sengaja menyelamatkannya dari rasa kikuk.

"Ya ayo, tapi aku mau mampir ke toko buku dulu..." jawab Soso. Ia lalu pamitan pada si Lado dan Natasha.

"Kapan-kapan, kau ke tempatku lagi ya So, ajak Seva dan Peta..." kata Lado.

Soso mengangguk, dan dengan ujung matanya ia melirik pada Natasha. Ia kemudian hanya tersenyum dan mengangguk formal. Dari kejauhan, Soso melirik lagi ke arah Natasha, tapi yang didapatkannya adalah pemandangan yang memilukan; Natasha dan si Lado berdiri bersisian, sangat dekat, sambil menatap ke arah Noe Zhordania yang masih terus ngoceh di depan orang-orang itu. Dan yang bikin kepala Soso rasanya mau meledak, tu tangan si Lado pake acara nemplok di pinggangnya Natasha pula! Aseeeemmm...

"Gile, cakep bener ya pacarnya si Lado..." kata Seva saat mereka berjalan meninggalkan lapangan itu. "Ngomong-ngomong, cakepan mana sama pacarmu yang orang Ukraina itu, So? Kok nggak pernah dikenalin sih..."

"Ya, tergantung sih.. cewek tadi emang cakep, tapi menurutku cewekku juga nggak kalah cakep..." jawab Soso yang masih belum konsen.

"Ngomong-ngomong si Lado kerjaannya apa di sini So? Kayaknya lama aku nggak liat di kampung..."

"Dia bikin partai di sini..." jawab Soso pendek.

"Mau nyaleg dia?" tanya Seva lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun