"Nggak mungkin lah, ngapain tukang obat di situ. Kan biasanya mereka di Bazaar Persia atau Armenia, bukan di Yerevan. Lagian masak iya orang-orang itu pada ke sana hanya untuk menonton tukang obat.." kata Soso.
"Ya udah ayo.. tapi kalau beneran tukang obat atau tukang sulap kita balik aja ya.." kata Seva sambil mengikuti Soso yang mengurungkan niatnya ke toko buku Pak Yedid.
Setelah makin dekat, barulah Soso mengenali lelaki yang sedang berorasi itu. Noe Zhordania, pimred Kvali yang temennya si Lado itu. Ia sedang bicara tentang nasib buruh di depan orang-orang itu. Soso mendengarkan. Apa yang disampaikan Noe rasanya kok sama dengan apa yang ia sampaikan ketika bedah buku Kapital di tempatnya si Lado.
Lagi asyik mendengarkan omongan si Nunu di antara orang-orang yang kadang menyambut riuh setiap omongannya, pundak Soso ditepuk si Seva yang tadi ada berdiri di belakangnya. "So.. ini ada si Lado..." katanya.
Soso melirik dan memang ada si Lado di situ. "Kamu nggak bilang kalau Seva dan si Peta juga sekolah di situ, So..." kata Lado.
Soso pura-pura lupa, "Apa iya aku belum pernah ngomong?"
"Kalian sudah pernah ketemu?" tanya Seva pada Soso dan Lado.
"Iya lah, udah lumayan lama, kirain dia aja anak Gori yang sekolah di situ..." jawab Lado, "Kalau tau, kuajak juga kamu sama si Peta ke tempatku. Memangnya si Soso nggak pernah ngajak kamu Sev?"
Seva menggeleng.
"Yaa dia kan sama si Peta sibuk nyari cewek Rusia di sini..." kata Soso.
"Ya udah lah, nanti kapan-kapan kau ajaklah teman-teman ke tempatku So..." kata si Lado.