Mohon tunggu...
Alin Nur
Alin Nur Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi Bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Belajar Sibernetik dan Penerapannya dalam Pembelajaran

10 Juni 2024   11:08 Diperbarui: 10 Juni 2024   12:04 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori sibernetik memungkinkan siswa untuk memiliki kapabilitas belajar yang lebih lengkap, dengan kemampuan untuk berpikir kritis dan berimajinasi. Namun, terdapat kelemahan yang perlu diperhatikan, seperti terlalu menekankan pada sistem informasi yang dipelajari tanpa memperhatikan proses belajar secara menyeluruh, keterbatasan pengetahuan dan pemahaman akan mekanisme kerja otak, dan tidak cocok untuk semua situasi dan siswa.

Prinsip-prinsip belajar menurut aliran sibernetik melibatkan proses penerimaan, penyandian, penyimpanan, dan pengambilan kembali informasi dari ingatan. Teori-teori pemrosesan informasi yang dikembangkan oleh para ahli didasarkan pada tiga asumsi utama, yaitu adanya serangkaian tahapan pemrosesan informasi, perubahan bentuk dan isi informasi, dan kapasitas terbatas pada salah satu tahapan. Dari asumsi-asumsi tersebut, muncul teori tentang komponen struktur dan pengaturan alur pemrosesan informasi (proses kontrol), yang meliputi sensory receptor, working memory, dan long-term memory.

Teori belajar sibernetik menurut Landa mengidentifikasi dua proses berpikir yang berbeda: algoritmik dan heuristik. Proses algoritmik 

adalah berpikir secara sistematis, tahap demi tahap, dan lurus menuju tujuan tertentu, seperti saat menelpon atau mengoperasikan mesin mobil. Sementara itu, proses heuristik adalah berpikir divergen yang menuju beberapa tujuan sekaligus, seperti dalam memahami konsep dengan makna ganda seperti keadilan atau demokrasi.

Teori sibernetik menurut Pask dan Scott mengenalkan konsep tentang tipe peserta didik yang holistik dan tipe serial. Peserta didik tipe holistik cenderung memulai pembelajaran dari konsep yang umum ke yang lebih khusus, sementara peserta didik tipe serial cenderung menggunakan pendekatan berpikir algoritmik.

Implikasi dari diskusi tersebut adalah memperkuat teori belajar sibernetik secara teoritis maupun praktis. Teori ini berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu informasi, memengaruhi cara belajar sibernetik dengan peserta didik mengolah, memonitor, dan merencanakan strategi terkait informasi. Pentingnya "Sistem Informasi" dalam menentukan proses belajar juga ditekankan.

B. SARAN

Dengan terselesaikannya makalah ini, diharapkan pembaca bisa memahami dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari atau dalam lingkungan tertentu yang membutuhkan akan teori belajar sibernetik

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Muhammad, Ayu Puspita Sari, and Adriawan Maulana Tama. "Implikasi Teori Belajar Sibernetik dalam Proses Pembelajaran dan Penerapan IT di Era Modern." Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Berkemajuan dan Menggembirakan (The Progressive & Fun Education Seminar) ke-2, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara 2017. Hal 241-253

Abdurakhman, Omon, and Radit Khotamir Rusli. "Teori Belajar dan Pembelajaran." DIDAKTIKA TAUHIDI: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar vol 2.1 IAIN Kudus(2015).hal 18-20

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun