Di sisi lain, pendekatan yang diusulkan oleh Paks dan Scott memiliki kesamaan dengan pendekatan algoritmik. Namun, cara berpikir holistik tidak identik dengan heuristik.Â
Berpikir holistik melibatkan pengamatan sistem informasi secara menyeluruh, tanpa terlalu terpaku pada detail-detail spesifik. Sebagai contoh, saat melihat sebuah lukisan, pendekatan holistik akan melibatkan pengamatan keseluruhan lukisan sebelum memerhatikan detail-detail tertentu.
Pendekatan yang berfokus pada pengelolaan informasi menyoroti aspek-aspek seperti ingatan jarak panjang Long Time Memory yang terkait proses pengolahan informasi dalam otak. Menurut teori sibernetik, agar proses pembelajaran berlangsung secara optimal, kita perlu memahami tidak hanya bagaimana otak bekerja, tetapi juga bagaimana lingkungan memengaruhi mekanisme tersebut.
Pengikut teori sibernetik lainnya termasuk Paks dan Scott, yang mengidentifikasi dua gaya berpikir: serialis dan holistik. Sementara pendekatan serialis mirip dengan algoritma, gaya holistik melibatkan melompat ke gambaran lengkap sistem informasi. Ini berbeda dengan pendekatan heuristik yang menggabungkan beberapa aspek sekaligus. Siswa dengan gaya holistik cenderung memahami dari yang umum ke detail, sementara siswa serialis menggunakan pendekatan algoritma.
Teori sibernetik sering dikritik karena lebih memperhatikan sistem informasi yang dipelajari daripada proses belajar siswa. Namun, teori ini menganggap manusia sebagai pengolah informasi yang mampu mengorganisir informasi dengan baik.
Asumsi ini tercermin dalam model belajar yang menekankan proses mental yang terstruktur dalam membentuk sistem kegiatan mental. Prinsip-prinsip belajar seperti fokus pada pengetahuan bermakna, penyandian informasi bermakna, dan pengorganisasian informasi dikembangkan berdasarkan model tersebut.
H. Penerapan teori sibernetik dalam pembelajaran
Implikasi dari diskusi tersebut adalah memperkuat teori belajar sibernetik secara teoritis maupun praktis. Meskipun relatif baru, teori ini berkembang seiring dengan kemajuan tekhnologi dan informasi , memengaruhi cara belajar sibernetik dengan peserta didik mengolah , memonitor, dan merencanakan strategi terkait informasi.Â
Pentingnya "Sistem Informasi" dalam menentukan proses belajar juga ditekankan. Pembahasan juga menyoroti bahwa tidak hanya ada satu cara belajar yg ideal untuk semua situasi , dengan peserta didik mungkin menggunakan proses belajar yang berbeda untuk memahami informasi yang sama. Hasilnya menunjukkan adanya beragam cara berpikir dalam teori sibernetik seperti algoritmik, heuristik, holistik, dan serialis, yang dapat diterapkan oleh guru dan siswa di pelajaran.
Teori pengolahan informasi pembelajaran adalah bagian dari pembelajaran proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung adalah perubahan dalam kemampuan yang terjadi dalam situasi khusu. Kapasitas memori kerja manusia memiliki batasannya. Menyoroti tiga aspek utama dalam pembelajaran: Kapabilitas belajar, peristiwa pembelajaran, dan pengorganisasian pembelajaran.Â
Tahap-tahap pembelajaran, yang mengacu pada peristiwa pembelajaran, dapat membantu mendukung proses internal belajar, seperti menarik perhatian, menetapkan tujuan, merangsang ingatan, menyajikan materi, memberikan bimbingan, mendorong untuk kerja, memberikan umpan balik, menilai kinerja, dan meningkatkan retensi dan transfer pembelajaran.Â