***
Tepat pukul lima sore, mobil travel itupun akhirnya datang. Bergegas kutentang koper miniku menuju mobil yang parkir di pelataran base state kantor.
"Bawaannya ini aja, Pak?" tanya sang sopir.
"Iya. Ngapain bawa banyak-banyak. Lha, wong saya di sana cuma semalam aja. Besoknya udah harus kembali lagi ke kantor," jawabku seraya masuk ke mobil dan duduk sesuai dengan tempat duduk pesananku di bangku tengah ujung kanan.
Dan sudah kuduga. Jelang malam pergantian tahun, suasana jalanan ibukota tampak ramai dan macet. Meskipun hujan deras terus mengguyur sejak tadi, hal itu sama sekali tak menyurutkan aktivitas warga yang ingin menghabiskan malam tahun baru di berbagai tempat hiburan.
"Kalo hujannya terus-menerus seperti ini, bisa-bisa Jakarta bakal terendam banjir neh." Seorang penumpang di sebelahku memberikan komentar. Aku hanya menyimak saja.
"Ah, mo banjir aja masih banyak warga yang berkeliaran di luar rumah tuh." Orang yang duduk di belakangku kini yang berkomentar.
"Ya, sudah. Doakan aja semoga Jakarta gak banjir malam ini. Masa mo tahun baru, Jakarta udah kedatangan tamu tak diundang duluan?" putus seorang ibu yang duduk di depan sebelah sopir.
Aamiin. Aku akhirnya hanya bisa mengaminkan doa ibu tersebut tanpa mau terlibat dalam opini-opini yang bikin hati tak tenang.
***
Suasana malam pergantian tahun di Anyer pun tampak tak bergairah. Hujan deras yang mengguyur hampir merata di semua wilayah di Pulau Jawa, tampaknya membuat malam tahun baru 2020 ini sepi dari huru-hara di jalanan. Suara petasan dan kembang api tak semeriah tahun sebelumnya. Pun tak ada pesta barbeque di pantai yang selalu menjadi andalan.