Segera kurangkul pundak Kang Idrus dan membawanya ke saung belakang rumah Aki. Dan di sanalah Kang Idrus menceritakan asal muasal dia mendapat teror oleh orang-orangan sawah yang ada di sawahnya Aki yang kebetulan jaraknya tak jauh dari rumah Kang Idrus.
 "Hampir setiap malam saya, istri dan kedua anak saya mendengar suara-suara menyeramkan dari arah sawah. Saya pikir tadinya itu perbuatan orang iseng. Eh pas saya datangi langsung ke sumbernya, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri bahwa orang-orangan sawah yang ada di sawah itu melayang-layang sambil menunjuk ke arah saya."
Eh, ini benaran serius? Keningku berkerut. "Terus, dia bilang apa, Kang?"
"Intinya mah dia akan membuat sawah Abah Dahlan gagal panen kalo aja sawah itu tidak segera dijual ke developer perumahan."
"Dijual ke developer perumahan?" Kembali, keningku berkerut. Seingatku, Papah dan kedua adiknya sama sekali tidak ada niat untuk menjual sawah warisan Aki. Lantas, kenapa tiba-tiba bisa ada teror seperti ini? Pasti ada yang tidak beres.
"Oke. Ntar malam saya nginep di rumah Kang Idrus aja ya. Saya penasaran pengen membuktikan sendiri tentang teror orang-orangan sawah itu."
Mang Subur dan Kang Idrus pun akhirnya hanya bisa berpandangan saja.
***
Jelang tengah malam di rumah kediaman Kang Idrus.
"Maneh teh keukeuh masih tetap bertahan nya, Idrus? Henteu takut apa dengan ancaman dan teror-teror selama ini?"
Suara teror orang-orangan sawah terdengar sampai ke dalam rumah Kang Idrus. Membuatku penasaran dan ingin melihat langsung. Namun dicegah oleh Kang Idrus.