Mohon tunggu...
Ali Mutaufiq
Ali Mutaufiq Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan

Menulis Artikel kehidupan dan Umum

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kehidupan Hakiki di Mata Allah: Membangun HIdup yang Penuh Makna dan Keberkahan

19 Januari 2025   17:30 Diperbarui: 19 Januari 2025   17:30 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ali Mutaufiq, S.E., M.M, CAIA., CODS

Kehidupan adalah anugerah terbesar yang diberikan oleh Allah SWT kepada setiap makhluk-Nya. Dalam pandangan Islam, kehidupan bukanlah sekadar untuk memenuhi kebutuhan duniawi, tetapi memiliki tujuan yang lebih dalam, yaitu untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Makna kehidupan yang hakiki menurut Allah dapat ditemukan melalui pemahaman yang benar mengenai tujuan hidup, peran manusia sebagai khalifah di muka bumi, serta cara-cara yang dapat mendekatkan diri kepada-Nya.

1. Tujuan Hidup dalam Perspektif Islam

Menurut ajaran Islam, tujuan hidup manusia adalah untuk menyembah dan mengabdi kepada Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka mengabdi kepada-Ku."
(QS. Adh-Dhariyat: 56)

Ayat ini menegaskan bahwa tujuan utama kehidupan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah. Namun, ibadah tidak hanya terbatas pada ritual salat, puasa, atau zakat, tetapi juga mencakup setiap aspek kehidupan yang dijalani dengan niat untuk mencari keridhaan-Nya. Kehidupan yang hakiki adalah kehidupan yang dijalani dengan kesadaran penuh akan tujuan tersebut.

2. Makna Kehidupan yang Hakiki: Keseimbangan Dunia dan Akhirat

Dalam pandangan Islam, hidup yang penuh makna bukan hanya tentang mengejar kesenangan duniawi semata, tetapi juga tentang menciptakan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari duniawi. Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu."(QS. Al-Qasas: 77)

Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak terfokus hanya pada kehidupan dunia, tetapi juga menjaga kepentingan akhirat. Kehidupan hakiki di mata Allah adalah kehidupan yang tidak hanya mengejar kesenangan duniawi, tetapi juga mempersiapkan diri untuk kehidupan abadi di akhirat.

3. Menjadi Khalifah di Muka Bumi

Islam juga mengajarkan bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi. Hal ini mengandung tanggung jawab besar untuk menjaga dan memelihara bumi serta menciptakan kedamaian dan kesejahteraan bagi sesama makhluk hidup. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi.'"(QS. Al-Baqarah: 30)

Sebagai khalifah, manusia diharapkan tidak hanya memperbaiki diri sendiri tetapi juga berusaha untuk memperbaiki masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Kehidupan hakiki di mata Allah berarti menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab terhadap lingkungan, sesama, dan alam semesta.

4. Hidup yang Penuh Keberkahan: Memiliki Tujuan yang Jelas

Salah satu cara untuk mencapai kehidupan yang penuh makna dan keberkahan adalah dengan memiliki tujuan yang jelas, yang senantiasa mengarah pada keridhaan Allah. Salah satu bentuk kehidupan yang diberkahi adalah hidup yang dilalui dengan berusaha keras untuk memenuhi kewajiban agama, seperti melaksanakan salat lima waktu, berpuasa, berzakat, dan berbuat baik kepada sesama.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Sesungguhnya amal-amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan."(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini mengajarkan kita bahwa niat yang benar dalam setiap tindakan akan menentukan keberkahan hidup kita. Jika kita menjalani hidup dengan niat untuk mendapatkan keridhaan Allah, maka setiap langkah yang kita ambil akan dipenuhi dengan keberkahan dan makna.

5. Sabar dan Syukur: Kunci Kehidupan yang Bermakna

Salah satu ciri kehidupan yang penuh makna dan hakiki adalah kemampuan untuk bersabar dalam menghadapi ujian hidup dan selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar."QS. Al-Baqarah: 153)

Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan bahwa dalam setiap kondisi, baik itu senang atau susah, seorang Muslim harus selalu bersyukur dan sabar. Beliau bersabda:

"Sungguh mengagumkan keadaan orang mukmin, karena segala urusannya adalah baik baginya. Jika ia mendapat kenikmatan, ia bersyukur dan itu baik baginya. Jika ia mendapat musibah, ia bersabar dan itu juga baik baginya."(HR. Muslim)

Keberkahan hidup bukan terletak pada banyaknya harta atau jabatan, melainkan pada kemampuan untuk bersabar dan bersyukur atas apa yang ada.

6. Peran Ulama dalam Mencerahkan Makna Kehidupan

Ulama sebagai pewaris Nabi memiliki peran penting dalam menerangkan makna kehidupan yang hakiki menurut Allah. Mereka tidak hanya menyampaikan wahyu melalui Al-Qur'an dan hadis, tetapi juga memberikan bimbingan kepada umat Islam tentang cara-cara untuk menjalani hidup sesuai dengan ajaran Allah.

Menurut Imam Al-Ghazali, kehidupan yang hakiki adalah kehidupan yang dipenuhi dengan pengetahuan tentang Allah dan dijalani dengan keikhlasan. Beliau mengatakan:

"Kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan yang didasarkan pada kesadaran akan kehadiran Allah, dan hidup dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada-Nya."
(Imam Al-Ghazali, Ihya' Ulum al-Din)

Imam Ibn Qayyim Al-Jawziyya juga menyatakan bahwa kehidupan yang penuh makna adalah kehidupan yang selalu berada dalam keadaan mengingat Allah dan berusaha untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

"Hidup yang hakiki adalah hidup yang dilalui dengan zikir, ibadah, dan pelayanan kepada sesama. Setiap detik dalam hidup ini adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah."
(Ibn Qayyim, Al-Fawaid)

7. Kesimpulan: Membangun Kehidupan yang Hakiki

Kehidupan hakiki di mata Allah adalah kehidupan yang berjalan sesuai dengan tujuan utama penciptaan manusia, yaitu untuk mengabdi kepada-Nya. Kehidupan yang bermakna adalah kehidupan yang seimbang, yang mengutamakan nilai-nilai agama, berusaha menjadi khalifah yang baik, dan selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah, amal baik, dan sabar. Keberkahan hidup akan diraih oleh mereka yang menjadikan Allah sebagai pusat tujuan hidupnya.

Dengan menjaga niat yang ikhlas, berusaha menjalani kehidupan dengan baik, serta terus berusaha untuk memperbaiki diri, kita dapat meraih kehidupan yang penuh makna dan keberkahan yang hakiki menurut Allah.

Referensi:

  • Al-Qur'an, Surah Adh-Dhariyat: 56
  • Al-Qur'an, Surah Al-Qasas: 77
  • Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah: 30
  • Hadis Sahih Bukhari dan Muslim
  • Imam Al-Ghazali, Ihya' Ulum al-Din
  • Ibn Qayyim Al-Jawziyya, Al-Fawaid

Kehidupan Hakiki di Mata Allah: Membangun Hidup yang Penuh Makna dan Keberkahan

Ali Mutaufiq, S.E., M.M, CAIA., CODS

Kehidupan adalah anugerah terbesar yang diberikan oleh Allah SWT kepada setiap makhluk-Nya. Dalam pandangan Islam, kehidupan bukanlah sekadar untuk memenuhi kebutuhan duniawi, tetapi memiliki tujuan yang lebih dalam, yaitu untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Makna kehidupan yang hakiki menurut Allah dapat ditemukan melalui pemahaman yang benar mengenai tujuan hidup, peran manusia sebagai khalifah di muka bumi, serta cara-cara yang dapat mendekatkan diri kepada-Nya.

1. Tujuan Hidup dalam Perspektif Islam

Menurut ajaran Islam, tujuan hidup manusia adalah untuk menyembah dan mengabdi kepada Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka mengabdi kepada-Ku."
(QS. Adh-Dhariyat: 56)

Ayat ini menegaskan bahwa tujuan utama kehidupan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah. Namun, ibadah tidak hanya terbatas pada ritual salat, puasa, atau zakat, tetapi juga mencakup setiap aspek kehidupan yang dijalani dengan niat untuk mencari keridhaan-Nya. Kehidupan yang hakiki adalah kehidupan yang dijalani dengan kesadaran penuh akan tujuan tersebut.

2. Makna Kehidupan yang Hakiki: Keseimbangan Dunia dan Akhirat

Dalam pandangan Islam, hidup yang penuh makna bukan hanya tentang mengejar kesenangan duniawi semata, tetapi juga tentang menciptakan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari duniawi. Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu."(QS. Al-Qasas: 77)

Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak terfokus hanya pada kehidupan dunia, tetapi juga menjaga kepentingan akhirat. Kehidupan hakiki di mata Allah adalah kehidupan yang tidak hanya mengejar kesenangan duniawi, tetapi juga mempersiapkan diri untuk kehidupan abadi di akhirat.

3. Menjadi Khalifah di Muka Bumi

Islam juga mengajarkan bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi. Hal ini mengandung tanggung jawab besar untuk menjaga dan memelihara bumi serta menciptakan kedamaian dan kesejahteraan bagi sesama makhluk hidup. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi.'"(QS. Al-Baqarah: 30)

Sebagai khalifah, manusia diharapkan tidak hanya memperbaiki diri sendiri tetapi juga berusaha untuk memperbaiki masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Kehidupan hakiki di mata Allah berarti menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab terhadap lingkungan, sesama, dan alam semesta.

4. Hidup yang Penuh Keberkahan: Memiliki Tujuan yang Jelas

Salah satu cara untuk mencapai kehidupan yang penuh makna dan keberkahan adalah dengan memiliki tujuan yang jelas, yang senantiasa mengarah pada keridhaan Allah. Salah satu bentuk kehidupan yang diberkahi adalah hidup yang dilalui dengan berusaha keras untuk memenuhi kewajiban agama, seperti melaksanakan salat lima waktu, berpuasa, berzakat, dan berbuat baik kepada sesama.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Sesungguhnya amal-amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan."(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini mengajarkan kita bahwa niat yang benar dalam setiap tindakan akan menentukan keberkahan hidup kita. Jika kita menjalani hidup dengan niat untuk mendapatkan keridhaan Allah, maka setiap langkah yang kita ambil akan dipenuhi dengan keberkahan dan makna.

5. Sabar dan Syukur: Kunci Kehidupan yang Bermakna

Salah satu ciri kehidupan yang penuh makna dan hakiki adalah kemampuan untuk bersabar dalam menghadapi ujian hidup dan selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar."QS. Al-Baqarah: 153)

Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan bahwa dalam setiap kondisi, baik itu senang atau susah, seorang Muslim harus selalu bersyukur dan sabar. Beliau bersabda:

"Sungguh mengagumkan keadaan orang mukmin, karena segala urusannya adalah baik baginya. Jika ia mendapat kenikmatan, ia bersyukur dan itu baik baginya. Jika ia mendapat musibah, ia bersabar dan itu juga baik baginya."(HR. Muslim)

Keberkahan hidup bukan terletak pada banyaknya harta atau jabatan, melainkan pada kemampuan untuk bersabar dan bersyukur atas apa yang ada.

6. Peran Ulama dalam Mencerahkan Makna Kehidupan

Ulama sebagai pewaris Nabi memiliki peran penting dalam menerangkan makna kehidupan yang hakiki menurut Allah. Mereka tidak hanya menyampaikan wahyu melalui Al-Qur'an dan hadis, tetapi juga memberikan bimbingan kepada umat Islam tentang cara-cara untuk menjalani hidup sesuai dengan ajaran Allah.

Menurut Imam Al-Ghazali, kehidupan yang hakiki adalah kehidupan yang dipenuhi dengan pengetahuan tentang Allah dan dijalani dengan keikhlasan. Beliau mengatakan:

"Kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan yang didasarkan pada kesadaran akan kehadiran Allah, dan hidup dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada-Nya."
(Imam Al-Ghazali, Ihya' Ulum al-Din)

Imam Ibn Qayyim Al-Jawziyya juga menyatakan bahwa kehidupan yang penuh makna adalah kehidupan yang selalu berada dalam keadaan mengingat Allah dan berusaha untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

"Hidup yang hakiki adalah hidup yang dilalui dengan zikir, ibadah, dan pelayanan kepada sesama. Setiap detik dalam hidup ini adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah."
(Ibn Qayyim, Al-Fawaid)

7. Kesimpulan: Membangun Kehidupan yang Hakiki

Kehidupan hakiki di mata Allah adalah kehidupan yang berjalan sesuai dengan tujuan utama penciptaan manusia, yaitu untuk mengabdi kepada-Nya. Kehidupan yang bermakna adalah kehidupan yang seimbang, yang mengutamakan nilai-nilai agama, berusaha menjadi khalifah yang baik, dan selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah, amal baik, dan sabar. Keberkahan hidup akan diraih oleh mereka yang menjadikan Allah sebagai pusat tujuan hidupnya.

Dengan menjaga niat yang ikhlas, berusaha menjalani kehidupan dengan baik, serta terus berusaha untuk memperbaiki diri, kita dapat meraih kehidupan yang penuh makna dan keberkahan yang hakiki menurut Allah.

Referensi:

  • Al-Qur'an, Surah Adh-Dhariyat: 56
  • Al-Qur'an, Surah Al-Qasas: 77
  • Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah: 30
  • Hadis Sahih Bukhari dan Muslim
  • Imam Al-Ghazali, Ihya' Ulum al-Din
  • Ibn Qayyim Al-Jawziyya, Al-Fawaid

Kehidupan Hakiki di Mata Allah: Membangun Hidup yang Penuh Makna dan Keberkahan

Ali Mutaufiq, S.E., M.M, CAIA., CODS

Kehidupan adalah anugerah terbesar yang diberikan oleh Allah SWT kepada setiap makhluk-Nya. Dalam pandangan Islam, kehidupan bukanlah sekadar untuk memenuhi kebutuhan duniawi, tetapi memiliki tujuan yang lebih dalam, yaitu untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Makna kehidupan yang hakiki menurut Allah dapat ditemukan melalui pemahaman yang benar mengenai tujuan hidup, peran manusia sebagai khalifah di muka bumi, serta cara-cara yang dapat mendekatkan diri kepada-Nya.

1. Tujuan Hidup dalam Perspektif Islam

Menurut ajaran Islam, tujuan hidup manusia adalah untuk menyembah dan mengabdi kepada Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka mengabdi kepada-Ku."
(QS. Adh-Dhariyat: 56)

Ayat ini menegaskan bahwa tujuan utama kehidupan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah. Namun, ibadah tidak hanya terbatas pada ritual salat, puasa, atau zakat, tetapi juga mencakup setiap aspek kehidupan yang dijalani dengan niat untuk mencari keridhaan-Nya. Kehidupan yang hakiki adalah kehidupan yang dijalani dengan kesadaran penuh akan tujuan tersebut.

2. Makna Kehidupan yang Hakiki: Keseimbangan Dunia dan Akhirat

Dalam pandangan Islam, hidup yang penuh makna bukan hanya tentang mengejar kesenangan duniawi semata, tetapi juga tentang menciptakan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari duniawi. Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu."(QS. Al-Qasas: 77)

Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak terfokus hanya pada kehidupan dunia, tetapi juga menjaga kepentingan akhirat. Kehidupan hakiki di mata Allah adalah kehidupan yang tidak hanya mengejar kesenangan duniawi, tetapi juga mempersiapkan diri untuk kehidupan abadi di akhirat.

3. Menjadi Khalifah di Muka Bumi

Islam juga mengajarkan bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi. Hal ini mengandung tanggung jawab besar untuk menjaga dan memelihara bumi serta menciptakan kedamaian dan kesejahteraan bagi sesama makhluk hidup. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi.'"(QS. Al-Baqarah: 30)

Sebagai khalifah, manusia diharapkan tidak hanya memperbaiki diri sendiri tetapi juga berusaha untuk memperbaiki masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Kehidupan hakiki di mata Allah berarti menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab terhadap lingkungan, sesama, dan alam semesta.

4. Hidup yang Penuh Keberkahan: Memiliki Tujuan yang Jelas

Salah satu cara untuk mencapai kehidupan yang penuh makna dan keberkahan adalah dengan memiliki tujuan yang jelas, yang senantiasa mengarah pada keridhaan Allah. Salah satu bentuk kehidupan yang diberkahi adalah hidup yang dilalui dengan berusaha keras untuk memenuhi kewajiban agama, seperti melaksanakan salat lima waktu, berpuasa, berzakat, dan berbuat baik kepada sesama.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Sesungguhnya amal-amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan."(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini mengajarkan kita bahwa niat yang benar dalam setiap tindakan akan menentukan keberkahan hidup kita. Jika kita menjalani hidup dengan niat untuk mendapatkan keridhaan Allah, maka setiap langkah yang kita ambil akan dipenuhi dengan keberkahan dan makna.

5. Sabar dan Syukur: Kunci Kehidupan yang Bermakna

Salah satu ciri kehidupan yang penuh makna dan hakiki adalah kemampuan untuk bersabar dalam menghadapi ujian hidup dan selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar."QS. Al-Baqarah: 153)

Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan bahwa dalam setiap kondisi, baik itu senang atau susah, seorang Muslim harus selalu bersyukur dan sabar. Beliau bersabda:

"Sungguh mengagumkan keadaan orang mukmin, karena segala urusannya adalah baik baginya. Jika ia mendapat kenikmatan, ia bersyukur dan itu baik baginya. Jika ia mendapat musibah, ia bersabar dan itu juga baik baginya."(HR. Muslim)

Keberkahan hidup bukan terletak pada banyaknya harta atau jabatan, melainkan pada kemampuan untuk bersabar dan bersyukur atas apa yang ada.

6. Peran Ulama dalam Mencerahkan Makna Kehidupan

Ulama sebagai pewaris Nabi memiliki peran penting dalam menerangkan makna kehidupan yang hakiki menurut Allah. Mereka tidak hanya menyampaikan wahyu melalui Al-Qur'an dan hadis, tetapi juga memberikan bimbingan kepada umat Islam tentang cara-cara untuk menjalani hidup sesuai dengan ajaran Allah.

Menurut Imam Al-Ghazali, kehidupan yang hakiki adalah kehidupan yang dipenuhi dengan pengetahuan tentang Allah dan dijalani dengan keikhlasan. Beliau mengatakan:

"Kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan yang didasarkan pada kesadaran akan kehadiran Allah, dan hidup dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada-Nya."
(Imam Al-Ghazali, Ihya' Ulum al-Din)

Imam Ibn Qayyim Al-Jawziyya juga menyatakan bahwa kehidupan yang penuh makna adalah kehidupan yang selalu berada dalam keadaan mengingat Allah dan berusaha untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

"Hidup yang hakiki adalah hidup yang dilalui dengan zikir, ibadah, dan pelayanan kepada sesama. Setiap detik dalam hidup ini adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah."
(Ibn Qayyim, Al-Fawaid)

7. Kesimpulan: Membangun Kehidupan yang Hakiki

Kehidupan hakiki di mata Allah adalah kehidupan yang berjalan sesuai dengan tujuan utama penciptaan manusia, yaitu untuk mengabdi kepada-Nya. Kehidupan yang bermakna adalah kehidupan yang seimbang, yang mengutamakan nilai-nilai agama, berusaha menjadi khalifah yang baik, dan selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah, amal baik, dan sabar. Keberkahan hidup akan diraih oleh mereka yang menjadikan Allah sebagai pusat tujuan hidupnya.

Dengan menjaga niat yang ikhlas, berusaha menjalani kehidupan dengan baik, serta terus berusaha untuk memperbaiki diri, kita dapat meraih kehidupan yang penuh makna dan keberkahan yang hakiki menurut Allah.

Referensi:

  • Al-Qur'an, Surah Adh-Dhariyat: 56
  • Al-Qur'an, Surah Al-Qasas: 77
  • Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah: 30
  • Hadis Sahih Bukhari dan Muslim
  • Imam Al-Ghazali, Ihya' Ulum al-Din
  • Ibn Qayyim Al-Jawziyya, Al-Fawaid

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun