Dengan menjaga niat yang ikhlas, berusaha menjalani kehidupan dengan baik, serta terus berusaha untuk memperbaiki diri, kita dapat meraih kehidupan yang penuh makna dan keberkahan yang hakiki menurut Allah.
Referensi:
- Al-Qur'an, Surah Adh-Dhariyat: 56
- Al-Qur'an, Surah Al-Qasas: 77
- Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah: 30
- Hadis Sahih Bukhari dan Muslim
- Imam Al-Ghazali, Ihya' Ulum al-Din
- Ibn Qayyim Al-Jawziyya, Al-Fawaid
Kehidupan Hakiki di Mata Allah: Membangun Hidup yang Penuh Makna dan Keberkahan
Ali Mutaufiq, S.E., M.M, CAIA., CODS
Kehidupan adalah anugerah terbesar yang diberikan oleh Allah SWT kepada setiap makhluk-Nya. Dalam pandangan Islam, kehidupan bukanlah sekadar untuk memenuhi kebutuhan duniawi, tetapi memiliki tujuan yang lebih dalam, yaitu untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Makna kehidupan yang hakiki menurut Allah dapat ditemukan melalui pemahaman yang benar mengenai tujuan hidup, peran manusia sebagai khalifah di muka bumi, serta cara-cara yang dapat mendekatkan diri kepada-Nya.
1. Tujuan Hidup dalam Perspektif Islam
Menurut ajaran Islam, tujuan hidup manusia adalah untuk menyembah dan mengabdi kepada Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka mengabdi kepada-Ku."
(QS. Adh-Dhariyat: 56)
Ayat ini menegaskan bahwa tujuan utama kehidupan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah. Namun, ibadah tidak hanya terbatas pada ritual salat, puasa, atau zakat, tetapi juga mencakup setiap aspek kehidupan yang dijalani dengan niat untuk mencari keridhaan-Nya. Kehidupan yang hakiki adalah kehidupan yang dijalani dengan kesadaran penuh akan tujuan tersebut.
2. Makna Kehidupan yang Hakiki: Keseimbangan Dunia dan Akhirat
Dalam pandangan Islam, hidup yang penuh makna bukan hanya tentang mengejar kesenangan duniawi semata, tetapi juga tentang menciptakan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Allah berfirman dalam Al-Qur'an: