Mohon tunggu...
Ali Mursyid
Ali Mursyid Mohon Tunggu... Guru - MTs Muslimin Bojongpicung

Pemilik Website Bahasa Arab Madrasah (MI Arabic, MTs Arabic, MA Arabic)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

10 Nilai Profil Pelajar Rahmatan Lil 'Alamin Perspektif Al-Qur'an

7 Agustus 2024   14:32 Diperbarui: 7 Agustus 2024   14:35 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam dunia pendidikan saat ini, banyak diskusi tentang kebutuhan untuk menyegarkan kembali pendidikan karakter, dan usaha untuk membangun kembali sikap dan perilaku yang baik yang selama ini menjadi identitas dan ikon negara ini. Kenyataan bahwa nilai-nilai karakter negara kita menurun merupakan tantangan terbesar yang dihadapi sistem pendidikan kita saat ini.

Al-Qur'an sebagai sumber pendidikan Islam maupun ilmu-ilmu lainnya termasuk manajemen peserta didik disebabkan karena Al-Qur'an memiliki nilai absolut yang diturunkan dari Allah SWT, dalam hal ini, terutama dalam mengatasi lemahnya nilai-nilai yang didapat para peserta didik selama belajar. Pada hakikatnya, Allah SWT menciptakan manusia dan Dia pulalah yang mendidik manusia, sehingga kandungan mengenai pendidikan telah termaktub dalam wahyu-wahyu-Nya. Tidak ada satu pun persoalan, termasuk persoalan manajemen pendidikan Islam yang luput dari jangkauan Al-Qur'an.

Untuk mengimplementasikan pendidikan karakter peserta didik, khususnya di madrasah, Kementerian Agama mengeluarkan Buku Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin yang dikembangkan dari Panduan Pengembangan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Satuan Pendidikan, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

Dalam buku panduan tersebut terdapat elemen-elemen yang menjadi indikator guru di madrasah dalam menjalankan kurikulum merdeka. Nilai tersebut dikenal dengan Nilai Rahmatan lil Alamin. Ia merupakan prinsip- prinsip sikap dan cara pandang dalam mengamalkan agama agar pola keberagamaan dalam konteks berbangsa dan bernegara berjalan semestinya sehingga kemaslahatan umum tetap terjaga seiring dengan perlindungan kemanusiaan dalam beragama. Objek yang dituju yaitu peserta didik. Setidaknya ada 10 nilai yang menjadi ciri khas pembelajaran di madrasah dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka untuk penguatan projek profil pelajar pancasila rahmatan lil 'alamin yaitu : ta'addub, qudwah, muwaanah, tawassut, tawazun, i'tidl, muswah, syra,
tasmuh dan tathawwur wa ibtikr.

1)Berkeadaban (ta'addub), yaitu menjunjung tinggi akhlak mulia, karakter, identitas, dan integritas.

Ayat tentang ta'addub : QS. Al-Mujadalah ayat 11
 

Artinya :

"Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu "Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis," lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, "Berdirilah," (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (Al-Mujadalah/58:11)

Tafsir :

Pada ayat ini, Allah memerintahkan kaum muslim untuk melakukan perbuatan yang menimbulkan rasa persaudaraan dalam semua pertemuan. Wahai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu, dalam berbagai forum atau kesempatan, "Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, agar orang-orang bisa masuk ke dalam ruangan itu," maka lapangkanlah jalan menuju majelis tersebut, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu dalam berbagai kesempatan, forum, atau majelis. Dan apabila dikatakan kepada  kamu  dalam  berbagai  tempat,  "Berdirilah kamu untuk memberi penghormatan," maka berdirilah sebagai tanda kerendahan hati, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu karena keyakinannya yang benar, dan Allah pun akan mengangkat orang- orang yang diberi ilmu, karena ilmunya menjadi hujah yang menerangi umat, beberapa derajat dibandingkan orang-orang yang tidak berilmu. Dan Allah Mahateliti terhadap niat, cara, dan tujuan dari apa yang kamu kerjakan, baik persoalan dunia maupun akhirat.

Ayat tersebut juga mengisyaratkan salah satu nilai profil pelajar rahmatan lil 'alamin, yaitu berkeadaban (ta'addub), yaitu menjunjung tinggi akhlak mulia, karakter, identitas, dan integritas. Sejak awal Islam telah memberikan perhatian yang amat besar terhadap penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran dalam arti seluas-luasnya dan bukan hanya berarti formal seperti di sekolah. Hal ini antara lain dapat dilihat pada apa yang secara normatif-teologi ditegaskan dalam al-Qur'an dan as-Sunnah, dan pada apa yang secara empiris dapat dilihat dalam sejarah. (Lubab, 2015) Belajar adalah suatu proses dan aktivitas yang selalu dilakukan dan dialami manusia sejak manusia di dalam kandungan, buaian, tumbuh berkembang dari anak-anak, remaja sehingga menjadi dewasa, sampai ke liang lahat, sesuai dengan prinsip pembelajaran sepanjang hayat. Agama Islam mendorong umatnya agar menjadi umat yang pandai, dimulai dengan belajar berbagai macam ilmu pengetahuan.

Al-Qur'an datang dengan membuka lebar-lebar mata manusia, agar mereka menyadari jati diri dan hakikat keberadaan mereka di pentas bumi ini. Juga, agar mereka tidak terlena dengan kehidupan ini, sehingga mereka tidak menduga bahwa hidup mereka hanya dimulai dengan kelahiran dan berakhir dengan kematian. (Wahyuni, 2020) Kepribadian seseorang tercermin dari akhlak yang mulia, dia akan mengantarkan seseorang kepada martabat yang tinggi. Akhir-akhir ini adab yang mulia merupakan hal yang mahal dan sulit dicari. Minimnya pemahaman akan nilai-nilai adab yang terkandung dalam al qur'an dan hadits akan semakin memperparah kondisi kepribadian seseorang. Untuk membentuk pribadi yang mulia, hendaknya penanaman adab terhadap anak digalakkan sejak dini, karena pembentukannya akan lebih mudah dibanding setelah anak tersebut menginjak dewasa. Al-jarnuzi membahas tentang beberapa konsep adab yang perlu kita aplikasikan dalam pembelajaran, sehingga akan tercipta pribadi yang santun sesuai tuntunan Al-Qur'an. (Noer & Sarumpaet, 2017)

2)Keteladanan  (qudwah), yaitu kepeloporan, panutan, inspirator & tuntunan.

Ayat tentang qudwah : QS. Al-Ahzab ayat 21

Artinya :

"Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah." (Al-Ahzab/33:21)

Tafsir :

Rasulullah adalah teladan bagi manusia dalam segala hal, termasuk di medan perang. Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu dalam semua ucapan dan perilakunya, baik pada masa damai maupun perang. Namun, keteladan itu hanya berlaku bagi orang yang hanya mengharap rahmat Allah, tidak berharap dunia, dan berharap hari Kiamat sebagai hari pembalasan; dan berlaku pula bagi orang yang banyak mengingat Allah karena dengan begitu seseorang bisa kuat meneladani beliau.
Ayat tersebut juga mengisyaratkan salah satu nilai profil pelajar rahmatan lil 'alamin, yaitu keteladanan (qudwah), yaitu kepeloporan, panutan, inspirator & tuntunan.

Konsep pendidikan Islam dalam perspektif Al-Qur'an Surat Al-Ahzab ayat 21 memberikan gambaran sebagai pendidikan yang kembali menerapkan bahwa Rasulullah SAW adalah sebaik-sebaik teladan yang patut diikuti dan keteladanan beliau patut untuk diterapkan dalam konsep pendidikan Islam, sebab ajarannya mengajak orang lain untuk melakukan hal-hal yang baik dan melarang perbuatan yang munkar, melepasakan beban dan belenggu kehidupan serta menggapai keseksesan yang berkhir pada kebahagiaan hidup dinunia dan diakhirat.(Najamudin, 2014)

3)Kewarganegaraan dan kebangsaan (muwaanah), yaitu sikap menerima keberadaan negara (nasionalisme), mematuhi hukum negara, melestarikan budaya Indonesia.

Ayat tentang muwaanah : QS. At-Taubah : 122
 

Artinya :

"Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi (tinggal bersama Rasulullah) untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya?" (At-Taubah/9:122)

Tafsir :

Pada ayat ini dijelaskan tentang pentingnya pembagian tugas kerja dalam kehidupan bersama dengan penegasan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke medan perang sehingga hal yang lainnya terabaikan. Mengapa tidak ada sebagian dari setiap golongan di antara mereka yang pergi untuk bersungguh-sungguh memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan dengan menyebarluaskan pengetahuan tersebut kepada kaumnya apabila mereka telah kembali dari berperang atau tugas apa pun, pengetahuan agama ini penting agar mereka dapat menjaga dirinya dan berhati-hati agar tidak melakukan pelanggaran.

Ayat tersebut juga mengisyaratkan salah satu nilai profil pelajar rahmatan lil 'alamin, yaitu muwaanah, yaitu sikap menerima keberadaan negara (nasionalisme), mematuhi hukum negara, melestarikan budaya, khususnya di Indonesia.
QS. At-Taubah ayat 122 menjelaskan bahwa semua masalah pendidikan akan terlewatkan jika umat Islam mampu mengkaji, mendalami ilmu serta mengamalkan dan mengembangkannya. Sehingga akan diperoleh beberapa konsep dasar pendidikan yang menjadi sumber inspirasi untuk dikembangkan dalam rangka membangun pendidikan yang berkualitas dan berbasis Islami. (Nihaya, 2016)

4)Mengambil jalan tengah (tawassu), yaitu pemahaman dan pengamalan beragama yang tidak berlebih-lebihan (ifr) dan juga tidak abai terhadap ajaran agama (tafr).

Ayat tentang tawassut : QS. Al-Baqarah:143

Artinya :

"Demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan2
agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menetapkan kiblat (Baitulmaqdis) yang (dahulu) kamu berkiblat kepadanya, kecuali agar Kami mengetahui (dalam kenyataan) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sesungguhnya (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia." (Al-Baqarah/2:143)

Tafsir :

Jika Allah menjadikan Ka'bah sebagai kiblat yang paling utama karena dibangun oleh bapak para nabi, yaitu Nabi Ibrahim, maka demikian pula Kami telah menjadikan kamu, umat Islam, umat pertengahan, yaitu umat terbaik yang pernah ada di bumi ini. Umat yang terbaik sangatlah pantas menjadi saksi. Tujuannya adalah agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia, yaitu ketika nanti pada hari Kiamat jika ada dari mereka yang mengingkari bahwa rasul-rasul mereka telah menyampaikan pesan-pesan Allah atau adanya penyimpangan pada ajaran mereka. Di samping itu, juga agar Rasul, Muhammad, menjadi saksi atas perbuatan kamu yaitu dengan memberikan petunjuk dan arahan-arahannya ketika masih hidup serta jalan kehidupannya juga petunjuknya ketika sudah meninggal. Allah kemudian menjelaskan tujuan pengalihan kiblat, yaitu menguji keimanan seseorang. Kami tidak menjadikan kiblat yang dahulu kamu berkiblat kepadanya melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang.

Bagi mereka yang tetap istikamah dengan keimanannya, mereka akan mengikuti apa pun yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, baik dalam pengalihan kiblat atau lainnya. Sebaliknya, bagi yang lain, mereka akan menolak dan enggan mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya. Ihwal pemindahan kiblat memang mengundang persoalan bagi sebagian kelompok. Oleh karena itu, pemindahan kiblat itu sangat berat kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Sebagian kelompok menganggap persoalan kiblat adalah termasuk ajaran yang sudah baku, tidak bisa diubah lagi, seperti halnya tauhid. Namun, sebagian lagi, yaitu orang-orang yang istikamah dalam beriman, menganggap bahwa persoalan ini termasuk kebijakan Allah yang bisa saja berubah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.

Ayat tersebut juga mengisyaratkan salah satu nilai profil pelajar rahmatan lil 'alamin, yaitu muwaanah, yaitu sikap menerima keberadaan negara (nasionalisme), mematuhi hukum negara, melestarikan budaya, khususnya di Indonesia.

Islam menganjurkan pemeluknya untuk bersikap moderat, seimbang, tidak ekstrim, dan tidak inklusif. Tawassut merupakan bagian dari moderasi beragama yang harus ditanamkan kepada peserta didik agar peserta didik memiliki sikap moderat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di tengah kemajuan bangsa Indonesia, moderasi beragama sangat dibutuhkan oleh seluruh umat manusia dan harus diajarkan kepada peserta didik agar kelak   menjadi   manusia    yang    cinta    damai,    penyayang    dan toleran. Keterlibatan ustadz dalam memberikan pemahaman tentang tawasuth kepada santri sangat diperlukan agar dapat menjadi pembiasaan dalam kehidupan mereka. Muatan pendidikan agama Islam ditekankan pada pengertian kasih sayang, saling menyayangi, saling menghormati, dan saling membantu dalam kebaikan. (Samsul, 2020)

5)Berimbang (tawzun), yaitu pemahaman dan pengamalan agama secara seimbang yang meliputi semua aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi.

Ayat tentang tawazun : QS. Al-Qashash: 77

Artinya :

"Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang- orang yang berbuat kerusakan." (Al-Qasas/28:77)

Tafsir :

Nasihat di atas tidak berarti seseorang hanya boleh beribadah murni (mahdah) dan melarang memperhatikan dunia. Berusahalah sekuat tenaga dan pikiran untuk memperoleh harta, dan carilah pahala negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu di dunia, berupa kekayaan dan karunia lainnya, dengan menginfakkan dan menggunakannya di jalan Allah. Akan tetapi, pada saat yang sama janganlah kamu lupakan bagianmu dari kenikmatan di dunia dengan tanpa berlebihan. Dan berbuatbaiklah kepada semua orang dengan bersedekah sebagaimana atau disebabkan karena Allah telah berbuat baik kepadamu dengan mengaruniakan nikmat-Nya, dan janganlah kamu berbuat kerusakan dalam bentuk apa pun di bagian mana pun di bumi ini, dengan melampaui batas-batas yang telah ditetapkan oleh Allah. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan dan akan memberikan balasan atas kejahatan tersebut.

Ayat tersebut juga mengisyaratkan salah satu nilai profil pelajar rahmatan lil 'alamin, yaitu berimbang (tawzun), yaitu pemahaman dan pengamalan agama secara seimbang yang meliputi semua aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi. Menurut Robihan (2018) pendidikan anti kekerasan di sekolah melalui internalisasi prinsip Aswaja Annahdliyah; Tawasuth, I'tidal, Tasamuh, dan Tawazun, bisa menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk meminimalisir adanya tindak kekerasan di dunia pendidikan.(Robihan, 2018)

6)Lurus dan tegas (I'tidl), yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya dan melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban secara proporsional.

Ayat tentang i'tidal : QS. Al-Maidah: 8

Artinya:

"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak (kebenaran) karena Allah (dan) saksi-saksi (yang bertindak) dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (Al-Ma'idah/5:8)

Tafsir :

Ayat di atas memberikan tuntunan agar umat Islam berlaku adil, tidak hanya kepada sesama umat Islam, tetapi juga kepada siapa saja walaupun kepada orang-orang yang tidak disukai. Wahai orangorang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan, yakni orang yang selalu dan bersungguh-sungguh menegakkan kebenaran, karena Allah, ketika kalian menjadi saksi maka bersaksilah dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum, yakni kepada orang-orang kafir dan kepada siapa pun, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil terhadap mereka. Berlaku adillah kepada siapa pun, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah dengan mengerjakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya, sungguh, Allah  Mahateliti,  Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan, baik yang kamu lahirkan maupun yang kamu sembunyikan.

Ayat tersebut juga mengisyaratkan salah satu nilai profil pelajar rahmatan lil 'alamin, yaitu lurus dan tegas (i'tidl), yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya dan melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban secara proporsional.
Keadilan merupakan pilar yang sangat penting dalam segala hal, terutama pendidikan.  Dengan  keadilan,  berbagai   persoalan   akan   mudah diatasi. Dengan keadilan semua orang mendapatkan hak dan kewajiban sesuai dengan kemampuannya. Di Indonesia terkadang ada beberapa aspek yang menyebabkan terjadinya ketimpangan dalam pendidikan. Indonesia sebagai masyarakat mayoritas muslim menuntut mereka untuk berpegang teguh pada inti ajaran Islam, yaitu mengikuti Alquran, Hadits, Ijma dan Qiyas.(Mahtum & Heryandi, 2018)

7)Kesetaraan (muswah), yaitu persamaan, tidak diskriminatif kepada yang lain disebabkan perbedaan keyakinan, tradisi dan asal usul seseorang.

Ayat tentang muswah : QS. al-Hujurat ayat 13

Artinya :

"Apabila dikatakan kepada mereka, "Berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman," mereka menjawab, "Apakah kami akan beriman seperti orang- orang yang picik akalnya itu beriman?" Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang picik akalnya, tetapi mereka tidak tahu." (Al-Baqarah/2:13)

Tafsir :

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki- laki dan seorang perempuan, yakni berasal dari keturunan yang sama yaitu Adam dan Hawa. Semua manusia sama saja derajat kemanusiaannya, tidak ada perbedaan antara satu suku dengan suku lainnya. Kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal dan dengan demikian saling membantu satu sama lain, bukan saling mengolok-olok dan saling memusuhi antara satu kelompok dengan lainnya. Allah tidak menyukai orang yang memperlihatkan kesombongan dengan keturunan, kekayaan atau kepangkatan karena sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Karena itu berusahalah untuk meningkatkan ketakwaan agar menjadi orang yang mulia di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu baik yang lahir maupun yang tersembunyi, Mahateliti sehingga tidak satu pun gerak-gerik dan perbuatan manusia yang luput dari ilmu- Nya.
Ayat tersebut juga mengisyaratkan salah satu nilai profil pelajar rahmatan lil 'alamin, yaitu kesetaraan (muswah), yaitu persamaan, tidak diskriminatif kepada yang lain disebabkan perbedaan keyakinan, tradisi dan asal usul seseorang.

Dalam surah al-Hujurat ayat 13 terdapat beberapa nilai pendidikan sosial, antara lain perintah untuk saling mengenal, yaitu dengan menciptakan tali persaudaraan. Dengan sebuah persaudaraan akan mempermudah seseorang untuk saling mengenal, saling memahami, dan saling mengerti. Sehingga dengan persaudaraan tersebut terciptalah kedamaian dalam suatu lingkungan bangsa, masyarakat hingga negara. (Aisah & Albar, 2021)

8)Musyawarah (syra), yaitu setiap persoalan diselesaikan dengan jalan musyawarah dengan prinsip menempatkan kemaslahatan di atas segalanya

Ayat tentang syra : QS. Ali Imran ayat 159

Artinya:

"Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal." (Ali 'Imran/3:159)

Tafsir :

Setelah memberi kaum mukmin tuntunan secara umum, Allah lalu memberi tuntunan secara khusus dengan menyebutkan karuniaNya kepada Nabi Muhammad. Maka berkat rahmat yang besar dari Allah, engkau berlaku lemah lembut terhadap mereka yang melakukan pelanggaran dalam Perang Uhud. Sekiranya engkau bersikap keras, buruk perangai, dan berhati kasar, tidak toleran dan tidak peka terhadap kondisi dan situasi orang lain, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah, hapuslah kesalahan-kesalahan mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, yakni urusan peperangan dan hal-hal duniawi lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, dan kemasyarakatan. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad untuk melaksanakan hasil musyawarah, maka bertawakallah kepada Allah, dan akuilah kelemahan dirimu di hadapan Allah setelah melakukan usaha secara maksimal. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.
Ayat tersebut juga mengisyaratkan salah satu nilai profil pelajar rahmatan lil 'alamin, yaitu muwaanah, yaitu musyawarah (syra), yaitu setiap persoalan diselesaikan dengan jalan musyawarah dengan prinsip menempatkan kemaslahatan di atas segalanya.

Dari segi redaksional QS. Ali Imran ayat 159 ditujukan kepada Nabi Muhammad Saw, agar memusyawarahkan persoalan-persoalan tertentu dengan sahabat atau anggota masyarakatnya. Tetapi, yang akan dijelaskan lebih jauh, ayat ini juga merupakan petunjuk kepada setiap Muslim, khususnya kepada setiap pemimpin/manajer, agar bermusyawarah dalam mengambil suatu keputusan dengan anggotanya atau bawahannya. (Fahriana, 2018)

9)Toleransi (tasmuh), yaitu mengakui dan menghormati perbedaan, baik dalam aspek keagamaan maupun berbagai aspek kehidupan lainnya.

Ayat tentang tasamuh : QS. Al-Hujurat ayat 11:

Artinya:

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok- olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik3 setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim."

Tafsir :

Ayat ini menjelaskan tuntunan agar persaudaraan itu tetap terjaga. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum, yakni kelompok pria, mengolok-olok kaum, yakni kelompok pria yang lain karena boleh jadi mereka yang diperolok-olokkan lebih baik dari mereka yang mengolok- olok, dan jangan pula perempuan-perempuan mengolok-olokkan perempuan lain karena boleh jadi perempuan yang diperolok-olokkan lebih baik dari perempuan yang mengolok-olok. Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dengan ucapan, perbuatan atau isyarat, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang dinilai buruk buruk oleh orang yang kamu panggil itu sehingga menyakiti hatinya. Seburuk- buruk panggilan adalah panggilan yang buruk fasik setelah iman. Yakni seburuh-buruk panggilan kepada orang-orang mukmin adalah bila mereka disebut orang-orang fasik sesudah mereka dahulu disebut sebagai golongan yang yang beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, setelah melakukan kefasikan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim kepada diri sendiri dan karena perbuatannya itu maka Allah menimpakan hukuman atasnya.

Ayat tersebut juga mengisyaratkan salah satu nilai profil pelajar rahmatan lil 'alamin, yaitu toleransi (tasmuh), yaitu mengakui dan menghormati perbedaan, baik dalam aspek keagamaan maupun berbagai aspek kehidupan lainnya.

Dengan adanya sikap saling tasamuh orang tidak akan lagi saling mengejek, saling mengolok-olok, atau bahkan saling mencela. Meskipun setiap orang pada hakikatnya mempunyai perbedaan, baik dari segi sikap, fisik, maupun perbuatan, termasuk di dalamnya adalah pengalaman seseorang. Jika sikap saling tasamuh sudah dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, maka semua perbedaan tersebut tidak berpengaruh lagi, karena rasa saling menghargainya lebih tinggi daripada saling mempermasalahkan berbagai perbedaan. (Aisah & Albar, 2021)

10)Dinamis dan inovatif (tathawwur wa ibtikr), yaitu selalu terbuka untuk melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan zaman serta menciptakan hal baru untuk kemaslahatan dan kemajuan umat manusia.

Ayat tentang tathawwur wa ibtikar : QS. Ar-Ra'd Ayat 11

Artinya:

"Baginya (manusia) ada (malaikat-malaikat) yang menyertainya secara bergiliran dari depan dan belakangnya yang menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka. Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (Ar-Ra'd/13:11)

Tafsir :

Tidak saja mengetahui sesuatu yang tersembunyi di malam hari dan yang tampak di siang hari, Allah, melalui malaikat-Nya, juga mengawasinya dengan cermat dan teliti. Baginya, yakni bagi manusia, ada malaikat- malaikat yang selalu menjaga dan mengawasi-nya secara bergiliran, dari depan dan dari belakangnya. Mereka menjaga dan mengawasi-nya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah Yang Mahakuasa tidak akan mengubah keadaan suatu kaum dari suatu kondisi ke kondisi yang lain, sebelum mereka mengubah keadaan diri menyangkut sikap mental dan pemikiran mereka sendiri. Dan apabila, Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum-dan ini adalah hal yang mustahil bagi Allah-maka tak ada kekuatan apa pun yang dapat menolaknya dan tidak ada yang dapat menjadi pelindung bagi mereka selain Dia.

Ayat tersebut juga mengisyaratkan salah satu nilai profil pelajar rahmatan lil 'alamin, yaitu dinamis dan inovatif (tathawwur wa ibtikr), yaitu selalu terbuka untuk melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan zaman serta menciptakan hal baru untuk kemaslahatan dan kemajuan umat manusia.

Simpulan dalam tulisan ini ditemukan ayat-ayat yang berkaitan dengan 10 nilai profil pelajar pancasila rahmatan lil 'alamin dalam kurikulum merdeka yang saat ini sedang diimplementasikan oleh madrasah melalui KMA Nomor 347 Tahun 2022. Berikut uraiannya : 1) ayat tentang ta'addub: QS. Al-Mujadalah ayat 11; 2) ayat tentang qudwah: Qs. Al-Ahzab ayat 21; 3) Ayat tentang muwathanah: Q.S. At-Taubah ayat 122; 4) ayat tentang tawassuth: QS. al-Baqarah ayat 143; 5) ayat tentang tawazun: Q.S. al-Qashash ayat 77; 6) ayat tentang i'tidal: QS. al-Maidah ayat 8; 7) ayat tentang musawah: QS. al- Hujurat ayat 13; 8) ayat tentang syra : QS. Ali Imran ayat 159; 9) ayat tentang tasmuh: QS. Ar-Hujurat ayat 10; 10) ayat tentang tathawwur wa ibtikar : QS. ar-Ra'd ayat 11.

Sumber:

Aisah, S., & Albar, M. K. (2021). Telaah Nilai-Nilai Pendidikan Sosial Dari QS Al Hujurat: 11-13 Dalam Kajian Tafsir. Arfannur. http://e- journal.iainptk.ac.id/index.php/arfannur/article/view/166

Fahriana, A. S. (2018). Pengambilan Keputusan Secara Musyawarah dalam Manajemen Pendidikan Islam (Kajian Tematik Al-Qur'an dan Hadist). Al-Hayat.

Huda, S. N., & Afrina, F. (2020). Rasulullaah Sebagai Role Model Bagi Pendidik (Kajian Terhadap Al-Qur'an Surah Al-Ahzab Ayat 21). Fitrah: Journal of Islamic Education, 1(1), 72--88. https://doi.org/10.53802/fitrah.v1i1.9

Lubab, J. Al. (2015). NILAI ILMU PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DI TINJAU DARI SURAT AL-MUJADALAH AYAT 11. In Al-Lubab:

Jurnal Penelitian Pendidikan dan .... ejournal.kopertais4.or.id.

http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/allubab/arti cle/view/3479/2613

Mahtum, R., & Heryandi, M. T. (2018). Keadilan Sosial dalam Pendidikan Perspektif Al-Qur'an. Edukais : Jurnal Pemikiran Keislaman. https://doi.org/10.36835/edukais.2018.2.2.92-101

Najamudin, N. (2014). Konsep Pendidikan Uswatuh Hasanah dalam Al- Quran surat Al-Ahzab Ayat 21-22 (Kajian Tafsir Tahlili). Aksioma Ad- Diniyah. https://ejurnal.latansamashiro.ac.id/index.php/JAD/article/view/240

Nihaya, H. (2016). Konsep Pendidikan Islam Dalam Prespektif Al QurTM an Surat at Taubah Ayat 122. Al Ulya: Jurnal Pendidikan Islam. https://ejournal.sunan-giri.ac.id/index.php/al-ulya/article/view/37

Noer, M. A., & Sarumpaet, A. (2017). Konsep Adab Peserta Didik dalam Pembelajaran menurut Az-Zarnuji dan Implikasinya terhadap

Pendidikan karakter di Indonesia. Al-Hikmah: Jurnal Agama Dan Ilmu Pengetahuan. https://doi.org/10.25299/al- hikmah:jaip.2017.vol14(2).1028

Robihan, A. (2018). Anti Kekerasan di Sekolah Melalui Internalisasi Prinsip Aswaja Annahdliyah. Jurnal Al-Qalam: Jurnal Kependidikan.

Samsul, A. R. (2020). Peran Guru Agama Dalam Menanamkan Moderasi

Beragama. Al-Irfan: Journal of Arabic Literature and .... http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/alirfani/article
/view/3715

Wahyuni, D. S. (2020). Urgensi Belajar dalam Perspektif Islam; Kajian Tafsir Qur'an Surat Al-Mujadalah Ayat 11 Skripsi. Palembang: Universitas Muhamadiyah Palembang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun