“Saya hanya ingin agar ibu bisa sembuh. Kata dokter Ibu harus cuci darah rutin. Semoga koin ini bisa membantu!”
“Kita punya Allah, Nak. Allah yang membatu kita!”
Faras mengangguk. Bu Mina meminta Bu Nurjannah istirahat. Juga menasehati Faras untuk mengembalikan kaleng itu.
***
Berita tentang Kaleng yang berisi koin emas itu tersebar ke mana-mana. Bahkan beredar luas di internet. Dari berbagai desas-desus yang beredar di tengah masyarakat. Ternyata Pulau Kaung tempat ditemukan kaleng berisi koin emas itu. Adalah tempat dulu saudagar dari Jepang yang menjajah tanah air mengubur harta mereka. Entah benar atau tidak informasi itu. Faras dan Ibunya memberikan koin emas itu ke lembaga sosial, yang sering mengumpulkan dana untuk membantu kaum dhuafa dan mengirim bantuan ke Palestina dan dunia Islam lainnya. Banyak orang yang ingin mendapatkan koin emas seperti yang diperoleh Faras. Namun tak ada satu koinpun yang ditemukan.
Bu Nurjanah yakin itu adalah koin kiriman dari Allah, untuk keluarganya yang sedang ditimpa kesusahan. Do’a-doa panjang yang sering dilafalkan dikabulkan. Sebuah keajaiban, sejak koin itu diberikan untuk kemanusiaan, Bu Nurjanah dinyatakan terbebas dari keharusan cuci darah rutin. Faras sangat gembira. Ibunya sembuh total. Kios Ibunya juga sudah mulai buka lagi.
Usai ujian semester. Faras mendapat nilai sangat memuaskan. Bu Asri sangat gembira dengan hasil ujian Faras, Wati dan muridnya yang lain. Kebersamaan mereka dipuji oleh Kepala Sekolah. Liburan semester ini akan dimanfaatkan murid bu Asri untuk kegiatan Tadabbur Alam di Pulau Kaung. Semuanya senang sekali.
“Siapa Tahu kita dapat koin emas seperti Faras!!! Seloroh bu Asri. Disambut sorak gembira murid-muridnya.
---TAMAT---
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI