Mohon tunggu...
Lana Ancala
Lana Ancala Mohon Tunggu... Freelancer - Berjalan | Bercerita | Berbagi

Seorang pembual yang gemar menyulap derita menjadi cerita. Tadinya sih mau jadi playboy, tapi ternyata masih kurang ganteng dan tajir.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senyuman yang Kembali

29 Februari 2020   15:33 Diperbarui: 29 Februari 2020   15:38 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Din, ke kantin yuk", "Maaf, aku di kelas saja. Aku bawa bekal", tolakku pada ajaka Hanna saat bel istirahat berbunyi. "Tidak apa-apa, bawa saja bekalmu ke kantin. Mana biar ku ambilka", Tuka Hanna seraya buka tasku.

Aku tak bias mengelak, saat kotak bekal sudah berada ditangan

"Din, ke kantin yuk", "maaf, aku di kelas saja, aku bawa bekal", tolakku pada ajakan Hanna saat bel istirahat berbuny. "Tidak apa-apa, bawa saja bekalmu ke kantin, mana biar ku ambilkan" kata Hanna seraya buka tasku.

Aku tak bisa mengelak, saat kotak bekal sudah berada di tangan Hanna menggandeng tangan ku menuju kantin.

"Mau pesan apa, Din?" Tanya Hanna saat kami tiba di kantin.

"Air putih saja."

"Kenapa cuma air putih?"

"Kan aku sudah bawa bekal?" Aku balik bertanya.

"Senang, ya kenapa cuma air putih? Kenapa bukan es the? atau sirup?"

"Bukankah air putih paling baik untuk kesehatan? Tidak membiasakan diri minujm yang manis-manis, lama-lama bias kena kencing manis".

****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun