Keteladanannya dalam memperjuangkan harkat manusia terlihat jelas dalam pelayanannya kepada mereka yang terpinggirkan, seperti masyarakat miskin yang tinggal di bantaran Kali Code, Yogyakarta.
Di sana, Romo Mangun tidak hanya membangun permukiman fisik yang layak, tetapi juga memulihkan harga diri mereka yang sering diabaikan oleh masyarakat luas.
Dengan memberikan mereka ruang untuk hidup yang layak, ia sekaligus mengangkat martabat mereka sebagai manusia yang memiliki hak untuk hidup dengan bermartabat.
Bagi Romo Mangun, memberikan martabat kepada seseorang berarti memberi mereka kesempatan untuk menjalani kehidupan yang bermakna, di mana mereka tidak dipandang sebagai objek belas kasihan, tetapi sebagai individu yang memiliki potensi dan kemampuan.
Warisan moral Romo Mangun dalam menghargai harkat dan martabat manusia menjadi teladan bagi kita semua di zaman sekarang.
Ia mengajarkan bahwa memperjuangkan martabat seseorang bukanlah tindakan yang mewah atau terbatas pada kelompok elit, tetapi sebuah kewajiban dasar yang harus diwujudkan oleh setiap individu, terutama dalam kehidupan bersama.
Pemikirannya tetap relevan di tengah dunia yang sering kali terpolarisasi oleh perbedaan, di mana manusia kadang-kadang kehilangan kemanusiaannya dalam mengejar ambisi material.
Romo Mangun memberikan kita contoh bahwa kemanusiaan harus selalu diutamakan, dan bahwa setiap tindakan yang kita lakukan harus berlandaskan pada penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia.
Kelima, Perjuangan Melawan Ketidakadilan
Romo Mangun adalah seorang penentang keras segala bentuk ketidakadilan. Dia berjuang untuk hak-hak masyarakat yang tertindas dan selalu berusaha untuk membela mereka yang tidak bisa membela diri sendiri. Kehadirannya di Kali Code, Kedung Ombo dan Grigak mengafirmasi keberpihakannya untuk melawan ketidakadilan.
Romo Mangunwijaya adalah sosok yang dikenal gigih melawan segala bentuk ketidakadilan, dan ia menjadikan perjuangan ini sebagai inti dari seluruh pengabdiannya.