"Entahlah."
"Kita harus menemukannya, hidup maupun mati."
Suara para anggota saling bersahutan mencari keberadaan dan nasib pria jatuh tersebut. Mereka terus berusaha mencari di mana keberadaannya.
Tubuh pemuda itu terselimuti oleh semak-semak menjadi situasi sulit menemukannya di tambah lagi keadaan malam hari makin mempersulit penemuan dari sebuah pencarian.
Di dalam keadaan tak berdaya tetapi masih bernyawa pemuda itu masih bisa memegang benda-benda di sekitarnya dan sisa tenaganya dia berusaha berteriak dengan maksud memberikan tanda keberadaan dirinya kepada anggota yang mencarinya.
"Aku di sini, aku di sini! Kalian dengar suaraku? Ini aku sambil menggerak-gerakkan pohon rumput apa pun yang ada sekelilingku," Jeritan permintaan tolong dari dirinya.
"Ke pinggir sungai, ke pinggir sungai! Aku di semak-semak! Perhatikan asal suaraku, perhatikan di mana ada pergerakan benda-benda di sekitarku," Dia mencoba memberi tahu letak kepada anggota tentang posisinya.
"AAARRRGGGHHH!!!"
Pemuda itu menjerit sekuat tenaganya untuk ke berapa kalinya untuk memberitahukan keberadaannya. Tak lama setelah itu, terdengar dari kejauhan suara langkah laki dan seruan para anggota pencari madu. Sinar obor terlihat menyala-nyala pada gelapnya malam.
Salah satu anggota pencarian jatuh tersungkur di hadapan sayuran pakis. Saat dia kembali berdiri. Tanpa disengaja dia menemukan tubuh pemuda tergeletak yang dalam keadaan tragis. Wajahnya memar disertai darah, Betis kirinya bengkok ke kiri. Begitu juga dengan tangan kanannya ikut terlipat. Dan lebih parahnya lagi, tulang iga kanannya berjumlah 4 tulang juga ikut patah dan keluar dari dadanya.
Tidak menyangka apa yang lihatnya anggota pencari ini secara spontan berteriak memberikan tanda kepada anggota lainnya untuk segera mendatangi mereka. "Hei, hei cepat ke sini! Aku sudah menemukannya. Lihat oborku ini dekat pinggir sungai, ini aku di sini bersamanya, Cepatlah, cepatlah!".