Menetapkan kebijakan dan peraturan keselamatan kerja serta mendisiplinkan. Mendukung perlunya perilaku kerja yang aman dan memberikan  umpan balik mengenai praktik keselamatan di tempat kerja  juga  penting untuk meningkatkan keselamatan pekerja.
c. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Pelatihan kesehatan dan keselamatan  kerja dapat menurunkan risiko terjadinya  kecelakaan kerja. Semakin banyak karyawan mengetahui tentang kesehatan dan keselamatan kerja, maka semakin rendah pula risiko terjadinya kecelakaan kerja. Sebaliknya, semakin rendah pengetahuan pekerja mengenai kesehatan  dan keselamatan kerja maka semakin tinggi pula risiko terjadinya kecelakaan kerja.
Oleh karena itu, semua pihak, baik pekerja, perusahaan, maupun pemerintah, perlu berperan aktif dalam menerapkan K3 di lingkungan kerja. Dengan penerapan K3 yang baik, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan nyaman bagi semua orang.
Upaya Pencegahan Incident dan Accident di lingkungan kerja. Selain menerapkan K3, ada beberapa upaya lain yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya incident dan accident di lingkungan kerja, antara lain:
1. Identifikasi bahaya dan risiko.
Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk mencegah incident dan accident di lingkungan kerja adalah mengidentifikasi bahaya dan risiko yang ada di tempat kerja. Bahaya adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan risiko, sedangkan risiko adalah kemungkinan terjadinya kerugian.
Identifikasi bahaya dan risiko dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:
Observasi langsung.
Wawancara dengan pekerja.
Analisis dokumen.