Mohon tunggu...
Alfi Rahmadi
Alfi Rahmadi Mohon Tunggu... -

Peneliti, Jurnalis, Praktisi Publik Relasi, Forensik Komunikasi. \r\n\r\nWartawan Majalah Forum Keadilan (2004-2009), dengan karir terakhir sebagai redaktur. Majalah Gontor (2002-2004). \r\n\r\nSebagai jembatan komunikasi, dapat dihubungi melalui saluran +82112964801 (mobile); +81806243609 (WhatsApp); Email: alfirahmadi09@gmail.com | alfirahmadi17@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sang Pengawal Lumbung Pangan

23 September 2014   12:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:51 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengembangan spin-off industry ini jugalah yang merangsang pengembangan agrobisnis pangan berbasis pedesaan. Memberdayakan petani sebagai mitra (plasma) dalam suatu managemen atau usaha menjadi titik tekan. Misalnya berupa perkebunan pangan (food estate).

BUMD, Koperasi dan badan usaha lainnya, lanjut Prof.Tualar, berperan sebagai inti dengan fokus kegiatannya adalah industri pangan seperti tepung, pakan ternak, dan sebagainya. Termasuk memberikan bimbingan teknis pada mitranya.

Dalam hubungan inti-plasma, ia menarik garis demarkasi tegas. Yakni penguasaan lahan ada di pihak petani; bukan pihak pengusaha. Model spin-off industry inilah yang mendorong Kemenristek RI menciptakan dan menyempurnakan pelaksanaan Kampung Inovasi Masyarakat (Kimas). "Ini ihtiyar kita memaksa petani menjadi kaya," imbuh peraih Penghargaan Satyalancana Karya Satya 20 Tahun dari Presiden RI, 2007 ini.

[caption id="attachment_343880" align="alignright" width="135" caption="Prof.Tualar Simarmata mengunjungi Vietnam dalam rangka penerapan IPAT-BO di negeri itu"]

14114275671674233519
14114275671674233519
[/caption]

Pada kelompok Government, nyaris tidak ada agenda dan program strategis tanpa dukungan politik dari elit negara. Membaca keberhasilan IPAT-BO 2007-2013, JPPON menilai IPAT-BO sudah saatnya didorong untuk diterapkan secara massal-nasional.

Prof. Tualar Simarmata sendiri mengakui, pihaknya sejauh ini sudah menjalin kerjasama dengan sejumlah negara ASEAN dalam penerapan teknologi IPAT-BO ini. Antara lain dengan negara importir beras kita: Vietnam!*** [ALFI RAHMADI]

BIO DATA

Nama: Prof. Dr. Tualar Simarmata, Ir. MS
Tempat dan Tanggal lahir: Janji Maria/Samosir, 8 Agustus 1958
Jabatan Fungsional Akademik: Guru Besar Fakultas Pertanian UNPAD
Pangkat/Golongan: Pembina Utama Madya/IVD

Pendidikan
 S1 Ilmu Tanah Universitas Padjajaran (1982)
 S2 Ilmu Tanah Universitas Padjajaran (1986)
 S3 Ilmu Biologi Tanah & Lingkungan Universitas Justus Liebig-Jerman (1993)
Perolehan HAKI (Paten)
 Larutan Multinutrisi dan Penyubur Ranah (Registrasi POO201100449), 2012
 Larutan Pembenah Kemasaman Tanah atau Pembenah Kemasaman Tanah Berbentuk Cair (Registrasi POO201000483), 2012
 Konsorsium Pupuk Bio (Biofertilizers) Ekosistem Lahan Sawah (No ID POO32489), 2012
 Konsorsium Inokulan Mikroba Perombak (Dekomposer) Jerami Padi (No. ID POO323396), 2012
Penghargaan
 Tokoh Inovator Pangan (106 Inovasi Indonesia Paling Prospektif 2014) dari Business Innovation Center (BIC) & Kementerian Riset dan Teknologi RI, 2014
 Satya Karya Bakti Kelas I dari Rektor Unpad, 2011
 Satyalancana Karya Satya 20 Tahun dari Presiden RI, 2007
 Satya Karya Bakti Kelas II dari Rektor Unpad, 2003

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun