Mohon tunggu...
Alfin Ardianto
Alfin Ardianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bilik Kamar Mandi

12 Juni 2024   21:53 Diperbarui: 12 Juni 2024   22:00 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    "kamu nyampe kan nak ?"

     "iya bu" angga bisa memutarnya, karena dia memang memiliki badan yangg tinggi, saat anggap sudah selesai mengambil lampu itu, ruangan itu sekatika gelap.

    "eeee...bu, boleh minta lampu barunya?". Tidak ada jawaban dari ibu itu.

    Suasana hening seketika, angga mulai panik, rasa takut menyebar keseluruh tubuhnya, masih di atas bangku itu, dia kembali  meminta lampu baru pada ibu itu.

    "bu lampu barunya mana ya?". Hingga sampai yang ketiga kalinya angga meminta lampu itu dia tetap tidak mendengar jawaban apapun. Tiba-tiba ada suara pintu yang dibuka dan ditutup berkali-kali, suaru rintikan kecil air dari bak mandi dan bau amis yang mendadak muncul menyeruak.

    "bau apa nih" ucap angga mengeluh, sebagai anak yang bersikap skeptis pada hal seperti itu, angga kembali memasang lampu yang baru ia lepas itu, dilihatnya disekitar, tidak ada siapa-siapa disana, hanya dia didalam kamar mandi perempuan dan lampu yang berkedip serta bau amis yang semakin menyengat.

    "aku harus keluar".

    "naakk mau kemana nak?, ibu mau tanya sebentar". Angga gemetar, jantungnya berpacu begitu cepat, ada suara yang dia dengar namun tak menemukan sumbernya, angga hanya membeku lalu dilihatnya dia dari bilik paling belakang ada sesosok berambut panjang mengintip dari pintu yang dibuka setengah. Wajahnya menggelap penuh darah, rambutnya terurai urakan, kini rasa takut mengusai angga.

    Sosok wanita itu keluar perlahan dari bilik itu sembari merangkak menuju angga, matanya merah, ada pisau yang menancap diperutnya dan perlahan tangan sosok wanita itu meraih kaki angga, merambat kepurut hingga punggung lalu berbisik, dengan suara ringkih.

"toolong saya, saya terjebak disini".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun