"kamu nyampe kan nak ?"
   "iya bu" angga bisa memutarnya, karena dia memang memiliki badan yangg tinggi, saat anggap sudah selesai mengambil lampu itu, ruangan itu sekatika gelap.
  "eeee...bu, boleh minta lampu barunya?". Tidak ada jawaban dari ibu itu.
  Suasana hening seketika, angga mulai panik, rasa takut menyebar keseluruh tubuhnya, masih di atas bangku itu, dia kembali  meminta lampu baru pada ibu itu.
  "bu lampu barunya mana ya?". Hingga sampai yang ketiga kalinya angga meminta lampu itu dia tetap tidak mendengar jawaban apapun. Tiba-tiba ada suara pintu yang dibuka dan ditutup berkali-kali, suaru rintikan kecil air dari bak mandi dan bau amis yang mendadak muncul menyeruak.
  "bau apa nih" ucap angga mengeluh, sebagai anak yang bersikap skeptis pada hal seperti itu, angga kembali memasang lampu yang baru ia lepas itu, dilihatnya disekitar, tidak ada siapa-siapa disana, hanya dia didalam kamar mandi perempuan dan lampu yang berkedip serta bau amis yang semakin menyengat.
  "aku harus keluar".
  "naakk mau kemana nak?, ibu mau tanya sebentar". Angga gemetar, jantungnya berpacu begitu cepat, ada suara yang dia dengar namun tak menemukan sumbernya, angga hanya membeku lalu dilihatnya dia dari bilik paling belakang ada sesosok berambut panjang mengintip dari pintu yang dibuka setengah. Wajahnya menggelap penuh darah, rambutnya terurai urakan, kini rasa takut mengusai angga.
  Sosok wanita itu keluar perlahan dari bilik itu sembari merangkak menuju angga, matanya merah, ada pisau yang menancap diperutnya dan perlahan tangan sosok wanita itu meraih kaki angga, merambat kepurut hingga punggung lalu berbisik, dengan suara ringkih.
"toolong saya, saya terjebak disini".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H