Hari pertama perjusami berjalan lancar, pada saat para murid diminta untuk tidur tepat waktu justru sonya, firhan dan angga menyempatkan untuk mengobrol mengenai keberadaan makam yang ada belakang sekolah mereka, dengan sikap tidak percaya angga menantang sonya dan firhan untuk melihat langsung keberaan makam itu.
  "dari pada kita terus-terusan penasaran, mending kita liat langsung aja, gimana berani gak?" ajak angga pada sonya dan Firhan.
   "jangan macem-macem ah" jawab Firhan sembari menabok pundak angga
   "iya ih takut, lagi pula dibelakang sekolah kita itu ada gerbang besi, tinggi pula" sonya mencoba untuk menggagalkan niatan angga.
   "kita bisa liat dari jendela kamar mandi, kan itu langsung menghadap ke halaman belakang" angga kembali membujuk, namun sepertinya usaha dia gagal sonya dan firhan tidak mau mengikuti ajakan angga.
   Pukul tiga pagi, Angga terbangun dari tidurnya karena ingin buang air kecil lalu dia keluar tenda dan meminta ijin kesalah satu panitia.
   "kak, ijin mau ke Toilet"
  "mau ditemenin gak"
   "gak usah kak, gak apa-apa"
  "ya sudah". Angga langsung berjalan menuju toilet sekolah yang letaknya cukup jauh dari tenda, saat dia selesai dengan urusannya dia teringat akan cerita makam itu, dia tenggelam dengan rasa penasaran dan ketidakpercayaannya, dibukalah hordeng jendela yang terletak di ujung lorong antara tembok dan pintu toilet.
   "ah gak ada apa-apa, Cuma ada pohon sama semak-semak doang" ucap angga bergumam, lantas angga berjalan kembali menuju tenda.