Di ujung pintu keluar toilet tiba-tiba ada yang menanyainya
  "sedang apa kamu tadi?"
  "enggak bu, saya habis buang air kecil"
  "yasudah sebaiknya kamu kembali ke tendamu"
  Angga kembali ketenda dan melanjutkan tidurnya. Hari sudah siang, acara demi acara telah dilaksanakan, hingga jadwal malam api unggun semua merasa gembira pada saat itu, namun angga seperti menjadi sosok yang berbeda ketimbang yang lainnya dia yang paling tidak percaya akan cerita horor itu, tapi kini justru dia yang paling penasaran.
  Pukul dua pagi, semua peserta perjusami dibangunkan secara terburu-buru, mereka sudah menyadari bahwa ini adalah agenda renungan malam atau jurit malam, ajang "penyiksaan" senior pada junior.
  Semua disuruh untuk berbaris sesuai dengan kelompoknya masing-masing, mereka akan diminta berjalan menuju suatu tempat, setiap kelompok akan ditemani satu mentor yang akan memimpin jalan mereka didepan, kelompok angga, sonya dan firhan menjadi kelompok paling terakhir berjalan, dan angga menjadi orang paling terakhir dibarisan itu.
  Tibalah kelompok ini berjalan, mereka menyusuri jalan samping sekolah, saat perjalanan cukup jauh, angga bertanya pada mentor didepan.
  "kak maaf, lampu senter saya tertinggal di tenda"
  " ya ampun gimana sih, yasudah kamu cepat ambil, di gerbang masih ada panitia yang lain"
  "mau ditemenin gak?" ucap Firhan