"Alina anakku, tetaplah Bahagia, jangan pernah berhenti, hidup hanya dihentikan oleh Takdir Tuhan dan saat hidup buatlah dirimu selalu Bahagia ya nak. Alina adalah  nama paling ceria yang pernah kudengar"
"Ayahhhhhhh!!!! Awas ada bis di depan Ayahhhhhhhhhh.... Ayaahhhhh!!!!!!!!!!"
"Kamu harus bahagia nak" lamun sang ayah yang setelah itu disusul kesadarannya.
Saat itu Ayah Alina sudah tidak bisa mengelak dari bis tersebut dan terjadilah kecelakaan hebat kala itu. Sebab Sepeda Supranya langsung bertatapan dengan bis dan bisnya saat itu melaju kencang sebab itu bis patas arah ke Surabaya. Hari itu sangat mengenaskan.
Akhirnya mereka berdua, Supra X 100 warisan kakek Alina dan sepeda baru Alina tidak terselamatkan. Kala itu sang ayah meninggal dengan tubuh yang bertebaran, wajahnya tetap tersenyum dan Alina sudah tidak berbentuk lagi. Supra X 100 peninggalan kakek Alina tinggal kerangkanya dan sepeda baru  Alina sudah penyok semua.
Rumahnya hari ini sudah tidak ada penghuninya, sebab di hari itulah Ibu Alina meninggalkan mereka berdua selamanya dan berpaling dengan kepala desa yang sudah beristri dua. Rumah itu ditinggalkan sebab mereka adalah pendatang dari desa dan keluarga besarnya tidak tahu bahwa Mansur dan anaknya sudah tiada selamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H