Mohon tunggu...
Alfian Alghifari
Alfian Alghifari Mohon Tunggu... Jurnalis - Environment/Volunter/Pemuda Desa

Perkenalkan Nama saya Alfian Alghifari, bisa dipanggil ian, asal Sulawesi Barat, Polewali Mandar. Saya suka nulis, editing video, ikut kegiatan Volunter atau pengabdian masyarakat, serta suka mendakwahkan Islam Washatia kepada masyarakat yang butuh pencerahan seputar keislaman.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjuangan Bakya, Pemuda Cendekia yang Jatuh Cinta!

11 Juli 2022   06:38 Diperbarui: 11 Juli 2022   06:41 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah hampir setahun Bakya mengamati wanita yang ia idam-idamkan. Sejak kali pertama Bakya melihat wanita tersebut, hatinya bergetar seolah disengat listrik.

Bakya adalah mahasiswa pemalas yang banyak memiliki nilai error dalam setiap mata kuliahnya.

Memang Bakya memiliki banyak nilai error, tapi ia mampu beretorika dengan sangat baik. Ia terlihat pintar, padahal sebenarnya tidak.

Penyebab Bakya memiliki banyak nilai error adalah karena ia melawan norma kehidupan yang berlaku. Ia hidup seperti kelelawar. Tidur di siang hari dan bangun di malam hari.

Setiap kali perkuliahan dilaksanakan, bakya selalu mendominasi forum diskusi. Tapi sayang, Variabel yang digunakan dosen memberi nilai kepada mahasiswa bukan hanya dilihat dari seberapa aktif mahasiswa di dalam forum. Tetapi juga kerajinan, sikap, UAS,  FINAL tes, dan faktor seberapa dekat anda dengan dosen.

Tapi bakya tidak mempermasalahkan jika nilainya error. Bakya sudah tamat kajian Distorsi (Perubahan makna).Sekarang yang ada di kepala Bakya hanya tentang cara mendapatkan wanita yang ia idam idamkan

........................................................................................

Waktu setahun mengamati sudah cukup mengumpulkan niat Bakya untuk mengungkapkan rasa kepada wanita pujaannya.

Wanita itu bernama Putri. Wanita pendiam, putih, manis,  baik, dan seperti magnet yang memikat hati Bakya. Putri seangkatan dengan Bakya, hanya saja prodinya yang berbeda.

Suatu siang di kampus mereka berdua, Bakya memberanikan diri mengungkapkan rasa kepada Putri. Matahari panas menjadi saksi, di bawah pohon camara, disaksikan angin dan kerikil tajam.

"Putri...???sudah dari setahun lalu saya menganalisa bahasa tubuhmu yang good, indah, dan paripurna". Bakya kepada Putri Beretorika.

"Hmm...apa maumu? To the point aja" Ucap putri. Rupanya putri tidak suka dengan kata kata indah. Pendekatan Bakya tak berjalan sempurnah.

"Sebenarnya saya suka sama Kepribadianmu" Jawab Bakya.

Bakya menyukai putri karena Putri sulit untuk diluluhkan hatinya.  Dengan mendekati putri, Adrenalin Bakya teruji.

"Sorry...!! kamu suka sama saya, tetapi saya TIDAK!!". Putri menolak Bakya. Bakya terdiam tanpa suara.

Setelah penolakan itu terjadi, Bakya tidak menyerah. Dia terus berusaha dan berupaya untuk meluluhkan hati putri yang kerasnya menyerupai batu. Keahlian retorika Bakya tak mempan terhadap putri.

Sejenak Bakya merenung atas penolakan putri.  Ia akhirnya menyadari bahwa pengamatan selama setahun yang dilakukannya  tidaklah cukup.  

Ia mencari cara agar keputusan putri yang menolak  dirinya bisa berubah. 

 

Bakya akhirnya memutuskan untuk membeli buku tentang kepribadian wanita. Ia belajar dengan tekun dan sesekali ia berkonsultasi ke pakar yang tidak lain adalah dosennya sendiri.

3 bulan lamanya bakya belajar dengan tekun. Hal tersebut ia lakukan agar Putri bisa luluh di hadapannya.

Tapi sayang Expektasi tak sesuai Realita. Lagi lagi Putri menolak bakya.

Selama kurang lebih 24 bulan berjalan, total penolakan yang diterima Bakya atas Putri sebanyak sembilan kali.

Putri keras, tetapi Bakya lebih keras lagi. Penolakan sembilan kali tidak membuat Bakya menyerah. Ia terus berusaha. Sesekali ia teringat dengan kisah Thomas Edison sang penemu lampu pijar yang gagal sebanyak 1.000 kali. Jika dibandingkan, kegagalan Bakya tidaklah seberapa.

..................................................

Suatu subuh, tepat saat Bakya masih setengah sadar, seperti Ilham yang datang begitu saja, tiba tiba Putri menelfon Bakya. Ia mengajak Bakya ketemuan.

"Nanti ketemuan, aku mau ngomong sesuatu sama kamu. Aku tunggu dilokasi saat dulu kamu nembak aku". Ucap putri saat menelfon.

"TTtttt...uuuu...nn..ggu...tapi untuk apa?" jawab Bakya kaget dalam setengah sadarnya.

Percuma ia bertanya, putri tak memberi jawaban. Telfonan mereka terputus.

..............................................................

Sesegera mungkin Bakya bangun dari tidurnya. Bergegas mandi, menggunakan wangi wangi, dan rapi. Penampilan Bakya hari itu adalah yang paling maksimal.

"Halo Putri...saya sudah berada di lokasi yang sudah kamu tentukan saat nelfon tadi pagi" Bakya menelfon Putri.

"Maaf Bakya....Hari ini kita tak jadi ketemu, aku ada urusan dengan teman temanku." Putri membalas dengan santainya.

Telfon mereka putus. Bakya merenung. Lututnya menyentuh krikil jalan. Jiwanya seketika kosong.

Bakya kecewa, tapi mau bagaimana lagi, kehendak putri tidak bisa dipaksakan. Usahanya meminjam pakaian dari temannya sia sia. Parfum yang ia peroleh dari beretorika tak berguna, langkah kakinya ke kampus disertai keringat yang menetes di pipinya tak membuahkan hasil. Bakya sedih.

Tapi Bakya tak bosan bosannya Positif Think untuk putri. Lagi lagi ini berkat kajian Distorsi.

 

Disaat Bakya berselimut sedih, tiba tiba terdengan suara dari luar pintu kosnya.

"Tok...tok...tok" ketukan pintu.

Bakya segera memasang wajah tegar. Seolah saat itu ia sedang baik baik saja.

"Assalamualaikum....Bakya...oh....Bakya" suara seseorang memanggil dengan nada penggilan Upin Ipin kepada Atok nya.

 

"iii..iii...iya...tunggu" Bakya menjawab sambil latah. Bakya membuka pintu. Iya kaget, ternyata sosok yang ada dibalik pintu tersebut tidak lain adalah sahabat lamanya, Alfar.

"Yo...Whatsaap Boy" Alfar menyapa.

"Bila kupandang wajah lesuh tak semangat ini..., rupa rupanya sahabatku ini sakit hati..., aku tebak ini pasti gara gara Putri..., aku sarankan.. kau berpindah.. ke lain hati.. DANGDUT.. ". Alfar menyanyi sambil mengganti lirik lagu Kopi Dangdut dengan kalimat lain untuk menyenangkan hati Bakya.

"Hahahaahaha" Bakya tertawa terbahak bahak. Suasana hatinya tiba-tiba berubah 360 derajat. Air mata bahagia membasahi pipinya.

"Far...far..., kau ini tak berubah sama sekali. Dasar anak Wibu". Ledekan Bakya pada Alfar.

"Tak apa apa Wibu, asal bisa menghilangkan kesedihan orang"  Alfar nge-Thug life. Bakya SKAK tak bisa berkata kata. Ia Cuma tertawa kemudian mempersilahkan Alfar masuk ke dalam kos sederhananya.

Tanpa Bakya menjelaskan kondisinya, Alfar langsung bisa menebak. Karena memang mereka se-jiwa. Mereka sudah kelewat paham satu sama lain.

Kehadiran Alfar seolah menjadi energi bagi Bakya saat pertemuan itu.

 

"Ngomong ngomong kau ini menyibukkan diri kemana? Sudah lama kita tak bersua. Kenapa baru hari ini kau mengunjungi markas indah sederhanaku?" Bakya bertanya penasaran.

"Akhir akhir ini aku sering main ke rumah Pak HOMO".

"huh...maksudmu pak Hopuruddin Syukri  Utoomo?"

"iya"

"Petinggi kampus kharismatik dan berwibawah itu kan?"

"Iya"

"Yang punya anak berprestasi, cantik, manis bernama Izzah itu kan?"

"Iya..iya...dan iya.."

"Astaga Far...kerasukan apa bapak HOMO. Sampai sampai dia mengajak anak Wibu macam kau ini datang ke rumahnya"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun